metodelogi penelitia
1.
PENGERTIAN,CAKUPAN
MATERI KULIAH, TUJUAN DAN KEGUNAAN METODOLOGI PENELITIAN
A. PENDAHULUAN
Bab
ini membahas tentang penelitian secara umum, yang diawali dengan suatu tinjauan
mengapa perlu mempelajari penelitian, apa manfaat penelitian bagi manajer
perusahaan dan apa manfaatnya bagi mahasiswa, dan kemudian dilanjutkan dengan
definisi penelitian. Definisi ini perlu diketahui untuk memperoleh pemahaman
penelitian dengan baik, sehingga dapat dipahami arti dan manfaat dari suatu
penelitian.
Pembahasan dilanjutkan dengan memberikan suatu pengertian,
serta beberapa karakteristik dari metode ilmiah. Metode ilmiah perlu diketahui
karena ini merupakan prosedur atau cara-cara tertentu yang digunakan untuk
memperoleh pengetahuan yang disebut dengan ilmu/pengetahuan ilmiah. Beberapa
peneliti mempunyai pendapat bahwa suatu penelitian itu harus dilakukan secara
ilmiah. Untuk itu perlu diketahui beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar
suatu penelitian dikatakan suatu penelitian ilmiah. Selanjutnya pembahasan
membicarakan beberapa tujuan yang akan dicapai dalam melakukan penelitian, dan
pada akhir bab ini dibahas masalah paradigma penelitian. Paradigma penelitian
merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti
terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau
teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu
masalah, serta
kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah
penelitian.
B. DEFINISI PENELITIAN
Mengapa Perlu Mempelajari
Penelitian? Metode penelitian:
1.memberikan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
.C. PENELITIAN:
DEFINISI, METODE, TUJUAN, DAN PARADIGMA
Mengatasi masalah serta menghadapi
tantangan lingkungan di mana pengambilan keputusan harus dilakukan dengan
cepat. Keputusan yang diambil akan bersifat lebih ilmiah jika dilakukan mlalui
proses penelitian.
Ada dua faktor yang mendorong
perhatian dalam pengambilan keputusan yang ilmiah:
1). kebutuhan manajer akan
informasi yang lebih banyak dan lebih baik,
2). tersedianya teknik dan peralatan yang lebih baik untuk
memenuhi kebutuhan itu. Manajer masa
depan dituntut untuk mengetahui lebih banyak hal dibandingkan manajer masa
lalu. Untuk ini, penelitian akan memberikan kontribusi yang cukup besar.
Penelitian bisnis merupakan satu diantara alat manajerial yang penting dalam
proses pengambilan keputusan. Akhir-akhir ini, penelitian bisnis menjadi
fondasi untuk meningkatkan laba perusahaan juga mendorong perusahaan tetap
bertahan dalam menjalankan usahanya. Penelitian bisnis dapat mendukung
efektifitas manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Penelitian bisnis ini
bermanfaat untuk mengurangi ketidakpastian dengan menyediakan informasi yang
akurat untuk memperbaiki proses pembuatan keputusan itu. Para manajer merasa bahwa pengetahuan tentang
metode-metode penelitian akan berguna dalam banyak hal. Bagi mahasiswa saat ini
pentingnya mempelajari penelitian bukan hanya sebagai dasar untuk penulisan
skripsi atau tesis saja, akan tetapi juga untuk pelatihan dalam metode ilmiah
serta penerapannya dalam pengambilan keputusan. Dengan kata lain, mempelajari
dan melakukan penelitian pada saat kuliah merupakan suatu pelatihan bagi
mahasiswa tersebut dalam mengambil keputusan.
Ada beberapa alasan yang dapat
dikemukakan mengapa seorang perlu memiliki keterampilan dalam bidang penelitian
(Cooper & Emory, 1995), di antaranya adalah:
a.
Seorang manajer sering memerlukan lebih banyak informasi sebelum mengambil
keputusan tertentu. Jika manajer tersebut memiliki keterbatasan kemampuan dan
juga tidak mempunyai bawahan yang memiliki kemampuan untuk mencari informasi
tersebut, maka manajer tersebut harus mencari sendiri dengan keterampilan yang
terbatas atau tidak mencari informasi itu.
b.
Jika Anda sebagai karyawan baru, diminta oleh atasan Anda untuk melakukan suatu
penelitian, hal ini merupakan kesempatan bagi Anda untuk menunjukkan kesan baik
kepada atasan Anda
c.
Jika Anda memiliki keterampilan penelitian, maka Anda dapat menilai proposal
yang diajukan oleh konsultan yang akan melakukan penelitian untuk perusahaan
yang Anda pimpin. Anda juga dapat menilai dari desain penelitian yang dipakai
apakah hasil penelitiannya akan bermanfaat atau tidak, apakah tujuan penelitian
akan tercapai atau tidak. Penelitian akan menawarkan kesempatan-kesempatan
menarik khususnya dalam analisis keuangan, penelitian pemasaran, dan penelitian
operasional. Oleh karena itu, sebelum memahami pentingnya suatu penelitian,
maka perlu dipahami pengertian dari penelitian itu. Jika Anda memiliki
keterampilan dalam penelitian, maka Anda akan mendapat posisi sebagai ahli
dalam penelitian di suatu perusahaan. Penelitian akan menawarkan kesempatan-kesempatan
menarik khususnya dalam analisis keuangan, penelitian pemasaran, dan penelitian
operasional. Oleh karena itu, sebelum memahami pentingnya suatu penelitian,
maka perlu dipahami pengertian dari penelitian itu.
Ada beberapa definisi penelitian
yang telah dikemukan oleh beberapa ahli, antara lain:
Penelitian
adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu
proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antarfenomena (Kerlinger, 1986:
17-18). Penelitian merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu
berupa fakta-fakta atau fenomena alam. Perhatian atau pengamatan awal terhadap
fakta atau fenomena merupakan awal dari kegiatan 1999: 16). Penelitian pada
dasarnya merupakan penelitian yang sistematis dengan tujuan untuk memperoleh
penelitian yang menimbulkan suatu pertanyaan atau masalah (Indriantoro &
Supomo, pengetahuan yang bemanfaat untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari (Indriantoro & Supomo, 1999: 16).
Pengertian atau definisi penelitian bisnis secara khusus
juga . Mereka mengatakan bahwa penelitian bisnis adalah suatu proses sistematis
dan obyektif yang meliputi pengumpulan, analisis data untuk membantu
pengambilan keputusan bisnis (Zikmund, 2000: 5). Suatu penelitian sistematis
yang memberikan informasi untuk menuntun keputusan bisnis (Cooper & Emory,
1995: 11).
D.PENELITIAN:
DEFINISI, METODE, TUJUAN, DAN PARADIGMA
Suatu upaya sistematis dan
terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah yang muncul dan dunia kerja yang
memerlukan solusi (Sekaran, 2000: 3). Suatu investigasi yang sistematis,
terkontrol, empiris, dan kritis mengenai suatu fenomena yang menjadi perhatian
pengambilan keputusan manajerial (Davis & Cosenza, 1993: 9). Berdasarkan beberapa
definisi penelitian yang diungkapkan sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa
penelitian bisnis merupakan suatu proses pengumpulan, pencatatan, dan analisis
data yang sistematis untuk pengambilan kesimpulan yang objektif dalam rangka
membantu dalam pembuatan keputusan-keputusan bisnis. Perhatian utama dalam
penelitian bisnis adalah proses perubahan pembuatan keputusan yang selama ini
dilakukan berdasarkan intuisi menjadi pengambilan keputusan yang berdasarkan
pada proses investigasi yang dilakukan secara sistematis dan objektif.
2. METODE ILMIAH
Definisi-definisi penelitian yang
diungkapkan di atas menuJukkan penelitian yang menggunakan metode ilmiah
(scientific method). Secara umum penelitian itu dapat dilakukan dengan metode
ilmiah dan metode naturalis (naturalistic approach). Penelitian yang
menggunakan metode naturalis sejalan dengan grounded theory atau metode ini
sering juga disebut pendekatan kualitatif. Pembahasan mengenai perbedaan kedua
pendekatan ini akan dibahas lebih lanjut dalam sub-bab paradigma penelitian.
Metode ilmiah merupakan prosedur
atau cara-cara tertentu yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang
disebut dengan ilmu/pengetahuan ilmiah (Senn,1971:4-6). Epistemoligi (filsafat
pengetahuan) merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan dalam kajian
filsafat. Dengan demikian, metode ilmiah merupakan epistemologi ilmu yang
mengkaji sumber-sumber untuk memperoleh kajian yang benar.Penelitian ilmiah
berfokus pada metode yang kokoh untuk mengidentifikasi permasalahan,
mengumpulkan data, menganalisis data dan
menarik
kesimpulan yang valid. Penelitian ilmiah bersifat lebih obyektif
A.METODOLOGI PENELITIAN
karena tidak berdasarkan pada
perasaan, pengalaman dan intuisi peneliti semata yang bersifat subyektif.
Penelitian ilmiah melibatkan theory
construction dan theory verification.
Kontruksi teori merupakan suatu proses untuk membentuk struktur dan kerangka
teori yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu hipotesis yang relevan
dengan struktur teorinya. Selanjutnya dengan menggunakan fakta, maka hipotesis
tersebut diuji secara empiris.
Meskipun tidak ada konsensus
tentang urutan dalam metode ilmiah, metode ilmiah umumnya memiliki beberapa
karakteristik umum sebagai berikut (Davis & Cosenza, 1993: 37; Sekaran,
1992, 2003): Kritis dan analitis: mendorong suatu kepastian dan proses
penelitian
untuk
mengidentifikasi masalah dan metode untuk mendapatkan solusinya. Logis: merujuk
pada metode dari argumentasi ilmiah. Kesimpulan rasional diturunkan dari bukti
yang ada. Testabiity: penelitian ilmiah harus dapat menguji hipotesis dengan
pengujian statistik yang menggunakan data yang dikumpulkan. Obyektif: hasil
yang diperoleh ilmuwan yang lain akan sama apabila studi yang sama dilakukan
pada kondisi yang sama. Hasil penelitian dikatakan ilmiah apabila dapat
dibuktikan kebenarannya. Konseptual dan
Teoretis: ilmu pengetahuan mengandung arti
pengembangan
suatu struktur konsep dan teoretis untuk menuntun dan mengarahkan upaya
penelitian. Empiris: metode ini pada
prinsipnya berstandar pada realitas. Sistematis: mengandung arti suatu prosedur
yang cermat. Suatu penelitian dikatakan penelitian ilmiah yang baik jika
memenuhi kriteria berikut (Sekaran, 1992, 2003); Indriantoro & Supomo,
1999: 14-15).
Menyatakan
tujuan secara jelas. Rigor (kokoh): penelitian ilmiah menunjukkan proses
penelitian yang dilakukan secara hati-hati (prudent) dengan keakurasian yang
tinggi. Basis teori dan rancangan penelitian yang baik akan menambah kekokohan
dari penelitian ilmiah. Menggunakan
landasan teoretis dan metode pengujian data yang relevan.Mengembangkan
hipotesis yang dapat diuji dari telaah teoretis atau berdasarkan pengungkapan
data.
B. PENELITIAN: DEFINISI, METODE, TUJUAN, DAN PARADIGMA
Mempunyai kemampuan untuk diuji
ulang (replikasi). Memilih data dengan presisi sehingga hasilnya dapat
dipercaya. Tidak ada penelitian yang sempurna dan ketepatannya tergantung pada
keyakinan peneliti yang dapat diterima umum. Kesalahan pengukuran data dapat
menyebabkan ketepatan penelitian menurun. Desain penelitian harus dilakukan
dengan baik sehingga hasil penelitian dapat dekat dengan kenyataannya
(precision) dengan tingkat probabilitas keyakinan (confidence) yang tinggi.
Menarik kesimpulan dilakukan secara obyektif. Hasil penelitian ilmiah akan
memberikan hasil dan konklusi yang obyektif jika tidak dipengaruhi
oleh
faktor subyektif peneliti. Melaporkan hasilnya secara parsimony (simpel), yaitu
penelitian ilmiah mempunyai kemudahan di dalam menjelaskan hasil penelitiannya.
Temuan penelitian dapat digeneralisasi. Hasil penelitian ilmiah mampu untuk
diuji ulang dengan hasil yang konsisten dengan waktu, obyek, dan situasi yang
berbeda.
C. PROSES BERPIKIR
Digambarkan sebagai suatu kegiatan untuk menyelesaikan suatu
teka-teki. Bagi seorang peneliti, teka-teki merupakan masalah-masalah yang
dapat diatasi atau diselesaikan melalui penalaran. Setiap saat kita melakukan
penalaran dengan tingkat keberhasilan yang berbeda dan
mengkomunikasikan
pengertian itu dalam bahasa sehari-hari, atau dalam kasus-kasus khusus, dalam
bentuk logis dan simbolis. Penyampaian pengertian itu melalui dua cara yaitu
eksposisi atau argumentasi. Eksposisi
terdiri dari pernyataan-pernyataan deskriptif yang sekadarnya saja dan
mempunyai alasan-alasan. Argumentasi memungkinkan kita untuk menjelaskan,
mengartikan, membela, menantang, dan menjajaki pengertian yang disampaikan.
Hasil penelitian harus dijelaskan dengan argumen yang dapat diterima. Ada dua
jenis bentuk argumen yang sangat penting dalam penelitian yaitu deduksi
(deduction) dan induksi (induction).
D. METODOLOGI PENELITIAN
1. Deduksi
Deduksi merupakan proses
pengambilan kesimpulan sebagai akibat dari alasan-alasan yang diajukan
berdasarkan hasil analisis data. Proses pengambilan kesimpulan dengan cara
deduksi didasari oleh alasan-alasan yang benar dan valid. Proses pengambilan
kesimpulan berdasarkan alasan-alasan yang valid atau dengan menguji hipotesis
dengan menggunakan data
empiris
disebut proses deduksi (deduction) dan metodenya disebut metode deduktif
(deductive method) dan penelitiannya disebut penelitian deduktif (deductive
research). Proses deduksi selalu digunakan pada penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif (scientific).
Deduksi dikatakan tepat jika premis
(alasan) dan konklusi benar dan
sahih,
hal ini berarti:
1. Alasan (premis) yang diberikan untuk
kesimpulan harus sesuai dengan kenyataan (benar).
2. Kesimpulan harus diambil dari alasan-alasannya
(sahih). Berikut ini contoh sederhana tentang proses pengambilan kesimpulan
berdasarkan deduksi: Semua dosen yang telah mengikuti pelatihan metodologi
penelitian dapat membuat proposal penelitian dengan baik (Premis 1).
Erlina
adalah dosen yang telah mengikuti pelatihan metodologi penelitian (Premis 2). Erlina adalah dosen yang dapat
membuat proposal penelitian dengan baik (konklusi).Jika semua premis benar dan
pengambilan kesimpulan tidak salah, maka proses deduksi dianggap valid.
Konklusi hanya dapat diterima jika semua premisnya benar dan valid. Jika ada
premisnya yang tidak sesuai dengan kenyataan, maka deduksinya tidak dapat
diterima. Dari contoh yang diberikan di atas, ternyata Erlina telah mengikuti
pelatihan metodologi penelitian tetapi dia bukan dosen, maka premisnya tidak
benar dan konklusinya ditolak.
2. Induksi
Induksi didefinisikan sebagai
proses pengambilan kesimpulan (atau pembentukan hipotesis) yang didasarkan pada
satu atau dua fakta.bukti-bukti. Pendekatan induksi sangat berbeda dengan
deduksi. Tidak ada hubungan yang kuat antara alasan dan konklusi. Proses
pembentukan hipotesis dan pengambilan kesimpulan berdasarkan data yang
diobservasi dan dikumpulkan terlebih dahulu disebut proses induksi (induction
process) dan metodenya disebut metode induktif (inductive method) dan
penelitiannya disebut penellitian induktif (inductive research). Dengan
demikian pendekatan induksi mengumpulkan data terlebih dahulu baru hipotesis
dibuat jika diinginkan atau konklusi langsung diambil jika hipotesis tidak
digunakan. Proses induksi selalu digunakan pada penelitian dengan pendekatan
kualitatif (naturalis). Penalaran
induksi merupakan proses berpikir yang berdasarkan kesimpulan umum pada kondisi
khusus. Kesimpulan menjelaskan fakta sedangkan faktanya mendukung kesimpulan.
Contoh:Teguh
seorang manajer pemasaran PT Pertamina di Kota Medan. Hasil penjualan pelumas
di Medan paling rendah di antara kota
yang lain. Berdasarkan data ini kita dapat menarik kesimpulan sementara
(hipotesis) bahwa masalahnya adalah Rudi kurang aktif dalam melakukan promosi.
Tapi kita dapat membuat kesimpulan yang lain (berbeda) atas dasar bukti-bukti
lain, seperti: Kemampuan menjual Teguh rendah sehingga efektivitas penjualan
menurun. Daerah pemasaran Teguh tidak memiliki potensi pasar yang sama dengan
daerah lain. Teguh kurang berbakat
bekerja di bagian pemasaran produk pelumas. Pesaing di wilayahnya mampu memberi
informasi tentang kelebihan produk mereka sehingga konsumen lebih memilih
membeli produk pesaing.Semua hipotesis merupakan induksi berdasarkan bukti
catatan penjualan Teguh . Dalam hal ini, peneliti perlu mencari bukti yang
diyakini kebenarannya. Sebagian besar tugas peneliti adalah menentukan jenis
bukti yang diperlukan dan mengukur bukti-bukti.
E.TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian merupakan apa
yang ingin dicapai oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya. Tujuan dari
penelitian tidak sama dengan tujuan peneliti. Sering dijumpai di beberapa tesis
atau disertasi bahwa tujuan penelitian adalah sebagai salah satu syarat lulus
pendidikan S1 maupun S2. Tujuan tersebut bukan merupakan tujuan penelitian
tetapi merupakan tujuan peneliti untuk mendapatkan gelar studinya yang
disyaratkan untuk melakukan penelitian tersebut. Dari beberapa pengertian penelitian yang
telah diungkapkan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian
tersebut mempunyai beberapa tujuan di antaranya: Meningkatkan atau mengembangkan
pengetahuan (Buckley et al.). Dalam
penelitian bisnis, tujuan ini merupakan tujuan yang bersifat jangka panjang
karena umumnya tidak terkait secara langsung dengan pemecahan masalah-masalah
praktis. Menyelidiki masalah tertentu
yang memerlukan jawaban (sekarang). Dalam penelitian bisnis, tujuan ini
merupakan tujuan yang bersifat jangka pendek. Hasil penelitian lebih menekankan
pada usaha pemecahan masalah-masalah praktis yang diperlukan untuk pertimbangan
dalam pembuatan keputusan bisnis.
Menangkap opportunity atau peluang. Misalnya suatu penelitian dengan isu
‘peningkatan moral karyawan untuk peningkatan kinerja mereka’. Memverifikasi
fenomena yang terjadi dengan suatu teori yang telah ada. Misalnya suatu
penelitian dengan isu “penggunaan ekuitas yang lebih
besar
dibandingkan hutang untuk mengurangi konflik kepentingan antara pemegang saham
dan kreditur (menguji teori keagenan yang telah ada). Melakukan pengujian
terhadap suatu fenomena untuk menemukan suatu teori yang baru. Misalnya suatu
penelitian dengan isu “kepemilikan
manajerial
yang akan memperkuat hubungan antara peluang tumbuh perusahaan dengan kebijakan
pendanaan perusahaan (untuk menemukan teori).
F. PARADIGMA PENELITIAN
Paradigma penelitian merupakan
kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap
fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori.
Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu
masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah
penelitian (Guba & Lincoln, 1988: 89-115). Secara umum, paradigma
penelitian diklasifikasikan dalam 2 kelompok yaitu penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif (Indiantoro & Supomo, 1999: 12-13). Masing-masing
paradigma atau pendekatan ini mempunyai kelebihan dan juga kelemahan, sehingga
untuk
menentukan
pendekatan atau paradigma yang akan digunakan dalam melakukan penelitian
tergantung pada beberapa hal di antaranya:
(1)
jika ingin melakukan suatu penelitian yang lebih rinci yang menekankan pada
aspek detail yang kritis dan menggunakan cara studi kasus, maka pendekatan yang
sebaiknya dipakai adalah paradigma kualitatif. Jika penelitian yang dilakukan
untuk mendapat kesimpulan umum dan hasil penelitian didasarkan pada pengujian
secara empiris, maka sebaiknya digunakan paradigma kuantitatif.
(2)
jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang penerapannya luas dengan obyek
penelitian yang banyak, maka paradigma kuantitaif yang lebih tepat, dan jika
penelitian ingin menjawab pertanyaan yang mendalam dan detail khusus untuk satu
obyek penelitian saja, maka pendekatan naturalis lebih baik digunakan. Hasil
penelitian akan memberi kontribusi yang lebih besar jika peneliti dapat
menggabungkan kedua paradigma atau pendekatan tersebut. Penggabungan paradigma
tersebut dikenal istilah
triangulation.Penggabungan kedua pendekatan ini diharapkan dapat memberi
nilai tambah atau sinergi tersendiri karena pada hakikatnya kedua paradigma
mempunyai keunggulan-keunggulan. Penggabungan kedua pendekatan diharapkan dapat
meminimalkan kelemahan-kelemahan yang terdapat dikedua paradigma.
2.
Penelitian Kuantitatif Paradigma
kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel
penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
Penelitian yang menggunakan pendekatan. deduktif yang bertujuan untuk menguji
hipotesis merupakan penelitian yang menggunakan paradigma kuantitatif.
Paradigma ini disebut juga dengan paradigma tradisional (traditional),
positivis (positivist), eksperimental (experimental), atau empiris
(empiricist).Jenis penelitian yang termasuk dalam paradigma penelitian
kuantitatif dibedakan berdasarkan tujuan penelitian dan karakteristik masalah
(Gambar
3.Tujuan
PenelitianKlasifikasi Penelitian Kuantitatif Penelitian Dasar Karakteristik Masalah Penelitian
Terapan ;
1. Historis
2. Diskriptif
3. Studi Kasus & Lapangan
4. Korelasional
5. Kausal Komparatif
6. Eksperimen
7.
Induktif
8.
Deduktif
9 Evaluasi
10 Pengembangan
11.
Tindakan
Klasifikasi Penelitian Kuantitatif Berdasarkan
tujuan, penelitian dapat dibedakan atas:
(1)
penelitian dasar dan
(2)
penelitian terapan. Prosedur yang digunakan olehpenelitian dasar dan penelitian
terapan secara substansi tidak berbeda. Keduanya menggunakan metode ilmiah yang
berguna membantu peneliti bisnis untuk mengetahui dan memahami fenomena bisnis.
Esensi dari penelitian, apakah itu penelitian dasar atau terapan, terletak pada
metode ilmiah. Secara teknis perbedaan kedua jenis penelitian tersebut terletak
pada tingkat permasalahan (matter of degree) daripada substansinya itu sendiri. Penelitian Dasar. Penelitian dasar yang
sering disebut sebagai basic research
atau pure research dilakukan untuk memperluas batas-batas ilmu pengetahuan.
Penelitian dasar ini tidak ditujukan secara langsung untuk mendapatkan
pemecahan bagi suatu permasalahan khusus. Penelitian dasar dilakukan untuk
memverifikasi teori yang sudah ada atau mengetahui lebih jauh tentang sebuah
konsep. Hal pertama sekali yang harus dilakukan dalam penelitian dasar adalah
pengujian konsep. atau hipotesis awal dan kemudian pembuatan kajian lebih dalam
serta kesimpulan tentang fenomena yang diamati. (wibisono, 2002: 4-5).
Penelitian dasar dibedakan atas pendekatan yang digunakan dalam pengembangan
teori yaitu: Penelitian deduktif, yaitu penelitian yang bertujuan menguji teori
pada keadaan tertentu. Penelitian
induktif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan (generating)
teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta. Penelitian Terapan. Penelitian terapan
berbeda dengan penelitian dasar, penelitian terapan dilakukan untuk menjawab
pertanyaan tentang permasalahan yang khusus atau untuk membuat keputusan
tentang suatu tindakan atau kebijakan khusus. Penggunaan metode ilmiah dalam
penelitian terapan menjamin objektivitas dalam mengumpulkan fakta dan menguji ide
kreatif bagi alternatif strategi bisnis. Penelitian terapan dibedakan atas:
Penelitian evaluasi, yaitu penelitian yang diharapkan dapat memberi masukan
atau mendukung pengambilan keputusan tentang nilai relatif dari dua atau lebih
alternatif tindakan. Penelitian dan pengembangan, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengembangkan produk sehingga produk tersebut mempunyai
kualitas yang lebih baik. Penelitian tindakan, yaitu penelitian yang dilakukan
untuk segera digunakan sebagai dasar tindakan pemecahan masalah. Perbedaan
antara penelitian dasar dan penelitian terapan dapat dilihat. Perbedaan
Penelitian Dasar dan Terapan Keterangan
Penelitian Dasar Penelitian
Terapan Lingkungan Penelitian
Akademik Pemerintahan atau Bisnis
Penelitian Peneliti Klien atau sponsor Biaya Penelitian Peneliti atau bantuan Klien melalui kontrak Jenis Penelitian Mandiri
Kelompok Disiplin Ilmu Satu atau
dua Multidisiplin Setting
Penelitian Laborataorium/Lapangan Lapangan Keluwesan Lebih fleksibel Kurang fleksibel Sensitivitas Biaya Sensitivitas biaya lebih rendah Sensitivitas biaya lebih tinggi Jadwal
Penelitian Jadwal longgar Jadwal longgar Manfaat Penelitian Pengembangan ilmu Pemecahan masalah Sifat Penelitian Menjawab sedikit pertanyaan Menjawab beberapa pertanyaan Jenis
Pengujian Menguji signifikansi secara
statistikMenguji signifikansi secara praktikBerdasarkan karakteristik masalah,
penelitian dapat dibedakan atas:
Penelitian Historis, yaitu kegiatan penelitian, pemahaman, dan
penjelasan kondisi yang telah lalu. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui sebab atau dampak dari kejadian yang telah lalu untuk menjelaskan
fenomena yang terjadi sekarang atau untuk memprediksi kondisi masa yang akan
datang. Penelitian Deskriptif, yaitu
pengumpulan data untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai
status terakhir dari subyek penelitian. Penelitian Kasus dan Lapangan,
merupakan penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar
belakang dan kondisi saat ini dari subyek yang diteliti, serta interaksinya
dengan lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk melakukan secara mendalam
mengenai subyek tertentu untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai subyek
tertentu. Penelitian Korelasional, adalah penelitian yang bertujuan menentukan apakah
terdapat asosiasi antarvariabel dan membuat prediks.berdasarkan korelasi
antarvariabel. Jika hubungan antarvariabel cukup tinggi, kemungkinan sifat
hubungannya merupakan sebab akibat (causal-effect).Penelitian
Kausal-Komparatif, merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah
berupa sebab akibat antara 2 variabel atau lebih. Penelitian ini merupakan tipe
penelitian ex post facto. Penelitian Eksperimen, merupakan tipe penelitian
dengan karakteristik masalah yang sama dengan penelitian kausal komparatif,
tetapi dalam penelitian eksperimen peneliti melakukan manipulasi atau
pengendalian (control) terhadap setidaknya satu variabel independen. Penelitian
Kualitatif Paradigma kualitatif ini merupakan paradigma penelitian yang
pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi
realitas atau natural setting yang
holistis, kompleks, dan rinci. Penelitian yang menggunakan pendekatan induksi
yang mempunyai tujuan penyusunan konstruksi teori atau hipotesis melalui
pengungkapan fakta merupakan peneliian yang menggunakan paradigma kualitatif.
Paradigma ini disebut juga dengan pendekatan konstruktifis, naturalistik atau
interpretatif (constructivist, naturalistic or interpretative approach), atau
perspektif post-modern.memperlihatkan klasifikasi penelitian kualitatif.
Klasifikasi Penelitian Kualitatif Pendekatan & Perspektif ;
1.Pendekatan
Interpretif
2.Pendekatan
Artistik
3.Pendekatan
Sistematis
4.Perspektif
Antropologis
5.Persepktif
Sosiologis
6.Persepktif
Biologis
7.Studi
Kasus
8.Studi
Kognitif
9.Penelitian
historis
•
Human Ethology
•
Ecological Psychology
•
Holistic Etnography
•
Cognitive Antropology
•
Etnography of Communication
•
Symbolic Interactionism
Klasifikasi Penelitian Kualitatif
Secara ringkas perbedaan kedua paradigma kuantitatif dan kualitatif terlihat
pada berikut ini:
Perbedaan Paradigma Kuantitatif dan Kualitatif Paradigma
Kuantitatif Paradigma Kualitatif Realita
bersifat obyektif dan berdimensi tunggal. Menilai data lebih obyektif karena
tidak boleh terpengaruh oleh nilai atau kepercayaan peneliti atau orang lain
(value free).Realita bersifat subyektif dan ber-dimensi banyak. Menilai data
lebih subyektif karena hasil observasi langsung dilakukan peneliti, dan
peneliti sendiri yang menyim-pulkannya. Peneliti independen terhadap fakta yang
diteliti. Peneliti berinteraksi terhadap fakta yang diteliti.Menggunakan
struktur teori. Tidak menggunakan
struktur teori karena lebih bertujuan menemukan teori bukan memverifikasi
teori, kecuali jika tujuan penelitiannya ingin membuktikan atau menemukan
keterbatasan dari suatu teori.Struktur teori digunakan untuk membangun satu
atau lebih hipotesis. Tidak ada hipotesis, jika ada hipotesis tersebut bersifat
implisit tidak eksplisit.Paradigma Kuantitatif
Paradigma Kualitatif Paradigma
ini menolak bahwa teori membumi (grounded theory) di datanya dan berargumentasi
bahwa “fact do not speak for themselves” (Blalock, 1969). Paradigma ini sejalan
dengan konsep grounded theory yang dikembangkan oleh Glaser dan Straus (1969)
yang percaya bahwa cara terbaik untuk menjelaskan dan membangun teori adalah
dengan menemukannya dari data. Paradigma ini menganggap bahwa teori grounded di datanya. Pengujian teori dengan
analisis kuantitatif dan statistik. Penyusunan teori dengan analisis
kualitatif. Paradigma ini menggunakan
pendekatan deduktif, yaitu proses pengambilan kesimpulan dengan menggunakan
fakta atau data empiris untuk menguji
hipotesis yang telah Di bangun dengan menggunakan struktur teori. Dengan kata
lain, deduksi adalah proses pengambilan kesimpulan berdasarkan hasil analisis
data. Paradigma ini menggunakan pendekatan induksi, yaitu suatu pendekatan yang
mengumpulkan data terlebih dahulu baru hipotesis dibuat jika diinginkan dan
konklusi langsung diambil jika hipotesis tidak digunakan. Dengan kata lain,
pendekatan induksi adalah sebagai suatu mengambil kesimpulan (atau pembentukan
hipotesis) yang didasarkan pada satu atau lebih fakta atau bukti-bukti.
Pendekatan ini dapat melakukan setting artifisial dengan metode eksperimen
yaitu memanipulasi beberapa variabel. Jika setting artifisial digunakan dalam
paradigma ini, maka dapat mengurangi validitas penelitian. kualitatif menolak
bentuk terstruktur dari penelitian. Pendekatan kualitatif juga menolak
pengaturan-pengaturan penelitian secara artifisial. Penelitian dengan
pendekatan kualitatif lebih menggunakan dan menjaga settingalamiah (natural) di
mana fenomena atau perilaku yang akan diamati terjadi. Penelitian ini kurang
terfokus tetapi lebih luas, sehingga kurang mendalam. Pendekatan ini merupakan
penelitian yang lebih terfokus dan mendalam. Penelitian ini biasanya
menjelaskan dan memprediksi fenomena yang tampak, sehingga lebih mengarah ke
verifikasi teori. Penelitian lebih mendetail ke hal-hal di bawah permukaan yang
belum tampak, seperti misalnya penelitian tentang kultur. Lebih untuk menemukan
teori baru. Dapat menggunakan data sekunder, sehingga hal ini mempermudah
peneliti dalam memperoleh data. Data primer harus dikumpulkan sendiri oleh
peneliti yang biasanya melibatkan waktu yang cukup lama (bulanan sampai dengan
tahunan), peneliti harus terlibat langsung sebagai pengobservasi di tempat
kejadian untuk memperoleh data yang mereka perlukan. Eksternal validiti lebih
tinggi karena dapat melibatkan permasalahan yang lebih luas, menggunakan waktu
yang lebih panjang dan perusahaan yang lebih banyak sebagai obyek penelitian
karena tersedia di data sekunder. Eksternal validiti rendah karena hanya
melibatkan satu permasalahaan di suatu organisasi saja. Karena data primer
harus diobservasi sendiri dan membutuhkan banyak waktu untuk melibatkan banyak
perusahaan. Sumber: Hartono, 2004.
2.
FILSAFAT
ILMU, METODE ILMIAH DAN METODE PENELITIAN
A.METODE ILMIAH
Metode
ilmiah
atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan
melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis
tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi
suatu teori ilmiah.
B.Unsur metode ilmiah
Unsur
utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
- Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
- Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
- Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
- Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)
Contoh metode eksperimen DNA/contoh
3. DNA/prediksi
C.Karakterisasi
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas
subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi
sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain
itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan
pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat
dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses
atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah
khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam
itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi.
Ø
DNA/karakterisasi
Sejarah penemuan struktur DNA merupakan contoh klasik dari empat tahap metode ilmiah: pada tahun 1950 telah diketahui bahwa pewarisan genetik memiliki deskripsi matematis, diawali oleh penelitian Gregor Mendel, namun mekanisme gen tersebut belumlah diketahui dengan
jelas. Para peneliti di laboratorium William
Lawrence Bragg
di Universitas
Cambridge
membuat gambar-gambar difraksi sinar-X atas berbagai macam molekul. Berdasarkan susunan kimianya, dirasakan mungkin untuk
mengkarakterisasikan struktur fisis DNA dengan gambar sinar Metode ilmiah
bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses
karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang
dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat
melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat
dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses
atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah
khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam
itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi. Pengukuran dalam karya ilmiah
biasanya juga disertai dengan estimasi ketidakpastian hasil pengukuran tersebut. Ketidakpastian tersebut sering
diestimasikan dengan melakukan pengukuran berulang atas kuantitas yang diukur
Ø
DNA/hipotesis
Sebagai contoh, dalam usaha
untuk menentukan struktur DNA, Francis Crick dan James Watson menghipotesiskan bahwa molekul tersebut memiliki struktur
heliks: dua spiral yang saling memilin. Linus Pauling yang baru akan melakukan studi serius terhadap molekul
tersebut menghipotesiskan struktur heliks ganda tiga. Lihat: DNA 1|...DNA 3
Ø Prediksi dari hipotesis
Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau pengamatan suatu fenomena di alam.
Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah
belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Hanya
dengan demikianlah maka terjadinya hasil tersebut menambah probabilitas bahwa
hipotesis yang dibuat sebelumnya adalah benar. Jika hasil yang diramalkan sudah
diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat
membuat hipotesis. Jika prediksi tersebut tidak dapat diamati, hipotesis yang
mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus
menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori baru boleh jadi memungkinkan
eksperimen untuk dapat dilakukan Setelah
Watson dan Crick menghipotesiskan bahwa DNA merupakan heliks ganda, Francis
Crick memprediksikan bahwa gambar difraksi sinar-X DNA akan menunjukkan suatu bentuk
huruf X. Lihat: DNA 1 | ...DNA 4
D.Eksperimen
Setelah
prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan eksperimen. Jika hasil eksperimen
bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis yang sedak diuji tidaklah benar
atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan.
Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh
jadi benar namun masih mungkin salah dan perlu diuji lebih lanjut. Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu
hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut.
Hasil eksperimen secara mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila hasil
eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari hipotesis. Bergantung
pada prediksi yang dibuat, berupa-rupa eksperimen dapat dilakukan. Eksperimen
tersebut dapat berupa eksperimen klasik di dalam laboratorium atau ekskavasi arkeologis. Eksperimen bahkan dapat berupa mengemudikan pesawat dari New York ke Paris dalam rangka menguji hipotesis aerodinamisme yang digunakan untuk membuat pesawat
tersebut. Pencatatan yang detail sangatlah penting dalam eksperimen, untuk
membantu dalam pelaporan hasil eksperimen dan memberikan bukti efektivitas dan
keutuhan prosedur yang dilakukan. Pencatatan juga akan membantu dalam
reproduksi eksperimen.
Ø
DNA/eksperimen
Ketika James Watson meneliti apa
yang telah ditemukan Rosalind Franklin pada gambar difraksi sinar-X DNA buatannya, Watson melihat
bentuk huruf X yang telah diprediksikan Crick sebagai struktur heliks. Lihat: DNA 1 | ...DNA/pengulangan
E.Evaluasi dan pengulangan
Proses
ilmiah merupakan suatu proses yang iteratif, yaitu berulang. Pada langkah yang manapun, seorang ilmuwan mungkin saja mengulangi langkah yang lebih
awal karena pe rtimbangan tertentu. Ketidakberhasilan untuk membentuk hipotesis
yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang subjek yang sedang
dipelajari. Ketidakberhasilan suatu hipotesis dalam menghasilkan prediksi yang
menarik dan teruji dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan kembali hipotesis
tersebut atau definisi subjek penelitian. Ketidakberhasilan eksperimen dalam
menghasilkan sesuatu yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang
metode eksperimen tersebut, hipotesis yang mendasarinya, atau bahkan definisi
subjek penelitian itu. Dapat pula ilmuwan lain memulai penelitian mereka
sendiri dan memasuki proses tersebut pada tahap yang manapun. Mereka dapat
mengadopsi karakterisasi yang telah dilakukan dan membentuk hipotesis mereka
sendiri, atau mengadopsi hipotesis yang telah dibuat dan mendeduksikan prediksi
mereka sendiri. Sering kali eksperimen dalam proses ilmiah tidak dilakukan oleh
orang yang membuat prediksi, dan karakterisasi didasarkan pada eksperimen DNA
yang dilakukan oleh orang lain.
Watson dapat mendeduksikan
struktur utama DNA dengan menggunakan model konkret bentuk fisik nukleotida yang menyusun DNA. Dia menggunakan acuan panjang ikatan kimia yang telah dideduksikan oleh Linus Pauling. Diawali dengan penemuan oleh James Watson dan Francis Crick tersebut, lahirlah bidang ilmu baru: biologi molekular. Lihat: DNA 1
3.JENIS JENIS
PENELITIAN
A. Ditinjau dari segi sifat
Suharsimi Arikunto (1992) membagi jenis-jenis
penelitian berdasarkan a) tujuan, b) pendekatan, c) bidang ilmu, d) tempat atau
latar, e)kehadiran variable.
1.Menyusun penelitianan
Menurut tujuannya, penelitian dapat dikelompokkan menjadi penelitian murni dan terapan. Gay ( 1977 ) menyatakan bahwa sebenarnya sulit untuk membedakan antara penelitian murni ( dasar ) dan terapan secara terpisah, karena keduanya terletak pada satu garis kontinum. Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang bersifat praktis. Penelitian dasar pada umumnya dilakukan pada laboratorium yang kondisinya terkontrol dengan ketat. Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis. Jadi penelitian dasar berkenaan dengan penemuan prinsip-prinsip itu. Contoh penelitian murni: pengaruh pemberian stimulus terhadap respon pada binatang. Hasil penelitian ini kemudian diterapkan pada manusia, misalnya pengaruh pemberian intensif terhadap perilaku kerja.Jika penelitian dilihat dari tujuannya, maka ada dua sub-jenis penelitian, yaitu penelitian eksploratif, penelitian verifikatif dan pengembangan. Penelitian jenis eksploratif digunakan untuk melakukan pencarian jawaban mengapa muncul kejadian-kejadian tertentu, misalnya munculnya bencana alamdi daerah tertentu terus menerus. Penelitian verifikatif digunakan untuk meneliti ulang hasil penelitian sebelumnya dengan tujuan untuk memverifikasi kebenaran hasil penelitian sebelumnya tersebut. Penelitian pengembangan bertujuan untuk mengembangkan model atau hal-hal yang inovatif. Penelitian jenis ini biasanya dilakukan di suatu perusahaan dalam rangka pengembangan produk atau layanan baru.
Menurut tujuannya, penelitian dapat dikelompokkan menjadi penelitian murni dan terapan. Gay ( 1977 ) menyatakan bahwa sebenarnya sulit untuk membedakan antara penelitian murni ( dasar ) dan terapan secara terpisah, karena keduanya terletak pada satu garis kontinum. Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang bersifat praktis. Penelitian dasar pada umumnya dilakukan pada laboratorium yang kondisinya terkontrol dengan ketat. Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis. Jadi penelitian dasar berkenaan dengan penemuan prinsip-prinsip itu. Contoh penelitian murni: pengaruh pemberian stimulus terhadap respon pada binatang. Hasil penelitian ini kemudian diterapkan pada manusia, misalnya pengaruh pemberian intensif terhadap perilaku kerja.Jika penelitian dilihat dari tujuannya, maka ada dua sub-jenis penelitian, yaitu penelitian eksploratif, penelitian verifikatif dan pengembangan. Penelitian jenis eksploratif digunakan untuk melakukan pencarian jawaban mengapa muncul kejadian-kejadian tertentu, misalnya munculnya bencana alamdi daerah tertentu terus menerus. Penelitian verifikatif digunakan untuk meneliti ulang hasil penelitian sebelumnya dengan tujuan untuk memverifikasi kebenaran hasil penelitian sebelumnya tersebut. Penelitian pengembangan bertujuan untuk mengembangkan model atau hal-hal yang inovatif. Penelitian jenis ini biasanya dilakukan di suatu perusahaan dalam rangka pengembangan produk atau layanan baru.
2. Penelitian dilihat dari pendekatan:
Dilihat dari
pendekatannnya penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu pendekatan longitudinal
(bujur) dan cross-sectional (silang). Pendekatan pertama melakukan penelitian
berdasarkan pada periode waktu tertentu, biasanya waktunya lama, misalnya
seorang peneliti melakukan penelitian perkembangan kemampuan berbicara anak
mulai umur 10 bulan s/d 24 bulan. Sebaliknya
pendekatan kedua peneliti
melakukan studi kemampuan berbicara anak mulai dari yang berumur 10 bulan s/d
24 bulan secara serentak dalam waktu yang bersamaan.
Penelitian dilihat dari tempat / latarnya:
Jika dilihat dari tempat atau latar dimana seorang peneliti melakukan penelitian, maka jenis penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu: a)penelitian laboratorium, b) penelitian lapangan, c) penelitian perpustakaan. Penelitian laboratorium biasanya dilakukan dalam bidang ilmu eksakta, misalnya penelitian kedokteran, elektro, sipil dll.nya. Penelitian lapangan biasanya dilakukan oleh ilmuwan social dan ekonomi dimana lokasi penelitiannya berada di masyarakat atau kelompok manusia tertentu atau objek tertentu sebagai latar dimana peneliti melakukan penelitian. Penelitian perpustakaan dilakukan di perpustakaan dengan melakukan kajian terhadap literature, penelitian sebelumnya, jurnal dan sumber-sumber lainnya yang ada diperpustakaan. Dengan semakin canggihnya teknologi informasi, maka penelitian jenis ini saat ini tidak harus dilakukan di peprustakaan secara fisik, tetapi juga dapat dilakukan dari lokasi mana saja dengan memanfaatkan Internet sebagai media untuk mencari informasi di perpustakaan-perpustakaan di seluruh dunia yang membuat data mereka dapat diakses secara langsung oleh pengguna secara gratis dan kapan saja.
4. Penelitian dlihat dari pemakaian atau hasil/alas an yang diperoleh:
a. Basic Research (Penelitian Dasar). Penelitian dasar atau penelitian murni ( pure research ) adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian itu tidak segera dipakai namun dalam waktu jangka panjang juga akan terpakai. Penelitian dasar mempunyai alasan intelektual, dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan.
b. Applied Reseach (Penelitian Terapan). Penelitian terapan ialah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis. Berarti hasilnya diharapkan segera dapat dipakai untuk keperluan praktis. Misalnya penelitian untuk menunjang kegiatan pembangunan yang sedang berjalan, penelitian untuk melandasi kebijakan pengambilan keputusan atau administrator. Dilihat dari segi tujuannya, penelitian terapan berkepentingan dengan penemuan-penemuan yang berkenan dengan aplikasi dan sesuatu konsep-konsep teoritis tertentu. mempunyai alasan praktis, keinginan untuk mengetahui; bertujuan agar dapat melakukan sesuatu yang lebih baik, efektif, efisien.
5. Penelitian dilihat dari bidang ilmu:
Dalam persepktif ini maka jenis penelitian dibagi berdasarkan disiplin ilmu masing-masing, misalnya penelitian pendidikan, penelitian teknik, penelitian ekonomi dll.nya. Ragam penelitian ditinjau dari bidangnya adalah: penelitian pendidikan (lebih lanjut lagi pendidikan guru, pendidikan ekonomi, pendidikan kesenian), ketekhnikan, ruang angkasa, pertanian, perbankan, kedokteran, keolahragaan, dan sebagainya
6. Penelitian dilihat dari taraf penelitian:
1) Penelitian Sosial: Secara khusus meneliti bidang sosial : ekonomi, pendidikan, hokum.
2) Penelitian Eksakta: Secara khusus meneliti bidang eksakta : Kimia, Fisika, Teknik.
7. Berdasarkan Teknik yang digunakan :
1) Survey Research (Penelitian Survei): Tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabel yang diteliti:
2) Experimen Research (Penelitian Percobaan): dilakukan perubahan (ada perlakuan khusus) terhadap variabel yang diteliti;
8. Berdasarkan Keilmiahan :
1) Penelitian Ilmiah: Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah (Mengemukakan pokok-pokok pikiran, menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian ilmiah / meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan kadar / tinggi-rendahnya mutu ilmiah suatu penelitian yaitu :
a. Kemampuan memberikan pengertian ayng jelas tentang masalah yang diteliti:
b. Kemampuan untuk meramalkan : sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai apabila data yang sama ditemukan di tempat / waktu lain;
Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah :
a. Purposiveness: fokus tujuan yang jelas;
b. Rigor: teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik;
c. Testibility: prosedur pengujian hipotesis jelas
d. Replicability: Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis;
e. Objectivity: Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan emosional;
f. Generalizability: Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna;
g. Precision: Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat;
h. Parsimony: Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
2) Penelitian non ilmiah: Tidak menggunakan metode atau kaidah-kaidah ilmiah.
- Berdasarkan Spesialisasi Bidang (ilmu) garapannya : Bisnis (Akunting, Keuangan, Manajemen, Pemasaran), Komunikasi (Massa, Bisnis, Kehumasan/PR, Periklanan), Hukum (Perdata, Pidana, Tatanegara, Internasional), Pertanian (agribisnis, Agronomi, Budi Daya Tanaman, Hama Tanaman), Teknik, Ekonomi (Mikro, Makro, Pembangunan), dll;
- Berdasarkan dari hadirnya variabel (ubahan) : variabel adalah hal yang menjadi objek penelitian, yangd itatap, yang menunjukkan variasi baik kuantitatif maupun kualitatif. Variabel : masa lalu, sekarang, akan datang. Penelitian yangd ilakukan dengan menjelaskan / menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi) adalah penelitian deskriptif ( to describe = membeberkan / menggambarkan). Penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang adalah penelitian eksperimen.
- Penelitian secara umum :
o Penelitian Survei:
Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada;§
Mencari keterangan secara faktual dari suatu kelompok, daerah dsb;§
Melakukan evaluasi serta perbandinagn terhadap hal yang telah dilakukan orang lain dalam menangani hal yang serupa;§
Dilakukan terhadap sejumlah individu / unit baik secara sensus maupun secara sampel;§
Hasilnya untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan;§
Penelitian ini dapat berupa :§
a. Penelitian Exploratif (Penjajagan): Terbuka, mencari-cari, pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti masih terbatas. Pertanyaan dalam studi penjajagan ini misalnya : Apakah yang paling mencemaskan anda dalam hal infrastruktur di daerah Kalbar dalam lima tahun terakhir ini? Menurut anda, bagaimana cara perawatan infrastruktur jalan dan jembatan yang baik?
b. Penelitian Deskriptif: Mempelajari masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi, sikap, pandangan, proses yang sedang berlangsung, pengaruh dari suatu fenomena; pengukuran yang cermat tentang fenomena dalam masyarakat. Peneliti menegmbangkan konsep, menghimpun fakta, tapi tidak menguji hipotesis;
c. Penelitian Evaluasi: mencari jawaban tentang pencapaian tujuan yang digariskan sebelumnya. Evaluasi disini mencakup formatif (melihat dan meneliti pelaksanaan program), Sumatif (dilaksanakan pada akhir program untuk mengukur pencapaian tujuan);
d. Penelitian Eksplanasi (Penjelasan): menggunakan data yang sama, menjelaskan hubungan kausal antara variabel melalui pengujian hipotesis;
e. Penelitian Prediksi: Meramalkan fenomena atau keadaan tertentu;
f. Penelitian Pengembangan Sosial: Dikembangkan berdasarkan survei yang dilakukan secara berkala: Misal: Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kalbar, 1998-2003;
o Grounded Research: Mendasarkan diri pada fakta dan menggunakan analisis perbandingan; bertujuan mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep, membuktikan teori, mengembangkan teori; pengumpulan dan analisis data dalam waktu yang bersamaan. Dalam riset ini data merupakan sumber teori, teori berdasarkan data. Ciri-cirinya : Data merupakan sumber teori dan sumber hipotesis, Teori menerangkan data setelah data diurai.
Uraian berdasarkan data; Teori yang
Data --------Analisis menjadi konsep dan Hipotesis----- menerangkan
Berdasarkan data data
o Studi Kasus : Mempelajari secara intensif latar belakang serta interaksi lingkungan dari unit yang menjadi subjek; tujuannya memberikan gambaran secara detail tentang latar belakang, sifat, karakteristik yang khas dari kasus, yang kemudian dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Hasilnya merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal. Ruang lingkupnya bisa bagian / segmen, atau keseluruhan siklus /aspek. Penelitian ini lebih ditekankan kepada pengkajian variabel yang cukup banyak pada jumlah unit yang kecil.
o Penelitian Eksperimen : Dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek penelitian serta diadakan kontrol terhadap variabel tertentu; Untuk pengujian hipotesis tertentu; dimaksudkan untuk mengetahui hubungan hubungan sebab - akibat variabel penelitian; Konsep dan varaiabelnya harus jelas, pengukuran cermat. Tujuan penelitian ini untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab-akibat serta berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakukan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menjediakan kontrol untuk perbandingan.
Jenis – jenis penelitian dibedakan berdasarkan jenis data yang diperlukan secara umum dibagi menjadi dua:
1) Penelitian Primer
Penelitian primer membutuhkan data atau informasi dari sumber pertama, biasanya kita sebut dengan responden. Data atau informasi diperoleh melalui pertanyaan tertulis dengan menggunakan kuesioner atau lisan dengan menggunakan metode wawancara. Yang termasuk dalam kategori ini ialah:
a. Studi Kasus
Studi kasus menggunakan individu atau kelompok sebagai bahan studinya. Biasanya studi kasus bersifat longitudinal
b. Survei:
Survei merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Pada umumnya survei menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil data. Survei menganut aturan pendekatan kuantitatif, yaitu semakin sample besar, semakin hasilnya mencerminkan populasi.
c. Riset Eksperimental
Riset eksperimental menggunakan individu atau kelompok sebagai bahan studi. Pada umumnya riset ini menggunakan dua kelompok atau lebih untuk dijadikan sebagai obyek studinya. Kelompok pertama merupakan kelompok yang diteliti sedang kelompok kedua sebagai kelompok pembanding (control group). Penelitian eksperimental menggunakan desain yang sudah baku, terstruktur dan spesifik.
2) Penelitian Sekunder
Penelitian sekunder menggunakan bahan yang bukan dari sumber pertama sebagai sarana untuk memperoleh data atau informasi untuk menjawab masalah yang diteliti. Penelitian ini juga dikenal dengan penelitian yang menggunakan studi kepustakaan dan yang biasanya digunakan oleh para peneliti yang menganut paham pendekatan kualitatif.
9. Penelitian dilihat dari kehadiran variable:
Penelitian dilihat dari kehadiran variable dapat dikategorikan dalam penelitian yang obyeknya merupakan variable masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang. Penelitian yang obyeknya variable masa lalu dan saat ini disebut juga penelitian deskriptif atau mengambarkan variable-variabel yang sedang diteliti. Sedang penelitian yang obyeknya variable yang akan datang, maka variabelnya belum ada tetapi sengaja diciptakan oleh peneliti dengan memberikan perlakuan (treatment). Penelitian jenis ini disebut juga penelitian eksperimen yang tujuannya digunakan untuk mencari hubungan kausal antar variable yang diteliti.
1) Menurut Metodenya
Jenis penelitian dilihat dari segi metodenya adalah sebagai berikut :
1) Penelitian Historis
2) Penelitian Filosofis
3) Penelitian Observasional
4) Penelitian Ekspremental
2) Menurut Sifat Permasalahannya
Sesuai dengan tugas penelitian itu untuk mmemberikan, menerangkan, meramalkan dan mengatasi permasalahan atau persoalan-persoalan, maka penelitian dapat pula digolongkan dari sudut pandangan ini. Sehingga penggolongan ini bisa mencakup penggolongan yang disebut terdahulu. Berdasarkan penggolongan ini dapat dipilih rancangan penelitian yang sesuai. Ada delapan jenis penelitian itu yakni:
1. Penelitian Historis
2. Penelitian Deskriptif
3. Penelitian Perkembangan
4. Penelitian kasus dan Penelitian lapangan
5. Penelitian Korelasional
6. Penelitian Kausal-Komparatif
7. Penelitian Ekspremental
8. Penelitian Tindakan
1) Penelitian Historis
Penelitian ditujukan kepada rekonstruksi masa lampau sistematis dan objektif memahami peristiwa-peristiwa masa lampau itu.Data yang dikumpulkan pada penelitian ini sukar dikendalikan. Maka tingkat kepastian pemecahan permasalahan dengan metode ini adalah paling rendah. Data yang dikumpulkan biasanya hasil pengamatan orang lain seperti surat-surat arsip atau dokumen-dokumen masa lalu. Penelitian seperti ini jika ditujukan kepada kehidupan pribadi seseorang, maka penelitian disebut penelitian biografis.
2) Penelitian Deskriptif
Penelitian deskripsi berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu.
Misalnya: penelitian yang dilakukan mahasiswa untuk menyusun tesis memperoleh gelar sarjana kependidikan di IKIP, biasanya adalah penelitian deskriptif, seperti penelitian mengenai kemunduran prestasi belajar siswa, kemunduran rasa tanggung jawab.
3) Penelitian Perkembangan
Penelitian perkembangan menyelidiki pola dan proses pertumbuhan atau perubahan sebagai fungsi dari waktu.Kekhususan:
1. Memusatkan perhatian pada ubahan-ubahan dan perkembangannya selama jangka waktu tertentu. Meneliti pola-pola pertumbuhan, laju, arah, dan urutan perkembangan dalam beberapa fase.
2. Penelitian ini umumnya memakai waktu yang panjang atau bersifat longitudinal. Dan biasa dilakukan oleh peneliti ahli dengan fasilitas cukup.
4) Penelitian kasus dan Penelitian lapangan
Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan.
5) Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau lebih.misalnya, apakah ada hubungan antara status sosial orang tua siswa dengan prestasi anak mereka.
6) Penelitian Kausal-Komparatif
Penelitian untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat antara faktor tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki.
Misalnya : sikap santai siswa dalam kegiatan belajar mungkin disebabkan banyaknya lulusan pendidikan tertentu yang tidak mendapat lapangan kerja.
7) Penelitian Ekspremental
Penelitian dengan melakuakn percobaan terhadap kelompok-kelompok ekspremen. Kepada tiap kelompok ekspremen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol.
Data sebagai hasil pengaruh perlakuan terhadap kelompok ekspremen diukur secara kuantitatif kemudian dibandingkan. Misalnya, hendak meneliti keefektifan metode-metode mengajar. Penerapan tiap metode dicobakan terhadap kelompok-kelompok coba. Pada akhir percobaan prestasi belajar tiap kelompok dievaluasi.
8) Penelitian Tindakan
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain. Misalnya, meneliti keterampilan kerja yang sesuai bagi siswa putus sekolah di suatu daerah.
Penelitian pengembangan keterampilan mengisi program B kurikulum SMA 1984.
Jika dilihat dari tempat atau latar dimana seorang peneliti melakukan penelitian, maka jenis penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu: a)penelitian laboratorium, b) penelitian lapangan, c) penelitian perpustakaan. Penelitian laboratorium biasanya dilakukan dalam bidang ilmu eksakta, misalnya penelitian kedokteran, elektro, sipil dll.nya. Penelitian lapangan biasanya dilakukan oleh ilmuwan social dan ekonomi dimana lokasi penelitiannya berada di masyarakat atau kelompok manusia tertentu atau objek tertentu sebagai latar dimana peneliti melakukan penelitian. Penelitian perpustakaan dilakukan di perpustakaan dengan melakukan kajian terhadap literature, penelitian sebelumnya, jurnal dan sumber-sumber lainnya yang ada diperpustakaan. Dengan semakin canggihnya teknologi informasi, maka penelitian jenis ini saat ini tidak harus dilakukan di peprustakaan secara fisik, tetapi juga dapat dilakukan dari lokasi mana saja dengan memanfaatkan Internet sebagai media untuk mencari informasi di perpustakaan-perpustakaan di seluruh dunia yang membuat data mereka dapat diakses secara langsung oleh pengguna secara gratis dan kapan saja.
4. Penelitian dlihat dari pemakaian atau hasil/alas an yang diperoleh:
a. Basic Research (Penelitian Dasar). Penelitian dasar atau penelitian murni ( pure research ) adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian itu tidak segera dipakai namun dalam waktu jangka panjang juga akan terpakai. Penelitian dasar mempunyai alasan intelektual, dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan.
b. Applied Reseach (Penelitian Terapan). Penelitian terapan ialah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis. Berarti hasilnya diharapkan segera dapat dipakai untuk keperluan praktis. Misalnya penelitian untuk menunjang kegiatan pembangunan yang sedang berjalan, penelitian untuk melandasi kebijakan pengambilan keputusan atau administrator. Dilihat dari segi tujuannya, penelitian terapan berkepentingan dengan penemuan-penemuan yang berkenan dengan aplikasi dan sesuatu konsep-konsep teoritis tertentu. mempunyai alasan praktis, keinginan untuk mengetahui; bertujuan agar dapat melakukan sesuatu yang lebih baik, efektif, efisien.
5. Penelitian dilihat dari bidang ilmu:
Dalam persepktif ini maka jenis penelitian dibagi berdasarkan disiplin ilmu masing-masing, misalnya penelitian pendidikan, penelitian teknik, penelitian ekonomi dll.nya. Ragam penelitian ditinjau dari bidangnya adalah: penelitian pendidikan (lebih lanjut lagi pendidikan guru, pendidikan ekonomi, pendidikan kesenian), ketekhnikan, ruang angkasa, pertanian, perbankan, kedokteran, keolahragaan, dan sebagainya
6. Penelitian dilihat dari taraf penelitian:
1) Penelitian Sosial: Secara khusus meneliti bidang sosial : ekonomi, pendidikan, hokum.
2) Penelitian Eksakta: Secara khusus meneliti bidang eksakta : Kimia, Fisika, Teknik.
7. Berdasarkan Teknik yang digunakan :
1) Survey Research (Penelitian Survei): Tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabel yang diteliti:
2) Experimen Research (Penelitian Percobaan): dilakukan perubahan (ada perlakuan khusus) terhadap variabel yang diteliti;
8. Berdasarkan Keilmiahan :
1) Penelitian Ilmiah: Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah (Mengemukakan pokok-pokok pikiran, menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian ilmiah / meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan kadar / tinggi-rendahnya mutu ilmiah suatu penelitian yaitu :
a. Kemampuan memberikan pengertian ayng jelas tentang masalah yang diteliti:
b. Kemampuan untuk meramalkan : sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai apabila data yang sama ditemukan di tempat / waktu lain;
Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah :
a. Purposiveness: fokus tujuan yang jelas;
b. Rigor: teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik;
c. Testibility: prosedur pengujian hipotesis jelas
d. Replicability: Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis;
e. Objectivity: Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan emosional;
f. Generalizability: Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna;
g. Precision: Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat;
h. Parsimony: Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
2) Penelitian non ilmiah: Tidak menggunakan metode atau kaidah-kaidah ilmiah.
- Berdasarkan Spesialisasi Bidang (ilmu) garapannya : Bisnis (Akunting, Keuangan, Manajemen, Pemasaran), Komunikasi (Massa, Bisnis, Kehumasan/PR, Periklanan), Hukum (Perdata, Pidana, Tatanegara, Internasional), Pertanian (agribisnis, Agronomi, Budi Daya Tanaman, Hama Tanaman), Teknik, Ekonomi (Mikro, Makro, Pembangunan), dll;
- Berdasarkan dari hadirnya variabel (ubahan) : variabel adalah hal yang menjadi objek penelitian, yangd itatap, yang menunjukkan variasi baik kuantitatif maupun kualitatif. Variabel : masa lalu, sekarang, akan datang. Penelitian yangd ilakukan dengan menjelaskan / menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi) adalah penelitian deskriptif ( to describe = membeberkan / menggambarkan). Penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang adalah penelitian eksperimen.
- Penelitian secara umum :
o Penelitian Survei:
Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada;§
Mencari keterangan secara faktual dari suatu kelompok, daerah dsb;§
Melakukan evaluasi serta perbandinagn terhadap hal yang telah dilakukan orang lain dalam menangani hal yang serupa;§
Dilakukan terhadap sejumlah individu / unit baik secara sensus maupun secara sampel;§
Hasilnya untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan;§
Penelitian ini dapat berupa :§
a. Penelitian Exploratif (Penjajagan): Terbuka, mencari-cari, pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti masih terbatas. Pertanyaan dalam studi penjajagan ini misalnya : Apakah yang paling mencemaskan anda dalam hal infrastruktur di daerah Kalbar dalam lima tahun terakhir ini? Menurut anda, bagaimana cara perawatan infrastruktur jalan dan jembatan yang baik?
b. Penelitian Deskriptif: Mempelajari masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi, sikap, pandangan, proses yang sedang berlangsung, pengaruh dari suatu fenomena; pengukuran yang cermat tentang fenomena dalam masyarakat. Peneliti menegmbangkan konsep, menghimpun fakta, tapi tidak menguji hipotesis;
c. Penelitian Evaluasi: mencari jawaban tentang pencapaian tujuan yang digariskan sebelumnya. Evaluasi disini mencakup formatif (melihat dan meneliti pelaksanaan program), Sumatif (dilaksanakan pada akhir program untuk mengukur pencapaian tujuan);
d. Penelitian Eksplanasi (Penjelasan): menggunakan data yang sama, menjelaskan hubungan kausal antara variabel melalui pengujian hipotesis;
e. Penelitian Prediksi: Meramalkan fenomena atau keadaan tertentu;
f. Penelitian Pengembangan Sosial: Dikembangkan berdasarkan survei yang dilakukan secara berkala: Misal: Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kalbar, 1998-2003;
o Grounded Research: Mendasarkan diri pada fakta dan menggunakan analisis perbandingan; bertujuan mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep, membuktikan teori, mengembangkan teori; pengumpulan dan analisis data dalam waktu yang bersamaan. Dalam riset ini data merupakan sumber teori, teori berdasarkan data. Ciri-cirinya : Data merupakan sumber teori dan sumber hipotesis, Teori menerangkan data setelah data diurai.
Uraian berdasarkan data; Teori yang
Data --------Analisis menjadi konsep dan Hipotesis----- menerangkan
Berdasarkan data data
o Studi Kasus : Mempelajari secara intensif latar belakang serta interaksi lingkungan dari unit yang menjadi subjek; tujuannya memberikan gambaran secara detail tentang latar belakang, sifat, karakteristik yang khas dari kasus, yang kemudian dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Hasilnya merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal. Ruang lingkupnya bisa bagian / segmen, atau keseluruhan siklus /aspek. Penelitian ini lebih ditekankan kepada pengkajian variabel yang cukup banyak pada jumlah unit yang kecil.
o Penelitian Eksperimen : Dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek penelitian serta diadakan kontrol terhadap variabel tertentu; Untuk pengujian hipotesis tertentu; dimaksudkan untuk mengetahui hubungan hubungan sebab - akibat variabel penelitian; Konsep dan varaiabelnya harus jelas, pengukuran cermat. Tujuan penelitian ini untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab-akibat serta berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakukan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menjediakan kontrol untuk perbandingan.
Jenis – jenis penelitian dibedakan berdasarkan jenis data yang diperlukan secara umum dibagi menjadi dua:
1) Penelitian Primer
Penelitian primer membutuhkan data atau informasi dari sumber pertama, biasanya kita sebut dengan responden. Data atau informasi diperoleh melalui pertanyaan tertulis dengan menggunakan kuesioner atau lisan dengan menggunakan metode wawancara. Yang termasuk dalam kategori ini ialah:
a. Studi Kasus
Studi kasus menggunakan individu atau kelompok sebagai bahan studinya. Biasanya studi kasus bersifat longitudinal
b. Survei:
Survei merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Pada umumnya survei menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil data. Survei menganut aturan pendekatan kuantitatif, yaitu semakin sample besar, semakin hasilnya mencerminkan populasi.
c. Riset Eksperimental
Riset eksperimental menggunakan individu atau kelompok sebagai bahan studi. Pada umumnya riset ini menggunakan dua kelompok atau lebih untuk dijadikan sebagai obyek studinya. Kelompok pertama merupakan kelompok yang diteliti sedang kelompok kedua sebagai kelompok pembanding (control group). Penelitian eksperimental menggunakan desain yang sudah baku, terstruktur dan spesifik.
2) Penelitian Sekunder
Penelitian sekunder menggunakan bahan yang bukan dari sumber pertama sebagai sarana untuk memperoleh data atau informasi untuk menjawab masalah yang diteliti. Penelitian ini juga dikenal dengan penelitian yang menggunakan studi kepustakaan dan yang biasanya digunakan oleh para peneliti yang menganut paham pendekatan kualitatif.
9. Penelitian dilihat dari kehadiran variable:
Penelitian dilihat dari kehadiran variable dapat dikategorikan dalam penelitian yang obyeknya merupakan variable masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang. Penelitian yang obyeknya variable masa lalu dan saat ini disebut juga penelitian deskriptif atau mengambarkan variable-variabel yang sedang diteliti. Sedang penelitian yang obyeknya variable yang akan datang, maka variabelnya belum ada tetapi sengaja diciptakan oleh peneliti dengan memberikan perlakuan (treatment). Penelitian jenis ini disebut juga penelitian eksperimen yang tujuannya digunakan untuk mencari hubungan kausal antar variable yang diteliti.
1) Menurut Metodenya
Jenis penelitian dilihat dari segi metodenya adalah sebagai berikut :
1) Penelitian Historis
2) Penelitian Filosofis
3) Penelitian Observasional
4) Penelitian Ekspremental
2) Menurut Sifat Permasalahannya
Sesuai dengan tugas penelitian itu untuk mmemberikan, menerangkan, meramalkan dan mengatasi permasalahan atau persoalan-persoalan, maka penelitian dapat pula digolongkan dari sudut pandangan ini. Sehingga penggolongan ini bisa mencakup penggolongan yang disebut terdahulu. Berdasarkan penggolongan ini dapat dipilih rancangan penelitian yang sesuai. Ada delapan jenis penelitian itu yakni:
1. Penelitian Historis
2. Penelitian Deskriptif
3. Penelitian Perkembangan
4. Penelitian kasus dan Penelitian lapangan
5. Penelitian Korelasional
6. Penelitian Kausal-Komparatif
7. Penelitian Ekspremental
8. Penelitian Tindakan
1) Penelitian Historis
Penelitian ditujukan kepada rekonstruksi masa lampau sistematis dan objektif memahami peristiwa-peristiwa masa lampau itu.Data yang dikumpulkan pada penelitian ini sukar dikendalikan. Maka tingkat kepastian pemecahan permasalahan dengan metode ini adalah paling rendah. Data yang dikumpulkan biasanya hasil pengamatan orang lain seperti surat-surat arsip atau dokumen-dokumen masa lalu. Penelitian seperti ini jika ditujukan kepada kehidupan pribadi seseorang, maka penelitian disebut penelitian biografis.
2) Penelitian Deskriptif
Penelitian deskripsi berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu.
Misalnya: penelitian yang dilakukan mahasiswa untuk menyusun tesis memperoleh gelar sarjana kependidikan di IKIP, biasanya adalah penelitian deskriptif, seperti penelitian mengenai kemunduran prestasi belajar siswa, kemunduran rasa tanggung jawab.
3) Penelitian Perkembangan
Penelitian perkembangan menyelidiki pola dan proses pertumbuhan atau perubahan sebagai fungsi dari waktu.Kekhususan:
1. Memusatkan perhatian pada ubahan-ubahan dan perkembangannya selama jangka waktu tertentu. Meneliti pola-pola pertumbuhan, laju, arah, dan urutan perkembangan dalam beberapa fase.
2. Penelitian ini umumnya memakai waktu yang panjang atau bersifat longitudinal. Dan biasa dilakukan oleh peneliti ahli dengan fasilitas cukup.
4) Penelitian kasus dan Penelitian lapangan
Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan.
5) Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau lebih.misalnya, apakah ada hubungan antara status sosial orang tua siswa dengan prestasi anak mereka.
6) Penelitian Kausal-Komparatif
Penelitian untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat antara faktor tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki.
Misalnya : sikap santai siswa dalam kegiatan belajar mungkin disebabkan banyaknya lulusan pendidikan tertentu yang tidak mendapat lapangan kerja.
7) Penelitian Ekspremental
Penelitian dengan melakuakn percobaan terhadap kelompok-kelompok ekspremen. Kepada tiap kelompok ekspremen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol.
Data sebagai hasil pengaruh perlakuan terhadap kelompok ekspremen diukur secara kuantitatif kemudian dibandingkan. Misalnya, hendak meneliti keefektifan metode-metode mengajar. Penerapan tiap metode dicobakan terhadap kelompok-kelompok coba. Pada akhir percobaan prestasi belajar tiap kelompok dievaluasi.
8) Penelitian Tindakan
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain. Misalnya, meneliti keterampilan kerja yang sesuai bagi siswa putus sekolah di suatu daerah.
Penelitian pengembangan keterampilan mengisi program B kurikulum SMA 1984.
4.PENELITIAN
KUANTITATIF DENGAN MASALAH-MASALAHNYA
1. Pengertian
Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kuantitatif adalah penelitian
yang ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagain dan fenomena serta
hubungan-hubungannya. Tujuan Penelitian Kuantitatif adalah mengembangkan dan
menggunakan model-model matematis, teori-teori dan hipotesis yang dikaitkan
denganfenomena alam.
Penelitian kuantitatif banyak digunakan
untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan
statistik, untuk menunjukkan hubungan antarvariabel, dan ada pula yang bersifat
mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan banyak hal,
baik itu dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu social.
Pendekatan ini juga digunakan sebagai
cara untuk meneliti beraspek dari pendidikan. Istilah penelitai kuantitatif
sering digunakandalam ilmu-ilmu sosialuntuk membedakannya dengan penelitian
kuantitatif.
Metode yang sering digunakan adalah
experimental, deskripsi, survei, dan menemukan korelasional. Penelitian
kuantitatif menyajikan proposal yang bersifat lengkap, rinci, prosedur yang
spesifik, literatur yang lengkap dan hipotesis yang dirumuskan dengan jelas.
Pada penelitian kualitatif, proposalnya lebih singkat dan tidak banyak kajian
literatur, pendekatan dijabarkan secara umum, dan biasanya tidak menyajikan
rumusan hipotesis. Craig (1985) merumuskan langkah-langkah penelitian
ilmiah:
·
Identifikasi masalah
·
Merumuskan hipotesis
·
Mendefinisikan istilah
·
Melakukan penelitian atau observasi lapangan
·
Analisis data
·
Menarik kesimpulan
2. Masalah
Penelitian
Masalah penelitia adalah suatu pernyataan
yang memerlukan pembahasan, pemecahan informasi yang menyiratkan adanya
kemungkinan pengumpulan dan analisis data secara empiris yang dapat dirumuskan
melalui proses penelitian, baik penjelasan deskriftif tentang satu variabel.
Masalah penelitian harus dinyatakan secara jelas dan spesifik. Masalah
penelitian dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu: observasi terhadap
praktik, deduksi dari teori kepustakaan hasil penelitian, masalah sosial yang
sedang terjadi, situasi praktis, dan pengalaman pribadi.
Masalah penelitian harus memenuhi
beberapa criteria diantaranya: baru, bermanfaat, menarik dan menantang secara
intelektual, sesuai dengan keahlian peneliti, tersedia data dan metode,
tersedia alat khusus bila diperlukan, penyandang dana dan kerjasama
administratif, tersedia biaya waktu yang cukup, dan tidak membahayakan baik
bagi peneliti ataupun orang lain.
Dalam buku Methods of Psychological
Research dijelaskan bahwa masalah penelitian dapat diperoleh dengan cara-cara:
(1) observasi; (2) brainstorming; (3) theoretical prediction;
(4) technological development; (5) knowledge of the research
literature, dan kombinasi dari metode-metode tersebut.
B.MODEL-MODEL PENELITIAN
1. Berdasarkan
Tempat
1. Penelitian
Pustaka
Suatu penelitian yang dilakukan di ruang
perpustakaan untuk menghimpun dan menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan,
baik berupa buku-buku, periodikal-periodikal, seperti majalah-majalah ilmiah
yang diterbitkan secara berkala, kisah-kisah sejarah, dokumen-dokumen dan
materi perpustakaan lainnya, yang dapat dijadikan sebagai sumber rujukan untuk
menyusun suatu laporan ilmiah.
Penelitian ini sering digunakan oleh
mahasiswa yang melakukan penelitian tentang pemikiran keislaman dan pergulatan
pemikiran.
2. Penelitian
Laboratorium
Suatu penelitian yang dilakukan dalam
laboratorium, yaitu suatu tempat yang dilengkapi dengan perangkat khusus untuk
melakukan penyelidikan terhadap gejala tertentu melalui tes-tes atau uji yang
dilakukan untuk menyusun laporan ilmiah.
3. Penelitian
Lapangan
Yaitu suatu
penelitian yang dilakukan di lapangan atau lokasi penelitian, suatu tempat yang
dipilih sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala obyektif sebagaimana yang
terjadi di lokasi tersebut, yang digunakan untuk penyusunan laporan ilmiah.
2. Berdasarkan
Sifat
Ditinjau dari segi sifatnya, penelitian dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu:
1. Penelitian
Dasar
Penelitian yang bermula dari kenyataan
objektif yang diamati secara empirik, kemudian ditelaah melalui analisis untuk
disusun sebagai laporan ilmiah. Penelitian semacam ini biasanya dilakukan dalam
penelitian suatu teori melalui pengujian hipotesis, yang dirumuskan berdasarkan
teori tertentu karena belum ada teori yang berkaitan dengan kenyataan objektif
yang sedang diamati.
2. Penelitian
Vertikal
Yaitu penelitian yang bermula dari teori
yang sudah ada, kemudian dihubungkan dengan kenyataan objektif yang diamati
secara empirik dan ditelaah melalui analisis ilmiah sebagai koreksi atas
kebenaran teori tersebut. Hasil penelaahan bisa mengukuhkan teori yang
diperiksa dan bisa juga menolaknya, sehingga tumbanglah teori yang diperiksa
dan lahirlah teori yang baru.
3.
Penelitian Survei
Yaitu suatu penelitian yang dilakukan
dengan mengadakan pemeriksaan terhadap gejala yang berlangsung di lokasi
penelitian. Lazimnya dilakukan terhadap suatu unit sampel, bukan terhadap suatu
unit sasaran.
3.
Berdasarkan Jenis
1.
Penelitian Eksploratif
Yaitu suatu penelitian yang bermaksud
mengadakan penjajakan atau pengenalan terhadap gejala tertentu. Dalam
penelitian ini belum diperlukan rujukan teori dan belum digunakan hipotesis.
2.
Penelitian Deskriptif
Yaitu suatu penelitian yang bermaksud
mengadakan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala-gejala
tertentu. Dalam penelitian macam ini landasan teori mulai diperlukan tetapi
bukan digunakan sebagai landasan untuk menentukan kriteria pengukuran terhadap
yang diamati dan yang akan diukur.
3.
Penelitian Konformatif
Yaitu suatu penelitian yang bermaksud
menelaah dan menjelaskan pola hubungan antara dua variabel atau lebih, di mana
jenis penelitian ini telah membutuhkan dukungan teori, baik digunakan sebagai
landasan dalam mengajukan hipotesis maupun untuk menentukan kriteria pengukuran
terhadap adanya hubungan antara variabel-variabel yang diteliti, di antaranya
melalui pengujian hipotesis.
4.
Penelitian Evaluatif
Yaitu suatu penelitian yang bermaksud
mengevaluasi pelaksanaan dan dibedakan lagi ke dalam dua macam: evaluasi
sumatif dan pencapaian tujuan suatu program. Penelitian yang disebut terakhir
dinamakan evaluasi formatif. Evaluasi sumatif dilakukan untuk meneliti
pencapaian tujuan suatu program dan lazimnya dilakukan pada akhir kegiatan dari
pelaksanaan suatu program. Evaluasi formatif dilakukan untuk meneliti
pelaksanaan program yang sedang berjalan, guna mencari umpan balik bagi
perbaikan program itu sendiri jika ternyata ada unsur-unsur program yang secara
teknis tidak mungkin dapat dilaksanakan.
5. Penelitian
Prediktif
Yaitu suatu penelitian untuk meramalkan
gejala yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang, berdasarkan proteksi
dari hasil penelaahan terhadap gejala yang diamati melalui evaluasi atau
penyelidikan saat ini.
4. /
Berdasarkan Guna
1. Penelitian
Murni
Yaitu suatu penelitian yang semata-mata
digunakan untuk memelihara kesinambungan dan integritas pemikiran ilmiah, guna
menunjang perkembangan ilmu di bidang tertentu. Dalam pelaksanaannya, pemilihan
macam ini tidak dapat dipengaruhi oleh kepentingan tertentu baik ditinjau dari
tata nilai sosial maupun tata dan nilai ekonomi.
2. Penelitian
Terapan
Yaitu suatu penelitian yang digunakan
untuk kepentingan praktis, baik untuk pengembangan atau perbaikan tata dan
nilai sosial maupun tata nilai ekonomi. Dengan demikian penelitian ini biasanya
dipengaruhi oleh kepentingan tertentu baik ditinjau dari tata dan nilai sosial
dan ekonomi.
Model-model penelitian dapat dibedaakn
berdasarkan jenis data yang diperlukan secara umum dan dibagi menjadi dua yaitu
penelitian primer dan penelitian sekunder.
Penelitain primer membutuhkan data atau
informasi dari sumber pertama, biasanya kita sebut dengan responden. Sedangkan
Penelitian sekunder menggunakan bahan yang bukan dari sumber pertama sebagia
sarana untuk memperoleh data atau informasi untuk menjawab masalah yang
diteliti.
Ø Jenis-jenis Penelitian
1. PENDAHULUAN
Dalam
beberapa sumber yang membahas tentang metodologi penelitian, istilah
model-model penelitian mengarah kepada dua pemahaman, yaitu jenis-jenis
penelitian dan desain penelitian. Dalam kesempatan ini, model-model penelitian
akan dimaknai sebagai jenis-jenis penelitian. Katagorisasi jenis-jenis
penelitian itu sendiri tidaklah sama antara satu sumber dengan sumber lain.
Sehingga, kali ini digunakan kategorisasi jenis-jenis penelitian menurut DR.
Sugiyono(1998).
Menurut tujuannya, penelitian dapat dikelompokkan menjadi penelitian murni (dasar) dan terapan. Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang bersifat praktis. Penelitian dasar pada umumnya dilakukan pada laboratorium yang kondisinya terkontrol dengan ketat. Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis. Jadi penelitian dasar berkenaan dengan penemuan prinsip-prinsip itu. Contoh penelitian murni: pengaruh pemberian stimulus terhadap respon pada binatang. Hasil penelitian ini kemudian diterapkan pada manusia, misalnya pengaruh pemberian intensif terhadap perilaku kerja.
Menurut tujuannya, penelitian dapat dikelompokkan menjadi penelitian murni (dasar) dan terapan. Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang bersifat praktis. Penelitian dasar pada umumnya dilakukan pada laboratorium yang kondisinya terkontrol dengan ketat. Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis. Jadi penelitian dasar berkenaan dengan penemuan prinsip-prinsip itu. Contoh penelitian murni: pengaruh pemberian stimulus terhadap respon pada binatang. Hasil penelitian ini kemudian diterapkan pada manusia, misalnya pengaruh pemberian intensif terhadap perilaku kerja.
11. JENIS-JENIS PENELITIAN
A. Menurut Tujuannya
Jenis penelitian bila dilihat dari tujuannya dapat digolongkan menjadi:
a. Penelitian dasar atau penelitian murni ( pure research )
LIPI memberi definisi sebagai berikut. Penelitian dasar adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian itu tidak segera dipakai namun dalam waktu jangka panjang juga akan terpakai.
b. Penelitian terapan ( applied research )
Batasan yang diberikan LIPI adalah:
Penelitian terapan ialah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis. Berarti hasilnya diharapkan segera dapat dipakai untuk keperluan praktis. Misalnya penelitian untuk menunjang kegiatan pembangunan yang sedang berjalan, penelitian untuk melandasi kebijakan pengambilan keputusan atau administrator.
Dilihat dari segi tujuannya, penelitian terapan berkepentingan dengan penemuan-penemuan yang berkenan dengan aplikasi dari suatu konsep-konsep teoritis tertentu.
B. Menurut Pendekatan
a. Penelitian Survey
Penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, namun data yang dipelajari adalah data dari sampel sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel, baik sosiologis maupun psikologis.
Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Walaupun penelitian survey ini tidak memerlukan kelompok kontrol seperti pada penelitian eksperimen, namun generalisasi yang dihasilkan bisa akurat jika digunakan sampel yang representatif.
b. Penelitian Ex Post Facto (causal comparative)
Penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi yang kemudian merunut kebelakang melalui data tersebut untuk menemukan faktor-faktor yang menentukan sebab-sebab yang mungkin terhadap peristiwa yang diteliti. Penelitian ini menggunakan logika dasar yang sama dengan penelitian eksperimen, namun penelitian ini tidak ada manipulasi langsung terhadap variabel independen.
Variabel perlakuan pada desain penelitian ini adalah kejadian yang sudah terjadi, karenanya tidak ada perlakuan yang dilakukan oleh peneliti. Dipilihnya variabel yang sudah terjadi dalam penelitian ini dimungkinkan karena sebab-sebab :
A. Menurut Tujuannya
Jenis penelitian bila dilihat dari tujuannya dapat digolongkan menjadi:
a. Penelitian dasar atau penelitian murni ( pure research )
LIPI memberi definisi sebagai berikut. Penelitian dasar adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian itu tidak segera dipakai namun dalam waktu jangka panjang juga akan terpakai.
b. Penelitian terapan ( applied research )
Batasan yang diberikan LIPI adalah:
Penelitian terapan ialah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis. Berarti hasilnya diharapkan segera dapat dipakai untuk keperluan praktis. Misalnya penelitian untuk menunjang kegiatan pembangunan yang sedang berjalan, penelitian untuk melandasi kebijakan pengambilan keputusan atau administrator.
Dilihat dari segi tujuannya, penelitian terapan berkepentingan dengan penemuan-penemuan yang berkenan dengan aplikasi dari suatu konsep-konsep teoritis tertentu.
B. Menurut Pendekatan
a. Penelitian Survey
Penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, namun data yang dipelajari adalah data dari sampel sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel, baik sosiologis maupun psikologis.
Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Walaupun penelitian survey ini tidak memerlukan kelompok kontrol seperti pada penelitian eksperimen, namun generalisasi yang dihasilkan bisa akurat jika digunakan sampel yang representatif.
b. Penelitian Ex Post Facto (causal comparative)
Penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi yang kemudian merunut kebelakang melalui data tersebut untuk menemukan faktor-faktor yang menentukan sebab-sebab yang mungkin terhadap peristiwa yang diteliti. Penelitian ini menggunakan logika dasar yang sama dengan penelitian eksperimen, namun penelitian ini tidak ada manipulasi langsung terhadap variabel independen.
Variabel perlakuan pada desain penelitian ini adalah kejadian yang sudah terjadi, karenanya tidak ada perlakuan yang dilakukan oleh peneliti. Dipilihnya variabel yang sudah terjadi dalam penelitian ini dimungkinkan karena sebab-sebab :
(1) variabel tidak dapat
dimanipulasi karena alasan-alasan etika sehingga dicari obyek-obyek yang sudah
pernah mengalami
(2) sudah terjadi namun belum
sempat diteliti.
c. Penelitian Eksperimen
Penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Pada umumnya penelitian ini dilakukan di laboratorium.
Penelitian ini mepunyai karakteristik sebagai berikut: (1) ada perlakuan, (2) memiliki tiga jenis variabel dan (3) randomisasi.
d. Penelitian Kebijakan
yang dilakukan untuk menganalisis masalah-masalah sosial yang mendasar sehingga temuannya dapat direkomendasikan pada pembuat keputusan untuk bertindak secara praktis dalam menyelesaikan masalah.
Focus penelitian kebijakan adalah kebijakan yang lalu maupun yang berlaku sekarang dan diarahkan untuk : (1) meneliti formulasi kebijakan dan sasarannya, (2) menguji pelaksanaan suatu program terkait dengan kebijakan, dan (3) menguji keefektivan dan keefisienan kebijakan.
e. Penelitian Tindaka
c. Penelitian Eksperimen
Penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Pada umumnya penelitian ini dilakukan di laboratorium.
Penelitian ini mepunyai karakteristik sebagai berikut: (1) ada perlakuan, (2) memiliki tiga jenis variabel dan (3) randomisasi.
d. Penelitian Kebijakan
yang dilakukan untuk menganalisis masalah-masalah sosial yang mendasar sehingga temuannya dapat direkomendasikan pada pembuat keputusan untuk bertindak secara praktis dalam menyelesaikan masalah.
Focus penelitian kebijakan adalah kebijakan yang lalu maupun yang berlaku sekarang dan diarahkan untuk : (1) meneliti formulasi kebijakan dan sasarannya, (2) menguji pelaksanaan suatu program terkait dengan kebijakan, dan (3) menguji keefektivan dan keefisienan kebijakan.
e. Penelitian Tindaka
Penelitian yang dilakukan secara
perorangan atau kelompok yang menghendakperubahan dalam situasi tertentu untuk
menguji prosedur dan kemudian setelah sampai tahap kesimpulan dapat
dipertanggungjawabkan. Penelitian ini memfokuskan pada masalah lokal sehingga
hasilnya tidak perlu untuk pengembangan ilmu.
Penelitian tindakan banyak digunakan oleh para pelaksana untuk memecahkan masalah yang dihadapi atau memperbaiki suatu pelaksanaan suatu kegiatan,
f. Penelitian Evaluasi
Istilah evaluasi diartikan sebagai evaluasi itu sendiri jika merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan yang berarti untuk membandingkan suatu kejadian kegiatan dan produk dengan standard dan program yang telah ditetapkan. Evaluasi dianggap sebagai penelitian jika dapat berfungsi untuk menjelaskan fenomena.
Penelitian evaluasi dibagi menjadi dua, yaitu penelitian evaluasi formatif yang menekankan pada proses sehingga dapat digunakan meningkatkan produk dan evaluasi sumatif yang menekankan pada produk.
Evaluasi formatif ingin mendapatkan feedback dari suatu aktivitas dalam proses, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan program atau produk. Evaluasi sumatif menekankan pada efektivitas pencapaian program yang berupa produk tertentu.
g. Penelitian Sejarah
Penelitian ini berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian – kejadian yang telah berlangsung di masa lalu. Jadi peneliti tidak mungkin lagi mengamati kejadian yang akan diteliti. Namun sumber datanya bisa primer, yaitu orang yang terlibat langsung dalam kejadian itu, atau sumber – sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu.
C. Menurut Tingkat Eksplanasi (Penjelasan)
a. Penelitian deskriptif
Penelitian ini berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu. Penelitian ini dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau tanpa menghubungkan dengan variabel yang lain.
Penelitian ini memiliki ciri-ciri yaitu: (1) berhubungan dengan keadaan yang terjadi saat itu (factual), (2) menguraikan satu variabel saja atau beberapa variabel namun diuraikan satu persatu dan (3) variabel yang diteliti tidak dimanipulasi atau tidak ada perlakuan.
b. Penelitian Komparatif
Penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih mandiri tapi untuk sampel yang berbeda.
c. Penelitian Asosiatif (Korel
Penelitian tindakan banyak digunakan oleh para pelaksana untuk memecahkan masalah yang dihadapi atau memperbaiki suatu pelaksanaan suatu kegiatan,
f. Penelitian Evaluasi
Istilah evaluasi diartikan sebagai evaluasi itu sendiri jika merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan yang berarti untuk membandingkan suatu kejadian kegiatan dan produk dengan standard dan program yang telah ditetapkan. Evaluasi dianggap sebagai penelitian jika dapat berfungsi untuk menjelaskan fenomena.
Penelitian evaluasi dibagi menjadi dua, yaitu penelitian evaluasi formatif yang menekankan pada proses sehingga dapat digunakan meningkatkan produk dan evaluasi sumatif yang menekankan pada produk.
Evaluasi formatif ingin mendapatkan feedback dari suatu aktivitas dalam proses, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan program atau produk. Evaluasi sumatif menekankan pada efektivitas pencapaian program yang berupa produk tertentu.
g. Penelitian Sejarah
Penelitian ini berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian – kejadian yang telah berlangsung di masa lalu. Jadi peneliti tidak mungkin lagi mengamati kejadian yang akan diteliti. Namun sumber datanya bisa primer, yaitu orang yang terlibat langsung dalam kejadian itu, atau sumber – sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu.
C. Menurut Tingkat Eksplanasi (Penjelasan)
a. Penelitian deskriptif
Penelitian ini berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu. Penelitian ini dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau tanpa menghubungkan dengan variabel yang lain.
Penelitian ini memiliki ciri-ciri yaitu: (1) berhubungan dengan keadaan yang terjadi saat itu (factual), (2) menguraikan satu variabel saja atau beberapa variabel namun diuraikan satu persatu dan (3) variabel yang diteliti tidak dimanipulasi atau tidak ada perlakuan.
b. Penelitian Komparatif
Penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih mandiri tapi untuk sampel yang berbeda.
c. Penelitian Asosiatif (Korel
Penelitian yang mencari hubungan
antara satu variabel dengan variabel yang lain. Dua atau lebih variabel akan
diteliti untuk melihat hubungan yang terjadi antara mereka tanpa merubah atau
mengadakan perlakuan terhadap variabel-variabel tersebut.
D. Menurut Jenis Data
a. Penelitian Kualitatif
Penelitian yang menggunakan data berbentuk narasi atau gambar – gambar. Jika pada penelitian kualitatif terdapat angka maka angka tersebut hanya untuk bmenjelaskan sesuatu. Proses penelitiannya adalah induktif ( pengambilan kesimpulan dari khusus ke umum). Penelitian ini dilakukan karena kurangnya teori – teori yang berhubungan. Tujuannya dari hasil pengamatan terhadap objek penelitian (khusus), diharapkan dapat menghasilkan teori (umum)
b. Penelitian Kuantitatif
Penelitian yang menggunakan data – data statistic yang dapat diukur. Proses penelitiannya adalah deduktif – induktif (mulai dari hal yang umum ke khusus kemudian kembali ke yang umum lagi). Penelitian ini dimulai dari teori yang dikembangkan menjadi konsep kemudian dirumuskan satu atau beberapa hipotesis untuk selanjutnya diuji, kesimpulan dari uji tersebut diberlakukan secara umum.
c. Penelitian gabungan
Penelitian yang merupakan gabungan dari kuantitatif dan kualitatif.
III. JENIS-JENIS PENELITIAN DALAM PENDIDIKAN
A. Penelitian Bidang Ilmu dan Praktik Pendidikan
D. Menurut Jenis Data
a. Penelitian Kualitatif
Penelitian yang menggunakan data berbentuk narasi atau gambar – gambar. Jika pada penelitian kualitatif terdapat angka maka angka tersebut hanya untuk bmenjelaskan sesuatu. Proses penelitiannya adalah induktif ( pengambilan kesimpulan dari khusus ke umum). Penelitian ini dilakukan karena kurangnya teori – teori yang berhubungan. Tujuannya dari hasil pengamatan terhadap objek penelitian (khusus), diharapkan dapat menghasilkan teori (umum)
b. Penelitian Kuantitatif
Penelitian yang menggunakan data – data statistic yang dapat diukur. Proses penelitiannya adalah deduktif – induktif (mulai dari hal yang umum ke khusus kemudian kembali ke yang umum lagi). Penelitian ini dimulai dari teori yang dikembangkan menjadi konsep kemudian dirumuskan satu atau beberapa hipotesis untuk selanjutnya diuji, kesimpulan dari uji tersebut diberlakukan secara umum.
c. Penelitian gabungan
Penelitian yang merupakan gabungan dari kuantitatif dan kualitatif.
III. JENIS-JENIS PENELITIAN DALAM PENDIDIKAN
A. Penelitian Bidang Ilmu dan Praktik Pendidikan
Penelitian dapat dilakukan terhadap ilmu maupun praktik pendidikan.
Penelitian terhadap ilmu mengkaji dasar – dasar atau teori – teori termasuk
sejarah perkembangannya. Secara umum penelitian pendidikan dapat dilakukan dengan
kualitatif maupun kuantitatif. Kualitatif jika tujuannya adalah menghasilkan
asumsi baru atau menguatkan asumsi sebelumnya. Penelitian kuantitatif dalam
bidang pendidikan diarahkan pada aplikasi dari teori atau konsep. Pendekatan
eksperimental maupun non eksperimental sering digunakan dalam penelitian jenis
ini. Adapula penelitian evaluasi yang ditujukan untuk mengevaluasi pelaksanaan
atau keberhasilan sebuah sistem, program, model pendidikan, implementasinya,dan
mengevaluasi ketepatan penggunaan sistem, program, model, metode, media,
instrument, dsb.
Lingkup penelitian pendidikan meliputi:
1. Pendidikan Teoritis
• Kajian filosofis pendidikan
• Orientasi Pendidikan
• Konsep pendidikan
2. Pendidikan Praktis
• Berdasarkan lingkungan
• Berdasarkan jenjang
• Berdasarkan bidang studi
• Berdasarkan jenis
B. Penelitian bidang ilmu dan praktik kurikulum dan pembelajaran
kurikulum dan pembelajaran mengkaji teori – teori dan konsep – konsep termasuk sejarah perkembangannya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif. Pendekatan kualitatif difokuskan pada analisis konsep dan historis, dan dapat dihasilkan penguatan terhadap asumsi yang ada maupun menghasilkan asumsi yang ada.
Penelitian kurikulum dan pembelajaran dapat pula dilakukan secara kuantitatif, eksperimental maupun non eksperimental. Secara umum penelitian kurikulum dan pembelajaran diarahkan pada aplikasi teori atau konsep sebagai applied research. Penelitian evaluatif ditujukan untuk mengevaluasi keberhasilan sutu model disain kurikulum pembelajaran, implementasi kurikulum, dan ketepatan penggunaan sutu model, metode, media pembelajaran, instrument, evaluasi, dsb.
Lingkup penelitian kurikulum dan pembelajaran meliputi:
1. Kurikulum teoritis (penelitian dasar)
• Teori – teori desain dan rekayasa kurikulum
• Teori – teori pengajaran / pembelajaran
• Teori – teori belajar
• Teori – teori evaluasi
2. Kurikulum praktis (penelitian terapan)
• Kurikulum sebagai desain
• Penyusunan kurikulum
• Implementasi kurikulum
• Evaluasi dan penyempurnaan kurikulum
• Manajemen kurikulum
Lingkup penelitian pendidikan meliputi:
1. Pendidikan Teoritis
• Kajian filosofis pendidikan
• Orientasi Pendidikan
• Konsep pendidikan
2. Pendidikan Praktis
• Berdasarkan lingkungan
• Berdasarkan jenjang
• Berdasarkan bidang studi
• Berdasarkan jenis
B. Penelitian bidang ilmu dan praktik kurikulum dan pembelajaran
kurikulum dan pembelajaran mengkaji teori – teori dan konsep – konsep termasuk sejarah perkembangannya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif. Pendekatan kualitatif difokuskan pada analisis konsep dan historis, dan dapat dihasilkan penguatan terhadap asumsi yang ada maupun menghasilkan asumsi yang ada.
Penelitian kurikulum dan pembelajaran dapat pula dilakukan secara kuantitatif, eksperimental maupun non eksperimental. Secara umum penelitian kurikulum dan pembelajaran diarahkan pada aplikasi teori atau konsep sebagai applied research. Penelitian evaluatif ditujukan untuk mengevaluasi keberhasilan sutu model disain kurikulum pembelajaran, implementasi kurikulum, dan ketepatan penggunaan sutu model, metode, media pembelajaran, instrument, evaluasi, dsb.
Lingkup penelitian kurikulum dan pembelajaran meliputi:
1. Kurikulum teoritis (penelitian dasar)
• Teori – teori desain dan rekayasa kurikulum
• Teori – teori pengajaran / pembelajaran
• Teori – teori belajar
• Teori – teori evaluasi
2. Kurikulum praktis (penelitian terapan)
• Kurikulum sebagai desain
• Penyusunan kurikulum
• Implementasi kurikulum
• Evaluasi dan penyempurnaan kurikulum
• Manajemen kurikulum
Perumusan masalah merupakan salah
satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang
sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu
kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil
apa-apa. Perumusan masalah atau research questions atau disebut
juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang
mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri,
maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara
fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai
akibat.
Mengingat demikian pentingnya
kedudukan perumusan masalah di dalam kegiatan penelitian, sampai-sampai
memunculkan suatu anggapan yang menyatakan bahwa kegiatan melakukan perumusan
masalah, merupakan kegiatan separuh dari penelitian itu sendiri.
Perumusan masalah penelitian dapat
dibedakan dalam dua sifat, meliputi perumusan masalah deskriptif, apabila tidak
menghubungkan antar fenomena, dan perumusan masalah eksplanatoris, apabila
rumusannya menunjukkan adanya hubungan atau pengaruh antara dua atau lebih
fenomena.
Perumusan masalah memiliki fungsi
sebagai berikut yaitu Fungsi pertama adalah sebagai pendorong suatu kegiatan
penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab
kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan. Fungsi kedua, adalah
sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan
masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah
setelah peneliti sampai di lapangan. Fungsi ketiga dari perumusan masalah,
adalah sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan
oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh
peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu
dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi
tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang
tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya. Sedangkan fungsi keempat dari suatu
perumusan masalah adalah dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para
peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi
populasi dan sampel penelitian.
B.Kriteria-kriteria Perumusan Masalah
Ada setidak-tidaknya tiga kriteria
yang diharapkan dapat dipenuhi dalam perumusan masalah penelitian yaitu
kriteria pertama dari suatu perumusan masalah adalah berwujud kalimat tanya
atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban
deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang
menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusaia.
Kriteria Kedua dari suatu masalah
penelitian adalah bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan
perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas, diharapkan akan dapat
memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori
baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.
Kriteria ketiga, adalah bahwa
suatu perumusan masalah yang baik, juga hendaknya dirumuskan di dalam konteks
kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan
implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi
proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.
Berkenaan dengan penempatan
rumusan masalah penelitian, didapati beberapa variasi, antara lain (1) Ada yang
menempatkannya di bagian paling awal dari suatu sistematika peneliti, (2) Ada
yang menempatkan setelah latar belakang atau bersama-sama dengan latar belakang
penelitian dan (3) Ada pula yang menempatkannya setelah tujuan penelitian.
Di manapun rumusan masalah
penelitian ditempatkan, sebenarnya tidak terlalu penting dan tidak akan
mengganggu kegiatan penelitian yang bersangkutan, karena yang penting adalah
bagaimana kegiatan penelitian itu dilakukan dengan memperhatikan rumusan
masalah sebagai pengarah dari kegiatan penelitiannya. Artinya, kegiatan
penelitian yang dilakukan oleh siapapun, hendaknya memiliki sifat yang
konsisten dengan judul dan perumusan masalah yang ada. Kesimpulan yang didapat
dari suatu kegiatan penelitian, hendaknya kembali mengacu pada judul dan
permasalahan penelitian yang telah dirumuskan.
Melakukan penelitian pada intinya
adalah memecahkan masalah secara ilmiah. Pemikiran ini menggiring kita pada
kesimpulan bahwa signifikansi sumbangsih penelitian terhadap pemecahan masalah
atau pengembangan ilmu sangat ditentukan oleh fokus masalah penelitian. Masalah
pada intinya adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara teori dan
praktek, antara visi dan realitas, dan sebagainya.
A. Pengertian Masalah
Masalah adalah setiap kesulitan yang
mengerakkan manusia untuk memecahkannya (Marzukki, 2005: 20). Sutrisno Hadi
mengidentifikasikan permasalahan sebagai perwujudan “ketiadaan, kelangkaan,
ketimpangan, ketertinggalan, kejanggalan, ketidakserasian, kemerosotan dan
semacamnya”. Seorang peneliti yang berpengalaman akan mudah menemukan
permasalahan dari bidang yang ditekuninya; dan seringkali peneliti tersebut
menemukan permasalahan secara “naluriah”; tidak dapat menjelaskan bagaimana
cara menemukannya.
B. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah merupakan
jawaban atas pertanyaan “mengapa masalah itu muncul?” artinya, masalah itu
muncul akibat adanya rentetan masa lalu, yang telah terjadi, dan yang bakal
muncul. Masalah yang diteliti biasanya bersifat ilmiah. Deskripsi latar
belakang masalah ini sering kali menggunakan prinsip membandingkan apa yang ada
pada permasalahan dan fakta yang terjadi. Dapat pula menggunakan konsep
teoritis, isu yang sedang hangat dibicarakan, atau hasil- hasil penelitian
sebelumnya.
C.
Identifikasi Masalah
Menurut Marzuki (2005: 20-21) ada beberapa
sumber yang dapat dikaji untuk menemukan masalah, misalnya:
1.
Bacaan
Terutama laporan hasil penelitian
yang mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, karena tidak
pernah ada penelitian yang tuntas.
2. Seminar,
diskusi, atau penemuan ilmiah lain
Dengan mengikuti seminar atau diskusi terdapat
kemungkinan munculnya masalah-masalah yang perlu penggarapan melalui
penelitian.
3. Pernyataan
pemegang otoritas
4. Pengamatan
sepintas
Perjalanan atau peninjauan ke suatu
tempat dapat menimbulkan ide untuk melakukan penelitian, misalnya
5.
Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi seseorang dapat
pula menjadi sumber masalah baik yang berhubungan dengan kehidupan pribadinya
maupun yang berkaitan dengan kehidupan profesinya.
6. Perasaan
intuitif
Timbul dari
konsolidasi atau pengendapan berbagai informasi pada saat orang sedang
istirahat atau bangun tidur.
Sedangkan menurut Stonner (Sugiono,
2009: 52-54) ada empat sumber masalah, yaitu:
1.
Terdapat penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan
2.
Terdapat penyimpangan antara apa yang telah
direncanakan dengan kenyataan
3.
Ada pengaduan. Dalam suatu organisasi sekolah yang
tadinya tenang tidak ada masalah, ternyata setelah ada pihak tertentu yang
mengadukan produk maupun layanan yang diberikan, maka timbul masalah dalam
organisasi itu.
4.
Ada kompetisi. Adanya kompetisi dapat menimbulkan
masalah besar, bila tidak dimanfaatkan untuk kerja sama.
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan
masalah. Jika masalah itu merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan
yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Walaupun begitu terdapat kaitan
erat antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah
penelitian harus didasarkan pada masalah.
Perumusan masalah dinyatakan (1)
dalam bentuk kalimat tanya, (2) secara padat dan jelas, (3) memungkinkan
pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan yang terkandung dalam perumusan
masalah. Selanjutnya rumusan masalah ini dijabarkan dalam tujuan penelitian dan
diteruskan dengan pengajuan hipotesis penelitian. Terdapat bentuk-bentuk
rumusan masalah penelitian, yaitu:
a.
Rumusan Masalah Deskriptif. Rumusan masalah deskriptif
adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap
keberadaan variabel mandiri baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel
yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat
perbandingan variabel itu pada sampel yang lain dan mencari hubungan variabel
itu dengan variabel yang lain. Contoh: Seberapa baik kinerja
Departemen Pendidikan Nasional?
b.
Rumusan Masalah Komparatif. Rumusan komparatif adalah rumusan
masalah yang penelitian membandingkan keberadaan
satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda. Contoh:
Adakah perbedaan disiplin kerja guru antara
sekolah di Kota dan di Desa? (satu variabel dua sampel)
c.
Rumusan Masalah Asosiatif. Rumusan masalah asosiatif
adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua
variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris,
hubungan kausal, dan interaktif/reciprocal/timbal
balik.
1) Hubungan
simetris yaitu suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan
munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausan atau interaktif. Contoh: Adakah
hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah murid
sekolah?
2) Hubungan kausal
adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi ada variabel independen
(variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi). Contoh: Seberapa besar
pengaruh tata ruang kelas terhadap efisiensi pembelajaran di SMA?
Hubungan interaktif/resiprocal/timbal
balik yaitu hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini tidak diketahui mana
variabel independen dan dependen. Contoh: Hubungan antara motivasi dan
prestasi belajar anak SD di
Kecamatan Sami. Di sini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi
tetapi juga prestasi dapat mempengaruhi motivasi
Perumusan masalah dan pertanyaan
penelitian sering dikacaukan. Perumusan masalah dapat dalam bentuk pertanyaan
dan dapat pula dalam bentuk pernyataan. Sebaliknya, pertanyaan penelitian atau
problematika penelitian selalu dalam bentuk pertanyaan atau pertanyaan-
pertanyaan. Titik tekanan problem statement adalah apa masalah
penelitian itu, sedangkan titik tekan pertanyaan penelitian lebih teknis
sifatnya, yaitu mengacu pada tujuan, asumsi, hipotesis, dan bahkan instrumen
secara sangat spesifik[1].
Dalam rangka merumuskan masalah
penelitian, langkah-langkah yang sepatutnya ditempuh adalah sebagai berikut:
1.
mengenali keberadaan masalah.
2.
menganalisi variabel.
3.
mengidentifikasikan variabel.
4.
membuat rumusan masalah.
E.
PEMAPARAN PERMASALAHAN
Pemaparan masalah atau dengan
istilah lain “Statement of the Problem” perlu memuat
1. Pembicaraan
tentang problem umum di sekitar topik
2. Hasil- hasil
penyelidikan dari literatur maupun lapangan yang masih relevan dengan
pokok permasalahannya.
3 Pembatasan dan
pendefinisian masalah
4. Statemen tentang
tujuan penyelidikan serta nilainya secara umum.
Telah disebutkan sebelum Bagian ini
bahwa titik awal suatu kegiatan penelitian adalah upaya membuat rumusan masalah
penelitian. Rumusan masalah penelitian bisa dibuat oleh seorang peneliti
melalui beberapa kemungkinan latar belakang yang dibuat :
(1) Setelah menyadari adanya suatu permasalahan kehidupan yang sedang dihadapi manusia atau masyarakatnya. Masalah kehidupan yang sedang hangat dibicarakan dalam buku ini disebut ”topik masalah” Topik masalah inilah yang menyadarkan seorang pemikir untuk berperan memecahkan sejumlah rumusan masalah penelitian yang terkait dengan topik masalah itu tadi.
(2) Setalah menyadari potensi permasalahan di masa datang setidaknya menurut pandangan dan pertimbangan teoritis dari suatu bidang keilmuan. Potensi permasalahan itu perlu diantisipasi pemecahannya. Sehubungan dengan itu diperlukan penelitian terhadap butir-butir permasalahan yang secara khusus telah dirumuskan.
(1) Setelah menyadari adanya suatu permasalahan kehidupan yang sedang dihadapi manusia atau masyarakatnya. Masalah kehidupan yang sedang hangat dibicarakan dalam buku ini disebut ”topik masalah” Topik masalah inilah yang menyadarkan seorang pemikir untuk berperan memecahkan sejumlah rumusan masalah penelitian yang terkait dengan topik masalah itu tadi.
(2) Setalah menyadari potensi permasalahan di masa datang setidaknya menurut pandangan dan pertimbangan teoritis dari suatu bidang keilmuan. Potensi permasalahan itu perlu diantisipasi pemecahannya. Sehubungan dengan itu diperlukan penelitian terhadap butir-butir permasalahan yang secara khusus telah dirumuskan.
Dari suatu topik masalah penelitian
dapat dirumuskan satu atau lebih butir masalah penelitian. Ada lima tipe topik
masalah penelitian yang dapat digarap oleh seorang peneliti. Mahasiswa S1
dianjurkan memilih masalah tipe 1 atau 2 pada tabel dibawah ini :
Tipe 1 Keperluan mendteksi
penyebab terjadinya suatu fenomena yang merugikan atau menguntungkan agar
gejala dan akibat lanjutannya dapat diatasi atau dipacu
Tipe 2 Keperluan Memperbaiki
kesalahan kebijaksanaan peruahaan (pemerintah) yang tengah berjalan agar
kelemahan-kelemahan yang ada dapat diatasi
Tipe 3 Keperluan meramalkan
akibat positif dan negatif dari suatu kebijaksanaan baru, langkah dini dapat
diarahkan untuk menaikkan yang positif dan menihilkan yang negatif.
Tipe 4 Keperluan
mengkuantitatifkan strategi kebijakan yang masih konsepsional sehingga dapat
menjadi operasional.
Tipe5 Keperluan membuat
pendekatan baru atau alternatif guna meningkatkan ketelitian pengukuran
mengenai cara pengukuran yang telah dirumuskan oleh teori lain atau peneliti
sebelumnya
Dari suatu topik yang menarik untuk
diteliti diperlukan langkah merumuskan masalah. Adapun langkah untuk merumuskan
masalahan penelitian dapat menggunakan satu atau dua dari teknik berikut :
(1) Teknik pengenalan Beda Garis Fenomena Ideal terhadap Garis Fenomena Nyata (teknik BEGFI-GAFETA)
(2) Teknik pengenalan Efek Benturan Dua Arus Fenomena Berlawanan Arah (Teknik EBDA-FENOBA)
(1) Teknik pengenalan Beda Garis Fenomena Ideal terhadap Garis Fenomena Nyata (teknik BEGFI-GAFETA)
(2) Teknik pengenalan Efek Benturan Dua Arus Fenomena Berlawanan Arah (Teknik EBDA-FENOBA)
Dalam memilih rumusan masalah penelitian yang akan dijadikan awal
penelitian, maka perlu diperhatikan ketentuan sebagai berikut ;
Ciri-ciri pernyataan Masalah Penelitian
yang baik
1) Masalah yang dipilih harus mempunya nilai
penelitian
a. Masalah harus mempunyai keaslian
b. Masalah harus menyatakan suatu hubungan
c. Masalah harus merupakan hal yang penting
d. Masalah harus dapat di uji
e. Masalah harus mencerminkan suatu pertanyaan
a. Masalah harus mempunyai keaslian
b. Masalah harus menyatakan suatu hubungan
c. Masalah harus merupakan hal yang penting
d. Masalah harus dapat di uji
e. Masalah harus mencerminkan suatu pertanyaan
2) Masalah yang dipilih dengan bijak, artinya :
a. Data serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia
b. Biaya untuk memecahkan masalah, secara relatif harus dalam batas-batas kemampuan
c. Waktu memecahkan masalah harus wajar
d. Biaya dan hasil harus seimbang
e. Administrasi dan sponsor harus kuat
f. Tidak bertentangan dengan hukum dan adat
3) Masalah dipilih dengan kualifikasi peneliti
a. Menarik bagi peneliti
b. Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
a. Data serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia
b. Biaya untuk memecahkan masalah, secara relatif harus dalam batas-batas kemampuan
c. Waktu memecahkan masalah harus wajar
d. Biaya dan hasil harus seimbang
e. Administrasi dan sponsor harus kuat
f. Tidak bertentangan dengan hukum dan adat
3) Masalah dipilih dengan kualifikasi peneliti
a. Menarik bagi peneliti
b. Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
Seorang mahasiswa harus bersungguh-sungguh dalam upaya mengidentifikasi
dan merumuskan ”masalah penelitian”. Upaya membuat skripsi atau tesis untuk
gelar Skesarjanaannya, tak lain mempraktekkan kegiatan penelitian secara
mandiri. Ketika itu dia bertindak sebagai peneliti pemula dan ia sebenarnya
sedang digodok menjadi seorang ”Problem solver” (pemecah masalah kehidupan)
yang efektif.
Manfaat Penelitian
Skripsi Mahasiswa yang Terbimbing Baik
1) Bagi Lembaga
- Orisinilitas karya tulis sarjana yang ditelurkan lebih terjamin dan lebih terasakan
- Mutu Sarjana yang diluluskan lebih tinggi dan handal
- Kegiatan akademik di Kampus akan lebih hidup dan berbobot
1) Bagi Lembaga
- Orisinilitas karya tulis sarjana yang ditelurkan lebih terjamin dan lebih terasakan
- Mutu Sarjana yang diluluskan lebih tinggi dan handal
- Kegiatan akademik di Kampus akan lebih hidup dan berbobot
2) Bagi Mahasiswa
- Mendapat pengalaman meneliti yang berharga
- Mendapat pembinaan diri menuju pribadi berkualitas
- Mempersembahkan hasil karya yang dapat membanggakan
3) Bagi Dosen Pembimbing
- Menambah penalaran ilmu khususnya pengetahuan terapan
- Menambah khasanah data dan informasi yang terpercaya
- Menambah tajam wawasan keilmuan dan prestasi akademik
- Mendapat pengalaman meneliti yang berharga
- Mendapat pembinaan diri menuju pribadi berkualitas
- Mempersembahkan hasil karya yang dapat membanggakan
3) Bagi Dosen Pembimbing
- Menambah penalaran ilmu khususnya pengetahuan terapan
- Menambah khasanah data dan informasi yang terpercaya
- Menambah tajam wawasan keilmuan dan prestasi akademik
5.
PERUMUSAN TUJUAN DAN SIGNIFIKANSI
A. PENDAHULUAN
Salah
satu faktor yang diyakini oleh masyarakat dalam kelangsungan hidup manusia
adalah pendidikan. Pendidikanlah yang mampu menstimulus perubahasan sosial
kearah terbentuknya suatu kondisi masyarakat yang dicita-citakan. Asumsi bahwa
untuk mencapai kemajuan peradaban maka salah satu alternatif faktor pendidikan.
Hal ini disebabkan masalah pendidikan adalah merupakan masalah yang sangat penting
dalam kehidupan, bukan saja sangat penting, bahkan masalah pendidikan itu sama
sekali tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Baik dalam kehidupan keluarga,
maupun dalam kehidupan bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa sebagian
besar ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan negara itu.
Setiap
kegiatan apapun bentuk dan jenisnya, sadar atau tidak sadar, selalu diharapkan
kepada tujuan yang ingin dicapai. Bagaimanapun segala sesuatu atau usaha yang
tidak mempunyai tujuan tidak akan mempunyai arti apa-apa. Dengan demikian,
tujuan merupakan faktor yang sangat menentukan.
Pendidikan
sebagai bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan
sebagai sesuatu yang hendak dicapai, baik tujuan yang dirumuskan itu bersifat
abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk secara khusus untuk
memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi. Begitu juga dikarenakan
pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembangan manusia menuju kearah
cita-cita tertentu, maka yang merupakan masalah pokok bagi pendidikan ialah arah tujuan yang ingin dicapai.
Cita-cita
atau tujuan harus dinyatakan secara jelas, sehingga semua
pelaksanaan dan sasaran pendidikan memahami atau mengetahui suatu
proses kegiatan seperti pendidikan, bila tidak mempunyai tujuan yang jelas
untuk dicapai, maka prosesnya akan mengabur oleh karena tujuan tersebut tidak
mungkin dapat dicapai secara sekaligus, maka perlu dibuat secara bertahap.
Adapun
rumusan tujuan kali ini lebih difokuskan pada tujuan instruksional. Yang mana
tujuan ini merupakan pengkhususan dari tujuan kurikuler, dan dibedakan menjadi
tujuan intruksional umum (TIU) dan khusus (TIK). Tujuan intruksional umum
merupakan rumusan yang berisi kualifikasi sebagai pernyataan hasil belajar yang
diharapkan dimiliki siswa setelah mengikuti pelajaran dalam kelompok bahasan
tertentu, namun belum dirumuskan secara khusus dalam perubahan tingkah laku
siswa, yang mudah diamati dan tidak menimbulkan banyak interpretsi.
Sementara
tujuan intruksional khusus merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan
intruksional umum (TIU), berisi kualifikasi yang diharapkan dimiliki oleh siswa
setelah mengikuti pelajaran dalam sub pokok bahasan tertentu. Tujuan
intruksional khusus dirumuskan dengan menggunakan istilah yang operasional,
dari sudut produk belajar dan tingkah laku siswa dinyatakan dalam rumusan yang
sangat khusus, sehingga hal tersebut mudah dinilai, dan tidak menimbulkan salah
penafsiran.
Untuk
merealisasikan hal tersebut, maka guru harus menciptakan kegiatan yang efektif.
Kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan efektif apabila seorang guru
mampu menggunakan metode mengajar yang tepat. Hal tersebut disebabkan metode
mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar. Kemampuan yang
diharapkan dapat dimiliki siswa, akan ditemukan oleh kerelevansian penggunaan
suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan
dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar
keberhasilan yang terpatri di dalam tujuan metode yang dipergunakan dalam
kegiatan belajar mengajar yang bermacam-macam. Penggunaanya tergantung dari
rumusan tujuan. Peran guru dalam menentukan metode yang digunakan
sangat menentukan tercapai tidaknya tujuan pengajaran. Karena bukan guru yang
memaksakan siswa untuk mencapai tujuan, tetapi siswa sadar untuk mencapai tujuan.
Tanpa
metode, suatu materi pendidikan tidak dapat berproses secara efektif dan
efisien dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan pengajaran. Oleh karena
itu, metode merupakan garis-garis haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai
sasaran yang telah ditentukan.
Pendidikan
merupakan hal yang sangat penting dan berguna bagi diri manusia. Tidak
seorangpun yang dilahirkan di dunia ini tiba-tiba langsung pandai dan trampil
dan memecahkan masalah dalam kehidupannya. Tanpa melalui proses pendidikan.
Untuk itulah pendidikan merupakan suatu sistem yang teratur dan mengembangkan
misi yang cukup luas yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan
fisik, keterampilan, pikiran, perasaan, kemampuan, sosial sampai kepada masalah
kepercayaan atau keimanan.
6.TEORI, ASUMSI
PENELITIAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
a.Teori penelitian
Tujuan penelitian
mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan
tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya
terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan
menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam
bentuk kalimat pernyataan. Contoh: Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui besarnya hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan
prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika.
.b. Hipotesis Penelitian (jika
ada)
Tidak semua
penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian kluantitatif
yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis. Oleh
karena itu subbab hipotesis penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis,
atau disertasi hasil penelitian kuantitatif. Secara prosedural hipotesis
penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis
penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh
dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi
tingkat kebenarannya. Namun secara teknis, hipotesis penelitian dicantumkan
dalam Bab I (Bab Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang diteliti dan
kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah, maka di dalam
latar belakang masalah sudah harus ada paparan tentang kajian pustaka yang
relevan dalam bentuknya yang ringkas.
Rumusan hipotesis
hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis
tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antarvariabel, melainkan
telah ditunjukan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh: Ada
hubungan positif antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar
mereka dalam matapelajaran Matematika.
Jika dirumuskan
dalam bentuk perbedaan menjadi: Siswa SMP yang tingkat kecerdasannya tinggi
memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam matapelajaran Matematika
dibandingkan dengan yang tingkat kecerdasannya sedang. Rumusan hipotesis yang
baik hendaknya:
(a) menyatakan pertautan antara dua
variabel atau lebih,
(b) dituangkan dalam bentuk kalimat
pertanyaan,
(c) dirumuskan secara singkat, padat,
dan jelas, serta
(d) dapat diuji secara empiris.
Ø Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini
ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu
atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam
subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti.
Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian
terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.
c. Asumsi Penelitian (jika
diperlukan)
Asumsi penelitian
adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan
berfikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya, peneliti
mengajukan asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan skala
sikap. Dalam hal ini ia tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang
diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap
yang diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substantif atau metodologis. Asumsi
substantif berhubungan dengan permasalahan penelitian, sedangkan asumsi
metodologis berkenaan dengan metodologi penelitian.
7.KONSEP, KONTRUKS, INDIKATOR,VARIABEL,
KATEGORI, DAN DATA
A. Konsep
Secara umum konsep
adalah suatu abstraksi yang menggambarkan cirri-ciri umum sekolompok objek,
peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff (dalam Amin, 1987), mendefinisikan
konsep sbb:
d. Suatu gagasan atau ide yang relative
sempurna dan bermakna
e. Suatu pengertian tentang suatu objek
f. Produk subjectif yang berasal dari cara
seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui
pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek atau benda).
Pada tingakat kongkrit, konsep
merupakan suatu gambaran mental dari beberapa objek atau kejadian yang
sesungguhnya. Pada tingkat abstrak dan komplek, konsep merupakan sintesis
sejumlah kesimpulan yang telah di tarik dari pengalaman dengan objek atau
kejadian tertentu.
B.KONTRUK
Kontruk adalah jenis konsep tertentu yang berada dalam tingkatan
abstraksi yang lebih tinggi dari konsep dan di ciptakan untuk tujuan teoritis
tertentu. Kontruk dapat berupa sebuah pandangan atau pendapat yang biasanya di
temukan untuk sebuah penelitian atau pembentukan teori.
C.INDIKATOR
Indikator adalah variabel-variabel yang mengindentifikasikan
atau memberi petunjuk kepada kita tentang suatu keadaan tertentu, sehingga
dapat digunakan untuk mengukur perubahan. Dari definisi tersebut diatas jelas
bahwa indicator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan
atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu kewaktu.
D. VARIABEL
Variabel adalah suatu sebutan yang dapat di beri nilai
angka(kuantitatif) atau nilai mutu (kualitatif). Variabel merupakan
pengelompokan secara logis dari dua atau lebih atribut dari objek yang di
teliti. Atribut itu misalnya; Tidak sekolah, tidak tamat sd, tidak tamat smp.
Maka variabelnya adalah tingkat pendidikan dari objek penelitian itu. Variabel
tingkat pendidikan merangkum semua atribut tadi.
E.DATA
Data adalah hasil pengukuran atau penghitungan nilai-nilai
suatu variabel mksud dengan pengolahan data pada prinsipnya adalah upaya
penyajian dan pembacaan hubungan-hungan yang ada antar variabel. Menurut
Narbuko dan Ahmadi, hubungan antar variabel dapat berupa;
Ø Hubungan simetris, yaitu hubungan
variabel yang satu tidak disebabkan oleh yang lainnya
Ø Hubungan timbal balik, yaitu hubungan
suatu variabel dapat menjadi sebab dan akibat dari variabel lainnya.
Ø Hubungan asimetri, yaitu hubungan
variabel satu mempengaruhi variabel lainnya.
8. PERUMUSAN KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
1. Pengertian Hipotesis
`Hipotesis berasal dari bahasa Yunani : hypo=
di bawah;thesis pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Artinya,
hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan
ilmiah yang
mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar , teliti , dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari
hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di
dalamnya.
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang
masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban
sementara terhadap masalah yang akan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila
semua gejala
yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan/menciptakan suatu gejala . Kesengajaan ini disebutpercobaan atau eksperimen . Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori .
Contoh: Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat
saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, maka…) sebentar lagi hujan akan
turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudia hujan benar turun, maka dugaan
terbukti benar .
Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun
hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru .
Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering
menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya.
Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa diantara
sejumlah fakta ada hubungan tertentu Proposisi inilah yang akan membentuk proses
terbentuknya sebuah hipotesis di dalampenelitian , salah satu diantaranya yaitu Penelitian sosial .
Proses pembentukan
hipotesis merupakan sebuah proses penalaran , yang melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam
pembuatan hipotesis ilmiah , yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan
terarah. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu tipe
proposisi yang langsung dapat diuji.
2. Kegunaan Hipotesis
`Kegunaan hipotesis secara garis besar adalah:
1.Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan
penelitian dan kerja penelitian.
2.Mensiagakan
peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta,
yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
3 Sebagai
alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa
koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
4.Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian
dengan fakta dan antar fakta.
1.Pengamatan yang tajam dari si peneliti terhadap
fakta-fakta yang ada.
2 Imajinasi dan pemikiran kreatif dari si peneliti.
3. Kerangka analisa yang
digunakan oleh si peneliti.
4. Metode dan desain penelitian yang dipilih oleh
peneliti.
3. Karakteristik Hipotesis
Satu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan
dengan benar. Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil
penelitian. Meskipun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional,
jika hipotesis tersebut masih abstrak bukan saja membingungkan prosedur
penelitian, melainkan juga sukar diuji secara nyata.
Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan
benar, sedikitnya harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni:
Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang
disusun untuk menjelaskan masalah dan dinyatakan dalamproposisi -proposisi. Oleh sebab itu, hipotesis merupakan
jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan
tujuan penelitian .
Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara operasional . Aturan untuk, menguji satu hipotesis
secara empiris adalah harus mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan diketahui secara pasti variabel
independen dan variabel
dependen .
Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga
dapat diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenaifenomena yang diteliti. Untuk hipotesis deskriptif berarti hipotesis secara jelas
menyatakan kondisi , ukuran , atau distribusi suatu variabel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam
nilai-nilai yang mempunyai makna .Hipotesis harus bebas nilai . Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti da preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan
ilmiah seperti halnya dalam hipotesis.
Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat dikembangkan) yang
akan menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode yang
tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan
hipotesis yangbersih , bebas nilai, dan spesifik , serta menemukan bahwa tidak ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk
mengujinya, baik metode observasi , pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi .
Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus bersifat
spesifik yang menunjuk kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik
yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di antara variabel dalam
istilah arah (seperti, positif dan negatif ). Satu hipotesis menyatakan bahwa X berhubungan
dengan Y adalah sangat umum. Hubungan antara X dan Y dapat positif atau
negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dari waktu , ruang , atau unit analisis yang jelas. Jadi, hipotesis akan
menekankan hubungan yang diharapkan di antara variabel, sebagaimana kondisi di
bawah hubungan yang diharapkan untuk dijelaskan. Sehubungan dengan hal
tersebut, teori menjadi penting secara khusus dalam pembentukan hipotesis yang
dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan arah hubungan antara variabel
yang akan dihipotesiskan.
Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan
antar-variabel. Satu hipotesis yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang
diharapkan di antara variabel dibuat secara eksplisit.
4. Tahap-tahap pembentukan hipotesis secara umum
Tahap-tahap pembentukan hipotesis pada umumnya sebagai
berikut: 1. Penentuan masalah . Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya timbul karena sesuatu keadaan atau
peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat diterangkan berdasarkan hukum atau teori ataudalil-dalil ilmu yang sudah diketahui. Dasar penalaran
pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar dengan perumusan yang tepat. Dalam proses
penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah.
2. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer
(preliminary hypothesis). Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi
pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini digunakan juga dalam penalaran
ilmiah. Tanpa hipotesa preliminer, observasi tidak akan terarah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat
digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi , karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan secara eksplisit,
dalam penelitian , hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian , namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk
melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.
3.Pengumpulan fakta. Dalam penalaran ilmiah, diantara
jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa preliminer yang
perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.
4. Formulasi hipotes.
Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak
dapat berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat terdapat
hubungan tertentu diantara sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot yang jelas menggambarkan sifat penemuan
dari hipotesa, diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton
tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan
seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal dengan hukum gravitasi .
5.Pengujian hipotesa, artinya mencocokkan hipotesa
dengan keadaan yang dapat diobservasi dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi (pembenaran). Apabila hipotesa terbukti cocok dengan fakta maka
disebut konfirmasi . Terjadifalsifikasi (penyalahan) jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak
sesuai dengan hipotesa, dan bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa
tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesa yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi
dapat disebut teori .
6.Aplikasi /penerapan. apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan
menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah disebutprediksi ), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat
diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.
5. Jenis-Jenis Hipotesis
a) Hipotesis tentang perbedaan vs hubungan
Hipotesis jenis ini merupakan hipotesis tentang
hubungan analitis yakni secara analisis menyatakan hubungan atau perbedaan satu
sifat dengan sifat lainnya. Hipotesis tentang hubungan adalah pernyataan rekaan
yang menyatakan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis ini
mendasari teknik penelitian korelasional atau regresi.
Hipotesis tentang perbedaan adalah pernyataan yang menyatakan adanya
ketidaksamaan antarvariabel tertentu karena adanya pengaruh yang berbeda-beda.
Hipotesis ini mendasari teknik penelitian komparatif.
b) Hipotesis kerja vs hipotesis nol
Hipotesis kerja adalah pernyataan rekaan yang hasil
pengujiannya diterima, sedangkan hipotesis nol adalah penyataan rekaan yang
hasil pengujiannya ditolak. Dalam rangka pengolahan data hipotesis ini disebut
hipotesis stastistik. Jadi dalam sebuah penelitian dengan menggunakan metode
penelitian kuantitatif, terdapat dua macam hipotesis, yaitu :
1) Hipotesis penelitian yang diungkapkan dalam
bentuk kalimat pernyataan. Misalnya, terdapat hubungan atau perbedaan anatara
variabel x dengan variabel y. hipotesis tersebut dilambangkan dengan ‘Ha” atau
“H1” apabila terdapat hubungan dan “H0” apabila tidak
terdapat hubungan atau perbedaan.
2) Hipotesis statistik adalah hipotesis yang
dilambangkan dengan rumus-rumus statistik. Misalnya, terdapat hubungan
antara variabel x dengan variabel y, untuk “H0” dilambangkan
dengan Py = 0 dan “Ha” / “H1”
dilambangkan dengan Py > 0. Sedangkan apabila hipotesis
penelitiannya “terdapat perbedaan variabel x dengan variabel y, maka hipotesis
statistiknya untuk “H0” dilambangkan dengan M = 0 dan untuk “Ha”
/ “H1” dilambangkan dengan M ≠ 0.
C) Hipotesis ideal
vs common sense (akal sehat)
Hipotesis common sense biasanya
menyatakan hubungan kegiatan terapan. Misalnya, hubungan antara tenga kerja
dengan luas garapan, hubungan antara tenaga kerja dengan jumlah siswa ddalam
satu kelas. Sebaliknya, hipotesis yang menyatakan hubungan yang kompleks
dinamakan hipotesis ideal. Hipotesis ini bertujuan untuk menguji adanya
hubungan yang logis antara keseragaman-keseragaman pengalaman empiris. Misalnya,
kita mempunyai keseragaman empiris dan hubungan antar sekolah; sekolah yang
berlokasi di tengah-tengah pemukiman penduduk, sekolah yang berlokasi di
tengah-tengah pusat perbelanjaan, sekolah yang berlokasi di tengah-tengah
lingkungan industri, sekolah yang berlokasi di tengah-tengah perkantoran dan
sebagainya. Contoh, hubungan anatar prestasi belajar siswa dengan sekolah yang
berlokasi di pusat perbelanjaan, hubungan motivbasi belajart siswa dengan
sekolah yang di tengah-tengah pemukiman penduduk.
6. Menguji Hipotesis
Hipotesis berfungsi untuk memberi suatu penyataan
terkaan tentang
hubungan tentative antara
fenomena-fenomena dalam penelitian. Kemudian hubungan tersebut diuji validitas
dan reliabilitasnya menurut teknik-teknik yang sesuai untuk keperluan
pengujian.
Untuk menguji hipotesis diperlukan :
a) Data atau fakta dan kerangka pengujian hipotesis
harus ditetapkan dahulu sebelum si peneliti mengumpulkan data
b) Pengetahuan yang luas tentang kerangka teori,
penguasaan penggunaan teori secara logis, statistik dan teknik-teknik
pengujian. Cara pengujian hipotesis tergantung pada metode desain penelitian
yang digunakan.
B. Merumuskan Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan satuan yang selaras dari
perumusan masalah dan manfaat penelitian. Secara umum, tujuan penelitian adalah
pernyataan jawaban atas pertanyaan mengapa anda ingin melakukan penelitian
tersebut. Biasanya dalam penulisan tujuan adalah sesuai dengan perumusan
masalah.
Tujuan penelitian dapat dibedakan menjadi tujuan umum
(general purposes) dan tujuan khusus (spesific purposes). Adanya
tujuan ini dimaksudkan pula agar apa yang ingin dicapai dengan adanya
penelitian ini dapat diketahui dan dapat diukur tingkat keberhasilannya.
Penulisan tujuan dirumuskan dalam bentuk kalimat yang afirmatif. Bila sekiranya
akan timbul perbedaan penafsiran, perlu diberikan definisi istilah dan
variabel-variabel penelitian yang bersangkutan.
1.Tujuan umum merupakan pernyataan spesifik yang
menggambarkan luaran yang akan dihasilkan dari penelitian, bersifat global,
jangka panjang dan abstrak
2.Tujuan khusus penelitian
merupakan pernyatan dalam bentuk kongkrit dan dapat
diukur
berupa uraian atau langkah-langkah untuk mencapai
tujuan umum penelitian
Tujuan khusus berkaitan dgn masalah penelitian &
menunjukkan variabel yg akan diteliti
boleh dalam kalimat aktif (mengetahui, menilai,
membuktikan, mendeskripsikan, dsb.)
maupun pasif (diketahuinya, dsb.)
Ø
Jenis tujuan penelitian
Mendapatkan informasi IPTEK tertentu Mengembangkan metode/ alat/ teori/ konsep baru yang
lebih efektif/ efisien dibanding yg ada Menilai faktor-faktor yangg berhubungan/ berpengaruh terhadap suatu
kejadian Mengevaluasi program,
kegiatan atau menjelaskan fakta terkait dengan peraturan/ prosedur Membandingkan efektivitas/ efisiensi biaya pengobatan
2 kelompok atau lebih responden Untuk memberikan arahan dalam pelaksanaan penelitian, proposal penelitian memuat apa yang hendak dicapai.
Tujuan penelitian, banyak memberi warna terhadap langkah-langkah yang akan
ditempuh, karenanya menurut Moh. Ali (1994 : 96) ada beberapa criteria yang
harus diperhatikan yaitu ;
1) Tujuan penelitian dirumuskan secara jelas dan
operasional
2) Tujuan penelitian diarahkan sekitar masalah
yang diteliti
3) Tujuan penelitian member arah yang tepat bgi
peneliti tentang sasaran yang dituju.
4) Tujuan
penelitian menccerminkan analisis massalah dari segi variabel yang diteliti,
sehingga memungkinkan terpeccahkannya masalah
C. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian adalah penggunaan hasil penelitian
berupa informasi, model/ alat/ teori/ konsep/ faktor-faktor yang
berpengaruh, evaluasi, dan peramalan kejadian yang dapat digunakan oleh:
Ø
program kesehatan utk perencanaan,pengambilan keputusan/
perumusankebijakan
masyarakat umum masyarakat industri
Ø
pengembangan ilmu pengetahuan
Pada intinya, kegunaan penelitian menguraikan seberapa
jauh kebergunaan dan kontribusi hasill penelitian anda. Kegunaan
penelitian/penulisan dapat diuraikan secara terpisah. Maksudnya, kegunaan
penelitian tersebut dapat diperinci lagi kepada pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap penelitian anda. Kegunaan penelitian dapat dibedakan menjadi
kepentingan praktis, kepentingan bidang keilmuan, atau kepentingan bidang
profesi peneliti, instansi/organisasi, atau kelompok tertentu.
Salah satu contoh kegunaan penelitian skripsi
mahasiswa yang terbimbing baik adalah
1).Bagi Lembaga
- Orisinilitas karya tulis sarjana yang ditelurkan lebih terjamin dan lebih terasakan
- Mutu Sarjana yang diluluskan lebih tinggi dan handal
- Kegiatan akademik di Kampus akan lebih hidup dan berbobot
- Orisinilitas karya tulis sarjana yang ditelurkan lebih terjamin dan lebih terasakan
- Mutu Sarjana yang diluluskan lebih tinggi dan handal
- Kegiatan akademik di Kampus akan lebih hidup dan berbobot
2) Bagi Mahasiswa
- Mendapat pengalaman meneliti yang berharga
- Mendapat pembinaan diri menuju pribadi berkualitas
- Mempersembahkan hasil karya yang dapat membanggakan
3) Bagi Dosen Pembimbing
- Menambah penalaran ilmu khususnya pengetahuan terapan
- Menambah khasanah data dan informasi yang terpercaya
- Menambah tajam wawasan keilmuan dan prestasi akademik
- Mendapat pengalaman meneliti yang berharga
- Mendapat pembinaan diri menuju pribadi berkualitas
- Mempersembahkan hasil karya yang dapat membanggakan
3) Bagi Dosen Pembimbing
- Menambah penalaran ilmu khususnya pengetahuan terapan
- Menambah khasanah data dan informasi yang terpercaya
- Menambah tajam wawasan keilmuan dan prestasi akademik
9. LANGKAH-LANGKAH PENGUMPULAN DATA
1.
Mendefinisikan sasaran yang ingin dicapai melalui program perubahan yang akan dilakukan;
2. Mengidentifikasikan variabel-variabel sentral yang terdapat dalam situasi yang dihadapi seeperti perpindahan pegawai, kinerja yang kurang memuaskan dan lain sebagainya.
3. Memilih bagaimana metode pengumpulan data apa yang nantinya akan digunakan
4. Mengkondisikan klien, jenis dan mutu informasi yang diperlukan, penggunaan inrormasi yang terkumpul, berbagai instrumen lain yang dapat digunakan
5.Wawancara
6.Pelaksanaan kegiatan pengumpulan data
7. Analisis Data
8. Evaluasi Efektivitas Pengumpulan data
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-moddel matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
2. Mengidentifikasikan variabel-variabel sentral yang terdapat dalam situasi yang dihadapi seeperti perpindahan pegawai, kinerja yang kurang memuaskan dan lain sebagainya.
3. Memilih bagaimana metode pengumpulan data apa yang nantinya akan digunakan
4. Mengkondisikan klien, jenis dan mutu informasi yang diperlukan, penggunaan inrormasi yang terkumpul, berbagai instrumen lain yang dapat digunakan
5.Wawancara
6.Pelaksanaan kegiatan pengumpulan data
7. Analisis Data
8. Evaluasi Efektivitas Pengumpulan data
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-moddel matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
Penelitian
kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu
alam maupun ilmu-ilmu sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan
sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif
sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian
kualitatif.
Penelitian
kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif
melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang
diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan
frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari
populasi sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi
masa depan mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan
ukuran sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat
diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih. pengambilan
data ini adalah disebut sebagai survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif.
Ukuran sampel
untuk survei oleh statistik dihitung dengan menggunakan rumusan untuk
menentukan seberapa besar ukuran sampel yang diperlukan dari suatu populasi
untuk mencapai hasil dengan tingkat akurasi yang dapat diterima. pada umumnya,
para peneliti mencari ukuran sampel yang akan menghasilkan temuan dengan
minimal 95% tingkat keyakinan (yang berarti bahwa jika Anda survei diulang 100
kali, 95 kali dari seratus, Anda akan mendapatkan respon yang sama) dan plus /
minus 5 persentase poin margin dari kesalahan. Banyak survei sampel dirancang
untuk menghasilkan margin yang lebih kecil dari kesalahan.
Beberapa survei
dengan melalui pertanyaan tertulis dan tes, kriteria yang sesuai untuk memilih
metode dan teknologi untuk mengumpulkan informasi dari berbagai macam responden
survei, survei dan administrasi statistik analisis dan pelaporan semua layanan
yang diberikan oleh pengantar komunikasi. Namun, oleh karena sifat teknisnya
metode pilihan pada survei atau penelitian oleh karena sifat teknis, maka topik
yang lain tidak tercakup dalam cakupan ini.
Penelitian kualitatif
digunakan sebagai istilah payung strategi penelitian dengan karakteristik
berikut.
- Data penelitian merupakan data lunak (soft data), yakni data yang kaya akan deskripsi orang, benda, tempat, dan percakapan atau tuturan.
- Masalah penelitian dirumuskan dalam wujud fokus penelitian yang menggambarkan kompleksitas masalah penelitian sesuai dengan konteksnya (bukan dalam wujud variabel, pertanyaan, atau hipotesis).
- Data dikumpulkan dari dan dalam latar alamiah, yakni latar nyata dan sebagaimana adanya.
Teknik penelitian
yang populer digunakan dalam penelitian kualitatif adalah:
- observasi partisipatif, yakni peneliti sebagai pengamat sekaligus sebagai partisipan penelitian; dan
- wawancara mendalam, yakni peneliti menggali informasi secara utuh, menyeluruh, dan mendalam untuk memperoleh pandangan, pemikiran, dan keyakinan subjek, responden, atau informan serta untuk memperoleh sistem yang berlaku dalam pranata suatu komunitas yang diteliti.
Nama lain penelitian
kualitatif adalah (1) penelitian lapangan atau field work (dalam
bidang antropologi); (2) penelitian naturalistik atau alamiah (dalam
bidang pendidikan); dan penelitian etnografi (dalam bidang antropologi).
Karakteristik penelitian kualitatif
dapat dikemukakan berikut ini.
- Penelitian kualitatif bersifat alamiah (naturalistic), yakni latar langsung sebagai sumber data dan peneliti sebagai instrumen kunci (key instrument).
- Data penelitian kualitatif bersifat deskriptif, yakni data berupa kata-kata dan gambar yang diperoleh dari transkripsi wawancara, catatan lapangan, foto,videotape, dokumen pribadi, dokumen resmi, memo, dan dokumen-dokumen lainnya.
- Di samping hasil, penelitian kualitatif menekankan proses, yakni proses yang terjadi dan berlangsung pada sumber data (subjek/informan, objek, dan responden) beserta keseluruhan konteks yang melingkupinya, di samping data yang dihasilnyannya.
- Analisis data penelitian kualitatif cenderung secara induktif untuk memperoleh abstraksi dari keseluruhan data yang diperoleh.
- Penelitian kualitatif menggali makna kehidupan berdasarkan perspektif partisipan, yakni berdasarkan proses subjek mengkonstruk atau menyusun makna dan berdasarkan proses mendeskrispsikan makna yang disusn subjek.
Sebagai catatan
tambahan, sumber data penelitian kualitatif dapat dibedakan atas
(1) subjek penelitian, yakni sumber data,
misalnya orang, yang aktif sebagai penghasil data (siswa, guru, pegawai kantor
pos, camat, buruh pabrik, misalnya);
(2)
objek penelitian, yakni sumber data, misalnya benda, yang berisi data (candi,
novel, kumpulan puisi, surat pribadi, otobiografi, misalnya); dan
(3) responden, yakni orang yang merespon atau
menjawab kuesioner atau angket yang diberikan peneliti saat mengumpulkan data.
Dalam bidang linguistik struktural, sumber data ini lazim disebut sebagai
informan, yakni penutur atau pemakai bahasa sebagai sumber korpus data bahasa.
Sepuluh pertanyaan umum tentang
penelitian kualitatif dipaparkan berikut ini.
1. Apakah temuan-temuan
penelitian kualitatif dapat digeneralisasikan?
Penelitian kualitatif
tidak dimaksudkan untuk menggeneralisakan temuannya pada populasi karena
penelitian kualitit tidak bertitik tolak dari sampel. Dalam penelitian
kualitatif digunakan terma transferabilitas, yakni hasil penelitian kualitatif
dapat ditransfer ke latar lain atau subyek lain yang memiliki kesamaan atau
kemiripan karakteristik.
2. Bagaimanakah dengan pendapat,
prasangka, dan sifat-sifat memihak (bias) lain dari peneliti dan pengaruhnya
terhadap data?
Penelitian kualitatif
meneliti secara objektif pernyataan subjektif para subjeknya. Tujuan penelitian
kualitatif untuk memperoleh pengetahuan yang terungkap dari persepktif dalam
para pelakunya, bukan menilai subjek & latarnya dengan kriteria dari luar
diri pelaku. Peneliti dipandu dengan catatan lapangan dan refleksi objektif dan
subjektif peneliti saat mengumpulkan data.
3. Apakah hadirnya peneliti tidak
akan mengubah perilaku orang-orang yang ditelitinya?
Penelitian dilakukan
secara alamiah, tidak boleh ada intervensi atau perlakuan tertentu pada subjek
dari peneliti.
4. Apakah dua orang peneliti yang
sendiri-sendiri mempelajari latar atau subjek yang sama akan menghasilkan
temuan yang sama?
Reliabilitas
penelitian kualitatif diukur berdasarkan
(a) keakuratan dan
kekomprehensifan data
(b) kecocokan rekaman
data dengan kenyataan yang diteliti.
5. Apakah perbedaan penelitian
kualitatif dibandingkan dengan apa yang dikerjakan oleh guru, wartawan, atau
seniman?
Penelitian kualitatif
bertujuan meneliti tentang sesuatu, menggunakan prosedur ilmiah;, dan
menghasilkan temuan penelitian. Pada umumnya, tugas pokok guru adalah mendidik,
mengajar, dan mentransfer pengetahuan dan tugas pokok wartawan adalah
melaporkan perisitwa sebagaimana adanya.
6. Dapatkah pendekatan penelitian
kuantitatif dan kualitatif digunakan secara berbarengan?
Bisa, sesuai dengan
fungsi, porsi, proporsi masing-masing, misalnya, masalah pertama dengan jenis
data data lunak (soft data) digunakan pendekatan kualitatif; sedangkan
masalah kedua dengan jenis data keras (hard data) digunakan penelitian
kuantitatif.
7. Benar-benar ilmiahkah
penelitian kualitatif itu?
Penelitian kualitatif
disebut ilmiah berdasarkan kriteria bahwa penelitian kualitatif merupakan
penyelidikan empiris yang ketat dan sistematis berlandaskan data (bukan
didasarkan kriteria peneltian ilmiah adalah penelitian dengan pola kerjad
eduktif dan menguji hipotesis).
8. Apakah tujuan penelitian
kualitatif?
Tujuan penelitian
kualitatif adalah menghasilkan atau mengkonstruk teori dasar; merumuskan
konsep; menggambarkan perilaku.
9. Manakah yang lebih baik,
penelitian kualitatif atau kuantitatif?
Semuanya baik. Yang
penting adalah ketepatan terapannya sesuai dengan karakteristik penelitian
kualitatif atau kuantitatif
1O. TEHNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara
yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga
dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dkoumentasi dan sebagainya.
Beberapa Aspek dalam Proses Pengumpulan Data :
• Data apa yang dikumpulkan (What).
• Dengan apa data itu dikumpulkan (With).
• Darimana data akan dikumpulkan (Where).
• Kapan data tersebut dikumpulkan (When).
• Bagaimana cara mengumpulkan (How).
Berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi:
a. Data Primer:
Data yang diusahakan/didapat oleh peneliti.
b. Data Sekunder: Data
yang didapat dari orang/instansi lain.
Metode pengumpulan data, yaitu :
1. Metode Wawancara.
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data
maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.Wawancara pada penelitian
sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak
mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil
teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya
penelitian kualitatif).Sifat: Terdapat interaksi dan komunikasi
antara pewawancara dengan responden.
Sebelum wawancara dimulai:
•Menerangkan maksud wawancara dikaitkan dengan tujuan
penelitian.
•Menjelaskan mengapa responden dipilih untuk
diwawancarai.
•Menjelaskan identitas dan asal-usul pewawancara.
•Menjelaskan sifat wawancara: terbuka atau tertutup
(rahasia).
Kelebihan
teknik wawancara:
1). Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara
untuk memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebasa dan
terbuka terhadap pertanyaa-pertanyaan yang diajukan.
2). Memungkinkan pewawancara
untuk mengembangkan pertanyaanpertanyaan sesuai dengan situasi yang berkembang.
3). Pewawancara dapat menilai
kebenaran jawaban yang diberikan dari gerak-gerik dan raut wajah orang yang
diwawancarai.
4). Pewawancara dapat menanyakan
kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu terjadi.
Kekurangan
teknik wawancara:
1). Proses wawancara membutuhkan
waktu yang lama, sehingga secara relatif mahal dibandingkan dengan teknik yang
lainnya.
2) Keberhasilan hasil wawancara sangat
tergantung dari kepandaian pewawancara untuk melakukan hubungan antar manusia.
3). Wawancara tidak selalu tepat
untuk kondisi-kondisi tenpat yang tertentu, misalnya di lokasi-lokasi yang
ribut dan ramai.
4). Wawancara sangat
menganggu kerja dari orang yang diwawancarai bila waktu yang dimilikinya sangat
terbatas.
2. Metode Observasi.
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan
data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket)
namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi
(situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk
mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan
pada responden yang tidak terlalu besar.
Sifat: Tidak ada interaksi antara obyek yang diamati dengan pengamat/pengumpul
data.
Persiapan
Observasi:
•Isi pengamatan : data apa yang akan diamati ?
•Obyek pengamatan : apa/siapa yang diamati ?
•Alat pengamatan : pengamatan langsung atau
menggunakan alat bantu ?
•Waktu pengamatan : kapan pengamatan akan dilakukan ?
•Dokumentasi pengamatan : pencatatan langsung atau
menggunakan alat bantu
Kelebihan
Observasi:
1). Data yang diperoleh up to
date terbaru) karena diperoleh dari keadaan yang terjadi pada saat itu (pada
saat berlangsungnya peristiwa tersebut).
2). Data lebih obyektif dan
jujur karena obyek yang diteliti atau responden tidak dapat mempengaruhi
pengumpul data (menutupkemungkinan manipulasi).
11.PENGOLAHAN
DAN ANALISIS DATA
A. Langkah-Langkah Pengolahan dan Analisis data
A. Langkah-Langkah Pengolahan dan Analisis data
Setelah data terkumpul
dari hasil pengumpulan data, perlu segera digarap oleh staf peneliti, khususnya
yang bertugas mengolah data. Di dalam buku-buku lain sering disebut pengolahan
data. Ada
yang menyebut data preparation, ada pula data analysis.
Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi tiga langkah, yaitu:
1. Persiapan
2. Tabulasi
3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.
B. Persiapan
Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain:
1. Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi. Apalagi, instrumennya anonim, perlu sekali di cek sejauh mana atau identitas apa saja yang sangat diperlukan bagi pengolahan data lebih lanjut.
2. Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrumen pengumpulan data (termasuk pula kelengkapan lembaran instrument barangkali ada yang terlepas atau sobek).
Apabila ternyata ada kekurangan isi atau halaman, maka perlu dikembalikan atau diulang ke kancah. Bagi intrumen yang anonim dan tidak mungkin dikembalikan kepada pengisi tentu saja agak merepotkan karena keadaan ini menyebabkan kekurangan responden. Untuk memperoleh responden yang cukup, peneliti harus mengumpulkan data lagi dengan mencari responden baru yang masih dalam wilayah populasi.
3. Mengecek macam isian data. Jika di dalam instrumen termuat sebuah atau beberapa item yang diisi “tidak tahu” atau isian lain bukan yang dikehendaki peneliti, padahal isian yang diharapkan tersebut merupakan variabel pokok, maka item perlu didrop.
Contoh:
Sebagian dari penelitian kita dimaksudkan untuk melihat hubungan antara pendidikan orang tua dengan prestasi belajar murid. Setelah angket kembali dan isiannya kita cek, beberapa murid mengisi tidak tahu pendidikan orang tuanya, sebagian jawabannya meragukan dan sebagian lain dikosongkan. Dalam keadaan seperti ini maka maksud mencari hubungan pendidikan orang tua dengan prestasi belajar lebih baik diurungkan saja, dalam arti itemnya didrop, dan dihilangkan dari analisis.
Apa yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih/menyortir data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja yang tinggal. Langkah persiapan bermaksud merapikan data agar bersih, rapid an tinggal mengadakan pengolahan lanjutan atau menganalisis.
Bagi peneliti yang tidak berkecimpung dalam dunia pendidikan sebetulnya dapat saja menggunakan penjelasan-penjelasan ini sebagai contoh saja dan kasus atau variabelnya dapat diganti sesuai dengan judul atau masalah penelitiannya. Sebagai contoh, kalau dalam uraian yang baru saja disampaikan ini mengenai latar belakang pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa, yang dalam hal ini menunjukkan adanya hubungan sebab akibat, maka kasusnya dapat diganti dengan latar belakang pendidikan karyawan dengan kinerjanya. Untuk bidan manajemen, mungkin antara latar belakang pendidikan atau pengalaman seorang manajer dengan kemampuan memimpin bawahan. Demikian juga sesudah sampai pada cara mengklasifikasikan data dalam tabulasi, dapat disesuaikan dengan peringkat atau kelompok data yang dikumpulkan.
C. Tabulasi
G.E.R. Burroughas mengemukakan klasifikasi analisis data sebagai berikut:
1. Tabulasi data (the tabulation of the data)
2. Penyimpulan data (the summarizing of the data)
3. Analisis data untuk tujuan testing hipotesis.
4. Analisis data untuk tujuan penarikan kesimpulan.
Termasuk ke dalam kegiatan tabulasi ini antara lain:
1. Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor. Misalnya tes, angket bentuk pilihan ganda, rating scale dan sebagainya.
2. Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor.
a. Jenis kelamin:
- Laki-laki diberi kode 1.
- Perempuan diberi kode 0.
b. Tingkat pendidikan:
- Sekolah Dasar diberi kode 1.
- Sekolah Menengah Pertama diberi kode 2.
- Sekolah Menengah Atas diberi kode 3.
- Perguruan Tinggi diberi kode 4.
c. Banyaknya penataran yang pernah diikuti dikelompokkan dan diberi kode atas:
- Mengikuti lebih dari 10 kali, diberi kode 1.
- Mengikuti antara 1 s.d. 9 kali, diberi kode 2.
- Tidak pernah mengikuti penataran diberi kode 0.
3. Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasikan dengan teknik analisis yang akan digunakan.
Misalnya:
- Data interval diubah menjadi data ordinal dengan membuat tingkatan.
- Data ordinal atau data interval diubah menjadi data diskrit.
4. Memberikan kode (coding) dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan menggunakan komputer. Dalam hal ini pengolah data memberikan kode pada semua variabel, kemudian mencoba menentukan tempatnya di dalam coding sheet (coding form), dalam kolom ke berapa baris ke berapa. Apabila akan dilanjutkan, sampai kepada petunjuk penempatan setiap variabel pada kartu kolom (punc cord).
Contoh pedoman pengkodean (coding scheme) untuk penelitian tentang buku catatan murid adalah sebagai berikut:
X1. Kepandaian murid
Pandai 1 = Nilai rata-rata (kolom 02)
Pandai 2 = Nilai bahasa Indonesia (kolom 03)
Pandai 3 = Frekuensi tidak naik kelas
X2. Latar belakang orang tua
Pendiko = Pendidikan orang tua (kolom 05 + 06)
Pekerjo = Pekerjaan orang tua (kolom 07 + 08)
Dukungan = Pemberian buku dengan segera (kolom 09)
X3. Kepedulian guru terhadap catatan
Pedugu = Kepedulian guru fisik (kolom 10a)
Pedugu = Kepedulian guru bahasa (kolom 10b)
Pedugu = Kepedulian guru isi (kolom 10c)
Pedugu = Kepedulian guru total (kolom 10d)
X4. Kepedulian orang tua terhadap catatan
Peduor 1 = Kepedulian orang tua fisik (kolom 11a)
Peduor 2 = Kepedulian orang tua bahasa (kolom 11b)
Peduor 3 = Kepedulian orang tua isi (kolom 11c)
Peduor 4 = Kepedulian orang tua total (kolom 11d)
Y1. Kualfis = Kualitas fisik
(jumlah kolom 12, 13, 14, 15, 16, 17, 24, 25, 26)
Y2. Kalbas = Kualitas bahasa
(jumlah kolom 18, 19, 20)
Y3. Kualisi = Kualitas isi
(jumlah kolom 21, 22, 23)
Y4. Kualtot = Kualitas catatan total
(jumlah kolom 12 s.d. 26)
D. Penerapan Data Sesuai Dengan Pendekatan Penelitian
Maksud rumusan yang dikemukakan dalam bagian bab ini adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada, sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil.
Untuk mempermudah cara mengikuti uraian pengolahan data, akan disajikan dengan sistematika mengenai jenis-jenis permasalahan. Ada empat jenis problematic atau permasalahan yang telah diajukan:
1. Problema untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena.
2. Problema komparasi, yaitu problema yang bertujuan untuk membandingkan dua fenomena atau lebih.
3. Problema untuk mencari hubungan antara dua fenomena yang kedudukannya sejajar (bukan merupakan sebab akibat).
4. Problema untuk melihat pengaruh sesuatu treatment atau ingin melihat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Sebagai tambahan penjelasan, yang dimaksud dengan data yang diterapkan dalam perhitungan adalah data yang disesuaikan dengan jenis data, yakni diskrit, ordinal, interval dan ratio. Pemilihan terhadap rumus yang digunakan kadang-kadang disesuaikan dengan jenis data, tetapi ada kalanya peneliti menentukan pendekatan/rumus, kemudian data yang ada diubah, disesuaikan dengan rumus yang sudah dipilih.
E. Analisis Data Penelitian Deskriptif
Data kuantitatif yang dikumpulkan dalam penelitian korelasional, komparatif, atau eksperimen diolah dengan rumus-rumus statistik yang sudah disediakan, baik secara manual maupun dengan menggunakan jasa komputer. Bagi peneliti deskriptif yang menggunakan model-model analisis statistik, pada umunya justru bingung karena kurang atau belum tahu rumus apa yang akan digunakan, atau bagaimana cara mengolah atau menganalisis data. Sebetulnya proses pengolahan datanya juga sederhana dan dapat dinalar secara gamblang. Apa pun jenis penelitiannya, riset deskriptif yang bersifat eksploratif atau developmental, caranya dapat sama saja karena data yang diperoleh wujudnya juga sama. Yang berbeda adalah cara menginterpretasi data dan mengambil kesimpulan.
Apabila datanya telah terkumpul, maka lalu diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol. Data kualitatif yang berbentuk kata-kata tersebut disisihkan untuk sementara, karena akan sangat berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif. Data yang diperoleh daro angket atau ceklis, dijumlahkan atau dikelompokkan sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan. Jika pilihan jawaban dari angket berbentuk “ya” dan “tidak”, peneliti tinggal menjumlahkan saja berapa banyak jawaban “ya” dan “tidak”. Menjumlahkan saja belum berarti tugasnya selesai. Peneliti masih perlu menjelaskan atau mengelompokkan, hal-hal apa saja yang dijawab “ya” dan apa saja yang dijawab “tidak”. Dalam hal ini identitas responden juga dapat digunakan untuk menelusuri lebih jauh siapa saja yang memberikan jawaban “ya”, misalnya latar belakang responden atau hal-hal lain yang dapat menerangkan posisi responden, dan siapa pula yang memberikan jawaban “tidak”
Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi tiga langkah, yaitu:
1. Persiapan
2. Tabulasi
3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.
B. Persiapan
Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain:
1. Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi. Apalagi, instrumennya anonim, perlu sekali di cek sejauh mana atau identitas apa saja yang sangat diperlukan bagi pengolahan data lebih lanjut.
2. Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrumen pengumpulan data (termasuk pula kelengkapan lembaran instrument barangkali ada yang terlepas atau sobek).
Apabila ternyata ada kekurangan isi atau halaman, maka perlu dikembalikan atau diulang ke kancah. Bagi intrumen yang anonim dan tidak mungkin dikembalikan kepada pengisi tentu saja agak merepotkan karena keadaan ini menyebabkan kekurangan responden. Untuk memperoleh responden yang cukup, peneliti harus mengumpulkan data lagi dengan mencari responden baru yang masih dalam wilayah populasi.
3. Mengecek macam isian data. Jika di dalam instrumen termuat sebuah atau beberapa item yang diisi “tidak tahu” atau isian lain bukan yang dikehendaki peneliti, padahal isian yang diharapkan tersebut merupakan variabel pokok, maka item perlu didrop.
Contoh:
Sebagian dari penelitian kita dimaksudkan untuk melihat hubungan antara pendidikan orang tua dengan prestasi belajar murid. Setelah angket kembali dan isiannya kita cek, beberapa murid mengisi tidak tahu pendidikan orang tuanya, sebagian jawabannya meragukan dan sebagian lain dikosongkan. Dalam keadaan seperti ini maka maksud mencari hubungan pendidikan orang tua dengan prestasi belajar lebih baik diurungkan saja, dalam arti itemnya didrop, dan dihilangkan dari analisis.
Apa yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih/menyortir data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja yang tinggal. Langkah persiapan bermaksud merapikan data agar bersih, rapid an tinggal mengadakan pengolahan lanjutan atau menganalisis.
Bagi peneliti yang tidak berkecimpung dalam dunia pendidikan sebetulnya dapat saja menggunakan penjelasan-penjelasan ini sebagai contoh saja dan kasus atau variabelnya dapat diganti sesuai dengan judul atau masalah penelitiannya. Sebagai contoh, kalau dalam uraian yang baru saja disampaikan ini mengenai latar belakang pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa, yang dalam hal ini menunjukkan adanya hubungan sebab akibat, maka kasusnya dapat diganti dengan latar belakang pendidikan karyawan dengan kinerjanya. Untuk bidan manajemen, mungkin antara latar belakang pendidikan atau pengalaman seorang manajer dengan kemampuan memimpin bawahan. Demikian juga sesudah sampai pada cara mengklasifikasikan data dalam tabulasi, dapat disesuaikan dengan peringkat atau kelompok data yang dikumpulkan.
C. Tabulasi
G.E.R. Burroughas mengemukakan klasifikasi analisis data sebagai berikut:
1. Tabulasi data (the tabulation of the data)
2. Penyimpulan data (the summarizing of the data)
3. Analisis data untuk tujuan testing hipotesis.
4. Analisis data untuk tujuan penarikan kesimpulan.
Termasuk ke dalam kegiatan tabulasi ini antara lain:
1. Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor. Misalnya tes, angket bentuk pilihan ganda, rating scale dan sebagainya.
2. Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor.
a. Jenis kelamin:
- Laki-laki diberi kode 1.
- Perempuan diberi kode 0.
b. Tingkat pendidikan:
- Sekolah Dasar diberi kode 1.
- Sekolah Menengah Pertama diberi kode 2.
- Sekolah Menengah Atas diberi kode 3.
- Perguruan Tinggi diberi kode 4.
c. Banyaknya penataran yang pernah diikuti dikelompokkan dan diberi kode atas:
- Mengikuti lebih dari 10 kali, diberi kode 1.
- Mengikuti antara 1 s.d. 9 kali, diberi kode 2.
- Tidak pernah mengikuti penataran diberi kode 0.
3. Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasikan dengan teknik analisis yang akan digunakan.
Misalnya:
- Data interval diubah menjadi data ordinal dengan membuat tingkatan.
- Data ordinal atau data interval diubah menjadi data diskrit.
4. Memberikan kode (coding) dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan menggunakan komputer. Dalam hal ini pengolah data memberikan kode pada semua variabel, kemudian mencoba menentukan tempatnya di dalam coding sheet (coding form), dalam kolom ke berapa baris ke berapa. Apabila akan dilanjutkan, sampai kepada petunjuk penempatan setiap variabel pada kartu kolom (punc cord).
Contoh pedoman pengkodean (coding scheme) untuk penelitian tentang buku catatan murid adalah sebagai berikut:
X1. Kepandaian murid
Pandai 1 = Nilai rata-rata (kolom 02)
Pandai 2 = Nilai bahasa Indonesia (kolom 03)
Pandai 3 = Frekuensi tidak naik kelas
X2. Latar belakang orang tua
Pendiko = Pendidikan orang tua (kolom 05 + 06)
Pekerjo = Pekerjaan orang tua (kolom 07 + 08)
Dukungan = Pemberian buku dengan segera (kolom 09)
X3. Kepedulian guru terhadap catatan
Pedugu = Kepedulian guru fisik (kolom 10a)
Pedugu = Kepedulian guru bahasa (kolom 10b)
Pedugu = Kepedulian guru isi (kolom 10c)
Pedugu = Kepedulian guru total (kolom 10d)
X4. Kepedulian orang tua terhadap catatan
Peduor 1 = Kepedulian orang tua fisik (kolom 11a)
Peduor 2 = Kepedulian orang tua bahasa (kolom 11b)
Peduor 3 = Kepedulian orang tua isi (kolom 11c)
Peduor 4 = Kepedulian orang tua total (kolom 11d)
Y1. Kualfis = Kualitas fisik
(jumlah kolom 12, 13, 14, 15, 16, 17, 24, 25, 26)
Y2. Kalbas = Kualitas bahasa
(jumlah kolom 18, 19, 20)
Y3. Kualisi = Kualitas isi
(jumlah kolom 21, 22, 23)
Y4. Kualtot = Kualitas catatan total
(jumlah kolom 12 s.d. 26)
D. Penerapan Data Sesuai Dengan Pendekatan Penelitian
Maksud rumusan yang dikemukakan dalam bagian bab ini adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada, sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil.
Untuk mempermudah cara mengikuti uraian pengolahan data, akan disajikan dengan sistematika mengenai jenis-jenis permasalahan. Ada empat jenis problematic atau permasalahan yang telah diajukan:
1. Problema untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena.
2. Problema komparasi, yaitu problema yang bertujuan untuk membandingkan dua fenomena atau lebih.
3. Problema untuk mencari hubungan antara dua fenomena yang kedudukannya sejajar (bukan merupakan sebab akibat).
4. Problema untuk melihat pengaruh sesuatu treatment atau ingin melihat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Sebagai tambahan penjelasan, yang dimaksud dengan data yang diterapkan dalam perhitungan adalah data yang disesuaikan dengan jenis data, yakni diskrit, ordinal, interval dan ratio. Pemilihan terhadap rumus yang digunakan kadang-kadang disesuaikan dengan jenis data, tetapi ada kalanya peneliti menentukan pendekatan/rumus, kemudian data yang ada diubah, disesuaikan dengan rumus yang sudah dipilih.
E. Analisis Data Penelitian Deskriptif
Data kuantitatif yang dikumpulkan dalam penelitian korelasional, komparatif, atau eksperimen diolah dengan rumus-rumus statistik yang sudah disediakan, baik secara manual maupun dengan menggunakan jasa komputer. Bagi peneliti deskriptif yang menggunakan model-model analisis statistik, pada umunya justru bingung karena kurang atau belum tahu rumus apa yang akan digunakan, atau bagaimana cara mengolah atau menganalisis data. Sebetulnya proses pengolahan datanya juga sederhana dan dapat dinalar secara gamblang. Apa pun jenis penelitiannya, riset deskriptif yang bersifat eksploratif atau developmental, caranya dapat sama saja karena data yang diperoleh wujudnya juga sama. Yang berbeda adalah cara menginterpretasi data dan mengambil kesimpulan.
Apabila datanya telah terkumpul, maka lalu diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol. Data kualitatif yang berbentuk kata-kata tersebut disisihkan untuk sementara, karena akan sangat berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif. Data yang diperoleh daro angket atau ceklis, dijumlahkan atau dikelompokkan sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan. Jika pilihan jawaban dari angket berbentuk “ya” dan “tidak”, peneliti tinggal menjumlahkan saja berapa banyak jawaban “ya” dan “tidak”. Menjumlahkan saja belum berarti tugasnya selesai. Peneliti masih perlu menjelaskan atau mengelompokkan, hal-hal apa saja yang dijawab “ya” dan apa saja yang dijawab “tidak”. Dalam hal ini identitas responden juga dapat digunakan untuk menelusuri lebih jauh siapa saja yang memberikan jawaban “ya”, misalnya latar belakang responden atau hal-hal lain yang dapat menerangkan posisi responden, dan siapa pula yang memberikan jawaban “tidak”
13. PEMBUATAN
PROPOSAL PENELITIAN
I. PENDAHULUAN
Metodologi atau Metode Penelitan
yang tepat dan benar semakin dirasakan urgensinya dan menjadi peringkat sangat
penting bagi keberhasilan suatu riset (penelitian). Salah satu
hal yang penting dalam setiap penelitian adalah perumusan metodologi
penelitian. Melaluimetodologi harus dengan jelas tergambar diantaranya
bagaimana cara penelitian dilaksanakan yang tertata secara sistimatis;
bagaimana landasan teori tentang rancangan penelitian (research design), model
yang digunakan (didahului dengan rancangan percobaan (penelitian eksperiment)
atau teknik – teknik yang lumrah digunakan dalam pengumpulan, pengolahan dan
analisa data. Metodologi atau metode yng digunakan antara lain metode sejarah,
metode deskriptif antara lain menggambarkan tentang objek tertentu, manusia,
kondisi, sistem dan sebagainya yang terkini. Sering juga digunakan metode
survey (menyelidiki gejala, fakta secara faktual), metode percobaan
(eksperiment), metode KASUS (suatu objek spesifik), kooperatif (menjawab sebab
akibat dengan menganlisis faktor penyebab utama) atau gabungan, serta pemikiran
kritis dan analisa tentang sampling maupun desing percobaan serta studi
kepustakaan.
II. METODOLOGI ATAU METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dipilih
berhubungan erat dengan prosedur, alat, serta desain penelitian yang digunakan.
Desain penelitian harus cocok dengan metode penelitian yang dipilih. Prosedur
serta alat yang digunakan dalam penelitian harus cocok pula dengan metode
penelitian yang digunakan. Saat ini, Kemantapan ataupun ketajaman, keakuratan
metodologi penelitian sudah “terlihat kecendrungan mulai diabaikan“. Hal ini
terlihat jelas, bahwa setelah term of reference (TOR) disetujui (ok) baru
dicari pembenar terutama pembenaran metodologi, diantaranya proporsi sampling,
pemilihan daerah studi dan sebagainya. Padahal sebelum penelitian dilaksanakan
seorang peneliti perlu menjawab sekurang-kurangnya 3 (tiga) pertanyaan pokok
(NAZIR, Mohammad: 1985 : 51) yaitu:
- Urutan kerja apakah yang harus dilakukan dalam melaksanakan penelitian
- Alat-alat apa yang digunakan dalam mengukur ataupun dalam mengumpulkan dan analisa data?
- Bagaimana melaksanakan penelitian tersebut?
Prosedur memberikan kepada peneliti
urutan-urutan pekerjaan yang terus dilakukan dalam suatu penelitian. Hal ini
sangat membantu peneliti untuk mengontrol kegiatan atau tahap-tahap kegiatan
(a); mempermudah mengetahui kemajuan (proses)
penelitian
(b) dan (c);
mempermudah pula peneliti dalam meng-hadapi ataupun memberikan penjelasan pada
saat dilaksanakan pemeriksaan.
Teknik penelitian mengatakan
alat-alat pengukur apa yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian.
Jika suatu penelitian dikerjakan dengan mengguna-kan questioner (daftar
pertanyaan) sebagai alat dalam mengumpulkan data, maka yang dibicarakan disini
adalah teknik pengumpulan data. Sedangkan metodologi penelitian memandu si
peneliti tentang urut-urutan bagaimana penelitian dilakukan.
Jika seorang berbicara tentang cara
seorang peneliti melakukan percobaan lapangan, dimana dalam menentukan
plot-dilapangan, ia pertama-tama membagi daerah dalam 4 (empat) buah blok.
Kemudian blok-blok tersebut dibagi 4 (empat) keperluan perlakuan yang akan dia
kerjakan dan seterusnya, maka yang dibicarakan disini adalah posedur
penelitian. Jika kita membicarakan bagaimana secara berurut suatu penelitian
dilakukan yaitu dengan alat apa dan prosedur bagaimana suatu penelitian
dilakukan, maka yang dibicarakan adalah metode penelitian.
A. Metode Kuantitatif
Metode ini sangat cocok untuk
digunakan pada penelitian dimana data yang dapat diidentifikasi dengan mudah.
Beberapa hal lain dari metode kuantitatif diantaranya :
- Peranan identifikasi dan spesifikasi variabel sangat penting;
- Penelitian ini berdasarkan pada absraksi variabel dari konteksnya
- Sangat menekankan pentingnya reliability dan replicability data;
- Kurang memperhatikan validity;
- Sangat erat hubungannya dengan metode penelitian Survey, Sensus dan sebagainya;
- Kondisi data hanya menunjukkan keadaan atau situasi pada suatu waktu priode tertentu atau beberapa waktu (longitudinal);
- Cenderung menggunakan pendekatan diduktif (umum ke khusus);
- Sangat cocok untuk pertanyaan yang diawali, apa, dimana, siapa dan kapan dan tidak cocok untuk pertanyaan mengapa dan bagaimana;
- Hasil analisis jika dikumpulkan dalam survey, sensus, secara statistik dapat digeneralisasi.
B. Metode Kualitatif
Metode ini sangat cocok digunakan
untuk menjawab pertanyaan apa, dimana dan kenapa atau bagaimana. Beberapa hal
lain dari metode kualitatif diantaranya:
- Data tidak dapat diidentifikasi dengan mudah;
- Data tidak dapat di kuantifikasikan;
- Menekankan pentingnya validity, kurang memperhatikan reliability;
- Erat kaitannya dengan studi kasus
- Hipotesa interpretasi data digunakan untuk membantu proses sebab akibat.
- Pendekatan yang dipakai bersifat induktif (dari yang khusus ke umum )
- Hasil penelitian secara ilmiah dapat digenderalisasi (tidak dapat di gendralisasikan) dengan repliability penemuan dari beberapa studi.
- Analisa data deskriftif untuk melihat proses dan secara langsung.
- Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti partisipasi observasi, wawancara berstruktur dan tidak berstruktur serta focus group.
III. SEMBILAN MAGIC PROPOSAL PENELITIAN
Dalam usulan proyek (USPRO) terdapat
tiga kata kunci yang dulu sangat populer dengan istilah penting yaitu Abstrak,
kata kunci dan urgensi (AKU). Abstrak merupakan keterangan singkat padat serta
utuh tentang permasalahan yang akan ditangani
(a); tujuan serta keluaran kegiatan
(b) dan (c); pengaruh-nya terhadap
permasalahan yang ditangani.
Bagi kegiatan penelitian kekhususan pendekatan
yang diperguna-kan (maksimal sepertiga halaman). Kata kunci merupakan sejumlah
kata, bukan kalimat yang mengindikasikan teknik, proses atau keluaran yang
sesuai dengan subjek kegiatan. Sedangkan urgensi merupakan keterangan tentang
pokok-pokok kebijaksanaan yang diacu (a); pentingnya usaha untuk mengatasi
permasalahan yang ditangani bagi pembangunan nasional,
(b) sektoral dan regional atau bagi perkembangan
IPTEK, serta
(c); pengaruh
kegiatan ini bagi pemecahan permasalahan tsb.
Dengan kata lain, diterangkan apa keuntungan/
manfaatnya jika proyek ini berhasil mencapai tujuan dan sasarannya (a) dan (b)
apa pula kerugiannya atau kesulitan yang akan timbul jika masalah ini tidak
diteliti; maksimal setengah halaman.
Sering dengan berkembangnya IPTEK
dan berjalannya waktu istilah tersebut sudah nyaris tak terdengar sampai saat
ini. Sampai akhirnya pada tahun 2001 melalui pelatihan Peningkatan Kapasitas
Penelitian yang dipelopori oleh Ibu Dr. Yulfita Raharjo dan Timnya dari Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) muncul pula hal baru yaitu Sembilan Magic
untuk membuat PROPOSAL Penelitian menuju keberhasilan, Sbb. :
C.ALASAN
Alasan atau argumentasi ini sangat diperlukan untuk (a) mencegah kegiatan penelitian yang tidak potensial, dan (b) untuk memecahkan masalah (tidak mencapai tujuan).
Beberapa hal penting dalam alasan sebagai magic pertama adalah :
C.ALASAN
Alasan atau argumentasi ini sangat diperlukan untuk (a) mencegah kegiatan penelitian yang tidak potensial, dan (b) untuk memecahkan masalah (tidak mencapai tujuan).
Beberapa hal penting dalam alasan sebagai magic pertama adalah :
- Alasan rasional
- Mengapa penelitian tersebut penting dilakukan (urgency)
- Apa masalah pokoknya, dan bagaimana nanti untuk konseptual framework nya.
- Relevansinya terhadap (kebijakan, program) departemen dan sebagainya
- Analisa masalahnya bagaimana
- Analisa tentang isu/kebijakan, (informasi) yang akan menuntun kepada penspisifikasian tujuan
- Apa yang akan dipertanyakan, sehingga sungguh-sungguh diperlukan untuk diteliti.
D. KONTEKS
Konteks sangat berguna untuk
memperkaya atau memperbaiki pengeta-huan peneliti, latar belakang pengalaman
atau dasar-dasar untuk pendekatan yang akan dilakukan.
Beberapa hal yang berkaitan dengan Konteks diantaranya
adalah:
- Mengacu pada usaha-usaha penelitian serupa (keadaan, situasi kecenderung-an, konsep metode dan hasil);
- Mengacu pada situasi/keadaan atau daerah, waktu, sistem, kebijakan tertentu dan sebagainya.
Untuk catatan, janganlah mengguna-kan
konsep-konsep yang harus diukur yang tidak sesuai dengan permintaan.
E. KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka Konseptual sangat berguna,
untuk menegaskan batas-batas secara logis untuk penyelidikan/penelitian (a) dan
(b). sebagai petunjuk bagi peneliti untuk memperhitungkan tentang apa yang
relevan dan apa yang tidak relevan untuk dipelajari dalam penelitian.
Beberapa hal penting dalam kerangka konseptual
diantaranya:
- Peneliti menyusun sebuah kerangka logis untuk hal yang akan ditelit (apa-apa yang relevan)
- Dilengkapi dengan perspektif yang diperoleh dari usaha-usaha atau penelitian sebelumnya, serta konsep-konsep apa yang relevan untuk itu
- Meliputi proposisi-proposisi (dugaan-dugaan) yang dianggap sudah diketahui, maupun yang dinyatakan tidak diketahui (sebab itu perlu dukungan penelitian untuk mengetahuinya).
- Menspesifikasikan:
- Variabel tergantung (dependent variable)
- Variabel bebas (independent variable)
- Mata rantai penghubung dua kelompok variable (interventing variable)
Perlu diingat hal ini baru hanya kerangka, belum tahu
hasilnya.
F. TUJUAN
Dimaksudkan agar proposisi-proposisi
(dugaan-dugaan) yang merupa-kan subjek dan juga metode penelitian yang cocok
dengan pelaksanaan peneliti-an tersebut. Bentuk tujuan penelitian dapat,
(a). berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang akan
dijawab, dan
(b).
hypotesis-hypotesis apa yang akan diuji sehingga menjadi arah / sasaran
penelitian.
Tujuan penelitian merupakan atau
menunjukan unit–unit yang seharusnya diobservasi
(a); apa yang harus diobservasi
(b) dan (c). bagaimana proses
pengobservasiannya.
Beberapa hal penting yang perlu
diketahui tentang tujuan diantaranya:
1. Merupakan sasaran dari penelitian yang akan
ditangani. Sebagai acuan, memeriksa sampai seberapa jauh permasalahannya
(a), apa perma-salahan pokok atau akar
permasala-hannya
(b), apa penyebabnya
(c) dan (d),
bagaimana kira-kira penanganan-nya.
2. Dari kerangka konseptual akan mempermudah
penelitian dalam merumuskan tujuan yang akan diinginkan. Artinya, ditarik dari
sudah jelasnya kerangka konseptual pertanyaan kita, apalagi yang belum, apa
lagi yang ingin dicapai. Itulah tujuan, dengan konsep yang telah benar-benar.
3. Setelah kiat-kiat proposal dikuasai, sekarang
penjabaran proposalnya menjadi rancangan penelitian (Research Design).
4. RESEARCH DESIGN (riset disain) dimulai dari tujuan.
Untuk memantapkan tujuan mantapkan dulu pada
pendahuluan, latar belakang, apa saja yang harus dimuat, diantaranya:
1.Mengutarakan Alasan dilakukan penelitian (lihat IIIA).
2. Relevansi dari penelitian yang akan dilakukan
3. Analisis tentang masalah yang akan diteliti
2. Relevansi dari penelitian yang akan dilakukan
3. Analisis tentang masalah yang akan diteliti
4. Memberikan
rambu-rambu yang mencegah terangkatnya penelitian yang tidak potensial terhadap
pemecahan masalah atau pencapaian dari tujuan-tujuan penelitian.
5. Mengungkapkan pokok permasalahan dalam penelitian.
G. POPULASI YANG DITELITI
Populasi penelitian mencakup 6 (enam) hal yaitu:
1. Penentuan unit observasi
2. Penentuan / penunjukan populasi dari unit yang akan diobservasi / dianalisa
G. POPULASI YANG DITELITI
Populasi penelitian mencakup 6 (enam) hal yaitu:
1. Penentuan unit observasi
2. Penentuan / penunjukan populasi dari unit yang akan diobservasi / dianalisa
3. Penentuan/pengadopsian prosedur penelitian dan pengukuran unit-unit
untuk (yang akan diobservasi) termasuk Skop atau Ruang lingkup penelitian
4. Penentuan
banyaknya unit yang akan diobservasi
5. Populasi penelitian sangat berkaitan dengan operasionalisasi dari metodologi atau metode penelitian
6. Variabel-variabel yang dimuat dalam kerangka konseptual tersebut:
5. Populasi penelitian sangat berkaitan dengan operasionalisasi dari metodologi atau metode penelitian
6. Variabel-variabel yang dimuat dalam kerangka konseptual tersebut:
·
Dicari / didapatkan dari siapa?
Apakah individu; kelompok tertentu; tokoh
masyarakat; lembaga /instansi/ pemerintah, swasta, LSM dan sebagainya),
keluarga dan lain-lain
·
. Data yang dikumpulkan, ditentukan
populasi yang akan dikaji sampai didapatkan untuk menjawab permasalahan dan
tujuan penelitian (a), data yang relevan dan tidak relevan, bisa Perda dan
sebagainya.
Makna dari semua populasi yang diteliti adalah makna
yang sifatnya prinsif, yang mana suatu metodologi/metode penelitian
dioperasionalkan.
H. SPESIFIKASI DATA
Melalui Spesifikasi data akan dapat membantu peneliti
untuk BERHATI-HATI untuk tidak mengumpulkan data yang tidak relevan atau tidak
digunakan (useless).
Spesifikasi data yang dikumpulkan diantaranya:
1.
Mengidentifikasikan konsep-konsep yang terkandung dalam tujuan penelitian
(konsep-konsep).
2. Menentukan data yang akan dikumpulkan sehubungan dengan populasi.
3. Dari konsep-konsep ini dikembang-kan definisi operasional penelitian dari
4. Definisi operasional akan menunjuk pada variabel-variabel dan
5. Data/informasi apa yang akan dikumpulkan.
2. Menentukan data yang akan dikumpulkan sehubungan dengan populasi.
3. Dari konsep-konsep ini dikembang-kan definisi operasional penelitian dari
4. Definisi operasional akan menunjuk pada variabel-variabel dan
5. Data/informasi apa yang akan dikumpulkan.
Variabel adalah semua objek yang menjadi sasaran
penyidikan sebut saja gejala-gejala yang menunjukan variasi, baik dalam jenisnya
maupun dalam tingkatannya
I. PENGUMPULAN DATA
I. PENGUMPULAN DATA
Setelah spesifikasi data, tahap pengumpulan data
sangat menentukan ukuran besar indeks variabel (a) dan (b). realibilitas data
yang akan dikumpulkan.
Inti dari tahap Pengumpulan Data adalah:
Menjelaskan prosedur yang akan digunakan untuk
pengumpulan data isinya :
1. Teknik-teknik pengumpulan data yang akan dipakai
2. Teknik pendekatan yang digunakan (MEAN, MEDIAN dan sebagainya)
3. Instrumen-instrumen yang akan dipakai (kuantitatif dan kualitatif)
1. Teknik-teknik pengumpulan data yang akan dipakai
2. Teknik pendekatan yang digunakan (MEAN, MEDIAN dan sebagainya)
3. Instrumen-instrumen yang akan dipakai (kuantitatif dan kualitatif)
4. Mendiskripsikan langkah-langkah atau urut-urutan yang harus diikuti
dalam pemakaian instrumen (secara rinci)
5. Hindarkan redaksi-redaksi yang sifatnya statement-statement yang tidak
sesuai ujung pangkalnya atau mother hood.
J. ANALISIS
J. ANALISIS
Tahap analisis merupakan TEST RIEL
dari sebuah rencana penelitian yang menuntut pemahaman/ penguasaan peneliti
untuk memahami lebih dulu beberapa keterbatasan dalam menerapkan
kesimpulan-kesimpulan yang akan diambil.
Bila data yang dikumpulkan telah ditentukan, peneliti
harus:
1. Mempertimbangkan secara simultan prosedur analisisnya yang sesuai
2. Bagaimana data akan diklasifikasikan
3. Pengaturan kedalam variabel-variabel yang ditunjukkan oleh data tsb.
4. Bagaimana hubungan antara variabel-variabel yang akan ditentukan
5. Penggunaan program komputer (jika ingin mendalaminya)
K. PENGADMINISTRASIAN (ORGANISASI)
1. Mempertimbangkan secara simultan prosedur analisisnya yang sesuai
2. Bagaimana data akan diklasifikasikan
3. Pengaturan kedalam variabel-variabel yang ditunjukkan oleh data tsb.
4. Bagaimana hubungan antara variabel-variabel yang akan ditentukan
5. Penggunaan program komputer (jika ingin mendalaminya)
K. PENGADMINISTRASIAN (ORGANISASI)
Setelah peneliti mengetahui atau
memutuskan populasi yang akan ditentukan dan digunakan seperti:
(a) daerah penelitian,
(b). hakekat dan jenis data yang akan
dikumpulkan;
(c).
jenis-jenis prosedur yang akan dipakai untuk mengumpulkan dan menganalisa data,
peneliti telah mempunyai dasar untuk memutuskan serangkaian keputusankeputusan
Administratif yang Rasional seperti perkiraan biaya (a); Personil (peneliti
utama, madya, pembantu peneliti (b); jadwal waktu (c) dan (d). rencana kerja.
IV. PRINSIP METODOLOGI
Metodologi merupakan bagian
epistemologi yang mengkaji prihal urutan langkah-langkah yang ditempuh supaya
pengetahuan yang diperoleh memenuhi ciri-ciri Ilmiah. Metodologi juga dapat
dipandang sebagai bagian dari logika yang mengkaji kaidah penalaran yang tepat.
Jika kita membicarakan metodologi maka hal yang tak kalah pentingnya adalah
asumsi-asumsi yang melatar bela-kangi berbagai metode yang diperguna-kan dalam
aktivitas ilmiah. Asumsi-asumsi yang dimaksud adalah pendirian atau sikap yang
akan dikembangkan para ilmuwan maupun peneliti didalam kegiatan ilmiah mereka.
Beberapa prinsip metodologi dapat dikemukakan oleh beberapa
ahli, diantaranya:
A. RENE DESCARTES
A. RENE DESCARTES
Dalam karyanya “Discourse On Method”
dikemukakan 6 (enam ) prinsip metodologi yaitu :
1. Membicarakan masalah ilmu pengetahuan diawali
dengan menyebutkan akal sehat (common sense) yang pada umumnya dimiliki oleh semua
orang. Akal sehat menurut Descartes ada yang kurang, adapula yang lebih banyak
memilikinya, namun yang terpenting adalah penerapannya dalam aktivitas ilmiah.
2. Menjelaskan kaidah-kaidah pokok tentang metode yang
akan dipergunakan dalam aktivitas ilmiah maupun penelitian. Descartes
mengajukan 4 (empat) langkah atau aturan yang dapat mendukung metode yang
dimaksud yaitu:
Ø
Janganlah pernah menerima baik apa
saja sebagai yang benar, jika anda tidak mempunyai pengetahuan yang jelas
mengenai kebenaranya. Artinya, dengan cermat hindari kesimpulan-kesimpulan dan
pra konsepsi yang terburu-buru dan jangan memasukkan apapun kedalam
pertimbangan anda lebih dari pada yang terpapar dengan begitu jelas sehingga
tidak perlu diragukan lagi.
Ø
Pecahkanlah setiap kesulitan anda menjadi
sebanyak mungkin bagian dan sebanyak yang dapat dilakukan untuk mempermudah
penyelesaiannya secara lebih baik.
Arahkan pemikiran andah secara jernih
dan tertib, mulai dari objek yang paling sederhana dan paling mudah diketahui,
lalu meningkat sedikit demi sedikit, setahap demi setahap kepengetahuan yang
paling kompleks, dan dengan mengandaikan sesuatu urutan bahkan diantara objek
yang sebelum itu tidak mempunyai ketertiban baru.
Ø
Buatlah penomoran untuk seluruh
permasalahan selengkap mungkin, dan adakan tinjauan ulang secara menyeluruh
sehingga anda dapat merasa pasti tidak suatu pun yang ketinggalan.
Ø
Langkah yang digambarkan Descartes ini
menggambarkan suatu sikap skeptis metodis dalam memperoleh kebenaran yang
pasti.
3. Menyebutkan beberapa kaidah moral yang menjadi
landasan bagi penerapan metode sebagai berikut:
Ø
Mematuhi undang-undang dan adat
istiadat negeri, sambil berpegang pada agama yang diajarkan sejak masa
kanak-kanak.
Ø
Bertindak tegas dan mantap, baik pada pendapat
yang paling meyakinkan maupun yang paling meragukan.
Ø
Berusaha lebih mengubah diri sendiri dari pada
merombak tatanan dunia.
Ø
Menegaskan pengabdian pada kebenaran
yang acap kali terkecoh oleh indera. Kita memang dapat membayangkan diri kita
tidak berubah namun kita tidak dapat membayangkan diri kita tidak
bereksistensi, karena terbukti kita dapat menyangsikan kebenaran pendapat lain.
Oleh karena itu, kita dapat saja meragukan segala sesuatu, namun kita tidak
mungkin meragukan kita sendiri yang sedang dalam keadaan ragu-ragu.
Ø
Menegaskan prihal dualisme dalam diri manusia
yang terdiri atas dua substansi yaitu RESCOGITANS (jiwa bernalar) dan
RES-EXTENSA (jasmani yang meluas). Tubuh (Res-Extensa) diibaratkan dengan mesin
yang tentunya karena ciptaan Tuhan, maka tertata lebih baik. Atas
ketergantungan antara dua kodrat ialah jiwa bernalar dan kodrat jasmani. Jiwa
secara kodrat tidak mungkin mati bersama dengan tubuh. Jiwa manusia itu abadi.
B. ALFRED JULESAYER
B. ALFRED JULESAYER
Dalam karyanya yang berjudul
Language, truth and logic yang terkait dengan prinsip metodologi adalah prinsip
verifikasi. Terdapat dua jenis verifikasi yaitu:
1. Verifikasi dalam arti yang ketat (strong
verifiable) yaitu sejauh mana kebenaran suatu proposisi (duga-dugaan) itu
mendukung pengalaman secara meyakinkan
2. Verifikasi dalam arti yang lunak, yaitu jika telah
membuka kemungkinan untuk menerima pernyataan dalam bidang sejarah (masa
lampau) dan ramalan masa depan sebagai pernyataan yang mengandung makna
3. Ayer menampik kekuatiran metafisika dalam dunia
ilmiah, karena pernyataan-pernyataan metafisika (termasuk etika theologi)
merupakan pernyataan yang MEANING LESS (tidak bermakna) lantaran tidak dapat
dilakukan verifikasi apapun
C. KARL RAIMUND POPPER
C. KARL RAIMUND POPPER
K.R. Popper seorang filsuf kontemporer yang melihat
kelemahan dalam prinsip verifikasi berupa sifat pembenaran (justification)
terhadap teori yang telah ada.
K.R. Popper mengajukan prinsip verifikasi sebagai
berikut:
1. Popper menolak anggapan umum bahwa suatu teori
dirumuskan dan dapat dibuktikan kebenarannya melalui perinsip verifikasi.
Teori-teori ilmiah selalu bersifat hipotetis (dugaan sementara), tak ada
kebenaran terakhir.
Setiap teori selalu terbuka untuk digantikan oleh
teori lain yang lebih tepat.
2. Cara kerja metode induksi yang secara sistimatis
dimulai dari pengamatan (observasi) secara teliti gejala (Simpton) yang sedang
diselidiki. Pengamatan yang berulang -ulang itu akan memperlihatkan adanya
ciri-ciri umum yang dirumus-kan menjadi hipotesa. Selanjutnya hipotesa itu
dikukuhkan dengan cara menemukan bukti-bukti empiris yang dapat mendukungnya.
Hipotesa yang berhasil dibenarkan (justifikasi) akan berubah menjadi hukum.K.R.
Popper menolak cara kerja diatas, terutama pada asas verifiabilitas, bahwa
sebuah pernyataan itu dapat dibenarkan berdasarkan bukti-bukti verifikasi
pengamatan empiris.
3. K.R Popper menawarkan pemecahan baru dengan
mengajukan prinsip FALSIFA BILITAS, yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat
dibuktikan kesalahannya. Maksudnya sebuah hipotesa, hukum, ataukah teori
kebenarannya bersifat sementara, sejauh belum ada ditemukan kesalahan-kesalahan
yang ada di dalamnya. Misalnya, jika ada pernyataan bahwa “Semua angsa berbulu
putih” melalui prinsip falsitiabilitas itu cukup ditemukan seekor angsa yang
bukan berbulu putih (entah hitam, kuning, hijau, dan lain-lain), maka runtuhlah
pernyataan tersebut. Namun apabila suatu hipotesa dapat bertahan melawan segala
usaha penyangkalan, maka hipotesa tersebut semakin diperkokoh (CORROBORATION).
IV. PENUTUP
Sebagai penutup, dengan memahami dan
menghayati metodologi dan sembilan keajaiban (magic) pembuatan proposal
penelitian semoga kita memiliki tenaga ahli peneliti yang genius, cerdas (a)
dan (c) menghasilkan luaran penelitian yang berkualitas, serta (c). dapat
menyinari instansi terkait sebagai bahan masukan bagi pengembangan kebijakan
dan program yang operasional dimasa datang. Agar tujuan tersebut dapat
diwujudkan, berikut disampaikan dua puluh satu kiat untuk mencapai sukses dari
Nugroho A Suryo sebagai berikut:
1. Kenali diri sendiri dan lingkungan sekitar kitanya.
Manfaatkan kekuatan yang dimiliki, hilangkan kelemahan, gunakan peluang dan
hindari ancaman yang ada.
2. Bekerjalah dengan keras dan cerdik. Gunakan
kreativitas untuk mempperoleh keunggulan bersaing.
3. Milikilah komitment yang kuat untuk menjadi pemenang
dan jangan mudah putus asa.
4. Bekerjalah dengan memperhatikan konsep bisnis,
indera bisnis dan suara hati nurani.
5. Buatlah perencanaan kerja tetapi jangan terlalu
kaku dengan rencana tersebut.
6. Belajarlah dari pengalaman orang lain atau perusahaan
lain, dan ikuti perkembangan konsep bisnis.
7. Berani mengakui kesalahan dan tidak mengulangi
kesalahan yang sama atau yang sudah di ketahui.
8. Berani mengambil resiko tetapi berani pula
mengelola resiko dengan baik.
9. Komunikasikan pendapat secara nasional dan jangan
cari musuh.
10. Lakukan perbaikan secara terus menerus baik dari
sendiri maupun proses kerja di perusahaan.
11. Lihatlah perubahan sebagai teman bukan sebagai
musuh.
12. Tanggap atas perubahan yang terjadi maupun yang
akan terjadi.
13. Perbesar jaringan bisnis yang ada. Gunakan
jaringan yang ada dan perbesar terus. Jaringan ini bukan untuk membentuk kolusi
atau nepotisme, tetapi memperbesar peluang dengan cara sehat.
14. Jangan terlalu sering pindah kerja atau usaha.
Tekunilah apa yang dikerjakan. Dengan menekuni, maka seseorang akan mengenali,
menikmati pekerjaannya dengan baik dan menjadi ahli dibidangnya.
15. Tingkatkan kemampuan berbaha asing.
16. Tingkatkan kemampuan kepemim-pinan dan kemampuan
impersonal.
17. Tingkatkan kemampuan mengambil keputusan dan
kemampuan imple-mentasi perubahan yang besar.
18. Tingkatkan kemampuan mengatasi konflik dan jangan
menjadi penyebab konflik.
19. Tingkatkan terus kemampuan, ketrampilan kecil
seperti teknik penyusunan laporan, pembuatan proposal yang baik, teknik
presentasi dan teknik negosiasi.
20. Tingkatkan terus motivasi kerja dan tunjukkan
kemampuan untuk berprestasi.
21. Tingkatkan terus motivasi kerja dan kemampuan
bawahan atau kelompok kerja anda.
- Wawancara disebut juga lisan,yaitu suatu dialog yang dilakukan oleh pewawancara(interviewer)untuk memperoleh dari responden.
Ditinjau dari segi pelaksanaannya,wawancara dibagi menjadi tiga jenis.
1) Wawancara Bebas
2) Wawancara Terpimpin
3) Wawancara Bebas Terpimpin
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode wawancara,antara lain sebagai berikut
1) Pelaksanaan Wawancara
2) Prosedur Wawancara
3) Sikap Pewawancara
1) Wawancara Bebas
2) Wawancara Terpimpin
3) Wawancara Bebas Terpimpin
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode wawancara,antara lain sebagai berikut
1) Pelaksanaan Wawancara
2) Prosedur Wawancara
3) Sikap Pewawancara
- Observasi
Obsernasi merupakan aktivitas penelitian dalam rangka
mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah penelitian melalui proses
pengamatan dilapangan.
Menurut keberadaan pengamat dilapangan,observasi dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1) Pengamatan terlibat (observasi partisipasi)
2) Observasi tak terlibat (observasi nonpatisipasi)
Penggunaan observasi dalam pengumpulan data mempunyai keutungan dan kelemahan sebagai berikut.
1) Keuntungan Observasi
1) Pengamatan terlibat (observasi partisipasi)
2) Observasi tak terlibat (observasi nonpatisipasi)
Penggunaan observasi dalam pengumpulan data mempunyai keutungan dan kelemahan sebagai berikut.
1) Keuntungan Observasi
a) Pengamat mempunyai kemungkinan untuk langsung
mencatat hal-hal, perilaku ,pertumbuhan,dan sebagainya sewaktu kejadian
tersebut masih berlaku.
b) Pengamat dapat memperoleh data dari subjek.
2) Kelemahan Observasi
a) Memerlukan waktu yang relative lama untuk memperoleh pengamatan langsung terhadap satu kejadian.
b) Pengamatan biasanya tidak bisa dilakukan terhadap suatu fenomena yang berlangsung lama.
c) Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati
2) Kelemahan Observasi
a) Memerlukan waktu yang relative lama untuk memperoleh pengamatan langsung terhadap satu kejadian.
b) Pengamatan biasanya tidak bisa dilakukan terhadap suatu fenomena yang berlangsung lama.
c) Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati
1. Angkat atau Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya.
Kuesioner dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa
jenis,tergantung pada sudut pandanganya.
1) Dipandang dari cara menjawab
a) Kuesioner terbuka artinya member kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri.
b) Kuesioner tertutup artinya responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan.
2) Dipandang dari jawaban yang diberikan
a) Kusioner langsung,yaitu responden menjawab tentang dirinya
b) Kusioner tidak langsung yaitu jika respoden menjawab tentang orang lain
3) Dipandang dari bentuknya
a) Kusioner pilihan ganda
b) Kusioner isian
c) Check-list
d) Rating-scale
1) Dipandang dari cara menjawab
a) Kuesioner terbuka artinya member kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri.
b) Kuesioner tertutup artinya responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan.
2) Dipandang dari jawaban yang diberikan
a) Kusioner langsung,yaitu responden menjawab tentang dirinya
b) Kusioner tidak langsung yaitu jika respoden menjawab tentang orang lain
3) Dipandang dari bentuknya
a) Kusioner pilihan ganda
b) Kusioner isian
c) Check-list
d) Rating-scale
Keuntungan dari metode kuesioner antara lain sebagai
berikut.
1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti
2) Dapat dibagikan secara serentak kepada responden yang jumlahnya relatif banyak
3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing
4) Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas,jujur,dan tidak malu-malu menjawab.
5) Dapat dibuat tersandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti
2) Dapat dibagikan secara serentak kepada responden yang jumlahnya relatif banyak
3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing
4) Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas,jujur,dan tidak malu-malu menjawab.
5) Dapat dibuat tersandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
Kelemahan dari metode kuesioner antara lain sebagai
berikut.
1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak di jawab.
2) Sering kali sukar diberi validitasnya (kesahihannya)
3) Tidak jujur
4) Sering kali tidak kembali,terutama jika dikirim lewat pos.
5) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama.
1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak di jawab.
2) Sering kali sukar diberi validitasnya (kesahihannya)
3) Tidak jujur
4) Sering kali tidak kembali,terutama jika dikirim lewat pos.
5) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama.
- Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata
dokumen yang artinya barang-barang tertulis.
Pada umumnya,secara garis besar pemilihan metode penelitian dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain seperti dibawah ini.
1) Tujuan Penelitian
2) Sampel penilitian
3) Lokasi
4) Pelaksana
5) Biaya dan Waktu
6) Data
6. Menentukan Variabel dan Sumber Data
a. Menentukan variable
Pada umumnya,secara garis besar pemilihan metode penelitian dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain seperti dibawah ini.
1) Tujuan Penelitian
2) Sampel penilitian
3) Lokasi
4) Pelaksana
5) Biaya dan Waktu
6) Data
6. Menentukan Variabel dan Sumber Data
a. Menentukan variable
Variable merupakan objek penelitian
yang bervariasi atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.variabel
dapat dibedakan menjadi;
1) variabel kuantitatif,contohnya luas kota,umur,atau banyaknya jam.
2) variabel kualitatif,contohnya presepsi atau pandangan,atau motivasi.
b. Menentukan Sumber Data
Sumber data ditentukan berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis.
2) variabel kualitatif,contohnya presepsi atau pandangan,atau motivasi.
b. Menentukan Sumber Data
Sumber data ditentukan berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis.
Bila cakupan subjek penelitian itu
sangat luas,maka perlu ditetapkan dulu jumlah populasinya,kemudian dipilih
sampel yang akan mewakili populasi tersebut.
1)
Pupulasi
Populasi merupakan sekumpulan
unit-unit elementer.
2) Sampel
2) Sampel
Sampel merupakan bagian dari
populasi yang diambil. Penarikan sampel dari populasi dapat dilakukan dengan
beberapa cara.
a). Sampel acak sederhana, maksudnya tiap unit/anggota populasi diberi nomor kemudian ditarik secara acak(random).
b). Sampel sistematik, yang ditarik dengan cara membuat daftar anggota - anggota populasi secara berurutan.
c). Sampel bertingkat (berstrata), yang diambil dengan cara membagi populasi atas kelas-kelas.
a). Sampel acak sederhana, maksudnya tiap unit/anggota populasi diberi nomor kemudian ditarik secara acak(random).
b). Sampel sistematik, yang ditarik dengan cara membuat daftar anggota - anggota populasi secara berurutan.
c). Sampel bertingkat (berstrata), yang diambil dengan cara membagi populasi atas kelas-kelas.
d).
Sampel cluster, yaitu populasi dibagi atas kelompok menurut area
e).
Sampel kuota, dilakukan dengan cara menentukan stratanya(kelas atau
golongan yang berupa tingkat atau lapisan)terlebih dahulu menurut sifat-sifat
yang dianggap memiliki pengaruh paling dominan terhadap variabel yang sering di
tetliti.
f) Sampel sebanding(proportional
sampling), hamper sama dengan sampel kuota.
g) Sampel bertujuan (purposive
sampling),merupakan cara pengambilan sampel dengan tujuan tertentu.
F. Pengumpulan Data Penelitian
Seperti telah diuraikan diatas,pengumpulan data
penelitian berhubungan dengan instrument penelitian.
Data dalam sebuah penelitian dapat dibedakan menjadi
beberapa macam berikut.
1.
Berdasarkan cara memperolehnya
2.
Berdasarkan sifatnya
3. Berdasarkan
sumbernya
Pengumpulan data dalam penelitian
dapat dilakukan melalui cara-cara berikut ini.
1.
Studi kepustakaan
2.
Analisis isi media massa
3.
Tes
Tes sebagai instrument penelitian
terdiri atas dua jenis,yaitu sebagai berikut.
- Tes buatan guru,yaitu tes yang disusun oleh guru dengan prosedur tertentu.
- Tes standar ,yaitu tes yang telah tersedia dilembaga tes.
G. Pengolahan/Analisis Data Penelitian
Tahapan dalam pengolahan data
meliputi :
·
editing,
·
koding
·
)tabulasi data,
·
menganalisis data,dan,
·
generalisasi dan kesimpulan.
- Editing
Pada tahapan editing,data yang telah
terkumpul melalui daftar pertanyaan(kuesioner).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengeditan data,antara lain sebagai berikut.
Konsistensi data
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengeditan data,antara lain sebagai berikut.
Konsistensi data
·
Kelengkapan dan kesempurnaan data
·
Kejelasan tulisan
·
Pemahaman catatan
·
yang digunakan data (uniformitas
data ).
·
Keseragaman satuan
f. Kesesuaian jawaban
- Pengkodean Data
Setelah tahap editing selesai, maka data-data yang
berupa jawaban-jawaban
Responden perlu diberi kode untuk memudahkan dalam penganalisisan data.
Responden perlu diberi kode untuk memudahkan dalam penganalisisan data.
Pengkodean data dapat dibedakan atas berikut ini.
a. Pengkodean terhadap jawaban yang berupa angka
b. Pengkodean terhadap jawaban dari pertanyaan tertutup
c. Pengkodean terhadap jawaban dari pertanyaan semiterbuka
d. Pengkodean terhadap jawaban dari pertanyaan terbuka
a. Pengkodean terhadap jawaban yang berupa angka
b. Pengkodean terhadap jawaban dari pertanyaan tertutup
c. Pengkodean terhadap jawaban dari pertanyaan semiterbuka
d. Pengkodean terhadap jawaban dari pertanyaan terbuka
- Tabulasi Data
Tabulasi merupakan proses pengolahan
data yang dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam table.Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1995),tabulasi adalah penyajian data dalam bentuk tabel
atau daftar untuk memudahkan dalam pengamatan dan evaluasi.
Tabel data dapat dilakukan melalui:
a. Tabulasi langsung, dan
b. Lembaran kode (Code sheet)
a. Tabulasi langsung, dan
b. Lembaran kode (Code sheet)
- Tabulasi langsung
Maksudnya data langsung ditabulasi adri kuesioner ke
dalam tabel yang sudah dipersiapkan tanpa perantara lainnya.
- Melalui lembaran kode (code sheet)
3. Tabulasi Data
ke dalam Tabel Frekuensi dan Tabel Silang
Tabel Frekuensi
Tabulasi data ke dalam table frekuensi dilakukan
sebelum analisis data, tabel frekuensi disusun untuk semua variabel penelitian
yang disusun tersendiri.
Tabel Silang
Tabel ini dibuat untuk mengetahui hubungan
antarvariabel
Pengolahan data melalui teknik statistik dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Pengolahan data melalui teknik statistik dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Distribusi frekuensi
Biasanya data yang diperoleh penelitian dari
lapangan,masih berupa data mentah.
Ukuran pemusatan (tedensi sentral)
Penyusunan dan penyajian data mentah
yang berbentuk distribusi frekuensi (termasuk grafik)hanya memberikan gambaran
umum.untuk mendapat cirri khas dalam bentuk sebuah nilai bilangan, penelitian
dapat menggunakan ukuran pemusatan (tendensi sentral) berikut ini:
1.
Modus
Modus merupakan ukuran pemusatan yang menunjukkan frekuensi terbesar pada suatu perangkat data..
Modus merupakan ukuran pemusatan yang menunjukkan frekuensi terbesar pada suatu perangkat data..
2. Median
Median adalah nilai tengah dalam sebuah kelompok nilai yang sudah diurutkan.
Median adalah nilai tengah dalam sebuah kelompok nilai yang sudah diurutkan.
3. Rerata/mean
Rerata/mean adalah niali bilangan
yang berasal dari jumlah keseluruhan niali bilangan dibagi dengan banyaknya
unit atau bilangan.
Dalam hubungan antarvariabel ini,ada
beberapa jenis hubungan yang perl diketahui,yaitu sebagai berikut.
- Hubungan Simetris
Hubungan antara variabel disebut
memiliki hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau
dipengaruhi oleh yang lainnya.
Hubungan simetris apabila:
a. Kedua variabel adalah indicator sebuah konsep yang sama.
b. Kedua variabel adalah akibat dari suatu faktor yang sama.
c. Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional
d. Kedua variabel mempuyai hubungan karena kebeturan semata-mata.
a. Kedua variabel adalah indicator sebuah konsep yang sama.
b. Kedua variabel adalah akibat dari suatu faktor yang sama.
c. Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional
d. Kedua variabel mempuyai hubungan karena kebeturan semata-mata.
Hubungan Timbal Balik
Hubungan timbale balik merupakan
hubungan antara dua variabel yang saling timbale balik,maksudnya adalah satu
variabel dapat menjadi sebab dan juga akibat terhadap variabel lainnya.
5. Analisis dan interpretasi Data
Tujuan utama penelitian sosial
adalah mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian dalam rangka
mengungkap fenomena sosial.
Interpretasi memiliki dua aspek,yaitu:
- Untuk menegakkan keseimbangan suatu penelitian
- Untuk membuat atau menghasilkan suatu konsep yang bersifat menjelaskan.
5. Generalisasi
dan Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi
data,penelitian dapat membuat generalisasi dan kesimpulan dari hasil
penelitian.
Perhatikan contoh dibawah ini!
Berdasarkan pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut.
Perhatikan contoh dibawah ini!
Berdasarkan pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut.
- Menyonte adalah perbuatan curang
- Siswa-siswa yang suka menyontek tidak pernah belajar
- Siswa-siswa yang rajin
Berdasarkan hasil pengamatan dan
analisis diatas,maka generalisasinya dapat dibuat sebagai berikut.
- Siswa yang tidak pernah belajar
- Siswa yang rajin belajar
Dari generalisasi tersebut maka
dapat ditarik kesimpulan.
- Siswa yang tidak pernah belajar memiliki indikasi untuk menyontek
- Siswa yang suka cenderung untuk menyontek
- Siswa yang rajin belajar menolak perbuatan menyontek
- Siswa yang disiplin menghindarkan diri dari perbuatan menyontek
- Siswa yang rajin belajar cenderung tidak melibatkan diri dalam kegiatan menyontek.
- Siswa yang disiplin memiliki indikasi untuk menolak melakukan perbuatan menyontek.
12. PENYUSUNAN LAPORAN HASIL PENELITIAN
Tahap akhir dari suatu kegiatan penelitian adalah
menulis atau menyusun laporan penelitian.
1.
Syarat-Syarat Penulisan Laporan
a. Penulisan
laporan harus tahu betul kepada siapa laporan itu di tunjukan.
b. Penulisan
laporan harus menyadari bahwa pembaca laporan tidak terlibat dalam kegiatan penelitian.
c. Penulisan laporan menyadari bahwa latar belakang pendidikan, pengalaman,dan minat pembaca laporan tidak sama.
d. Laporan penelitan merupakan yang poko dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan.
c. Penulisan laporan menyadari bahwa latar belakang pendidikan, pengalaman,dan minat pembaca laporan tidak sama.
d. Laporan penelitan merupakan yang poko dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan.
2.Format laporan Penelitian.
Menurut Borg dan Gall (dalam suharsimi Arikunto:1987),
salah satu format laporan penelitian adalah seperti disebutkan berikut ini.
a.
Bahan/Bagian pendahuluan
(Preliminary materials)
b.
Gamabaran Laporan /Bagian Inti (Body of paper)
c.
Bahan-bahan/bagian penunjang.
Secara singkat bagian-bagian laporan penelitian
tersebut akan dipaparkan dibawah ini.
1. Bahan/bagian pendahuluan
1. Bahan/bagian pendahuluan
Di dalam bagian ini penelitian
menjelaskan kepada pembaca terutama tentang sistematika tulisan agar pembaca
dapat mengikutinya dengan mudah.
2. Bab pendahuluan
Mulai bab ini peneliti sudah
memaparkan tentang permasalahan,apa sebab atau apa alas an penelitian itu
dilakukan,dimana pentingnya.
3. Bab penelaahan kepustakaan
Bagian ini memaparkan kepada pembaca
mengenai hal yag telah dirintis oleh penelitian lain untuk memberikan penekanan
pentingnya permasalahan.
4.Bab metodologi
Bagian ini menerangkan kepada pembaca tentang
subjek,objek,ruang lingkup penelitian,pendekatan yang diambil samapai dengan
teknik pengumpulan datanya.
5.Bab penemuan
Bagian inilah yang sebenarnya merupakan inti laporan
penelitian.
6. Kesimpulan dan diskusi
6. Kesimpulan dan diskusi
Bagi pembaca yang hanya memiliki
waktu sedikit,biasanya yang dibaca hanya tujuan'hipotesis'dan hasil
penelitian(kesimpulan penelitian).
7.Memprestasikan hasil Penelitian
Setelah Anda
pahami bagaimana langkah-langkah melakukan suatu penelitian.
I. Penyusunan Artikel Hasil Penelitian
Penulisan artikel menggunakan sistematika tanpa angka ataupun abjad.
I. Penyusunan Artikel Hasil Penelitian
Penulisan artikel menggunakan sistematika tanpa angka ataupun abjad.
- Judul
- Nama penulis
- Sponsor
- Abstrak dan kata kunci
- Pendahuluan
- Metode
- Hasil
- Pembahasan
- Kesimpulan dan saran
- Daftar rujukan
2.
Mempresentasikan Hasil Penelitian
Sebuah penelitian belum berarti jika tidak dipresentasikan.
Oleh karena itu,ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan presentasi di kelas,yaitu sebagai berikut.
Sebuah penelitian belum berarti jika tidak dipresentasikan.
Oleh karena itu,ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan presentasi di kelas,yaitu sebagai berikut.
- Persiapan
Dalam tahap ini ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan,yaitu:
- Membuat kerangka utama bahan yang akan dipresentasikan
- Mengetahui karakteristik dan dasar pengetahuan pendengar
- Mempersempit topic presentasi menjadi beberapa pemikiran utama
Ada beberapa teknik yang harus dikuasai,yaitu sebagai
berikut.
- Membuat suasana yang santai dan rileks
- Menggunakan kata gati personal(misalnya kita)dalam memberikan presentasi
- Melakukan kontak mata denga pendengar
- Menggunakan suara yang ramah/akrab
- Member pertanyaan-pertanyaan kepada pendengar untuk melibatkan mereka
- Mengambil kesimpulan sesuai dengan pemikiran yang dipresentasikan
- Menyisakan waktu untuk beberapa pertanyaan.
·
Penggunaan Alat Audio - Visual
- Bila menggunaka computer periksalah apakah hardware yang digunakan cocok dengan software-nya
- Datang lebih awal untuk memeriksa alat bantu yang akan digunakan (audio-visual,komputer).
- Menggunakan huruf-huruf sederhana
- Melengkapi setiap pemikiran utama dengan material yang bisa ditunjukkan
- Jangan membagikan kertas/dokumen,termasuk kerangka utama sebelum memulai presentasi.
·
Moderator
Dalam sebuah prestasi peran moderator sangatlah
penting.
- Memberi kesempatan kepada para peserta/pendengar untuk bertanya.
- Mencegah terjadinya penguasaan forum oleh orang-orang tertentu saja.
- Mengatur kesempatan berbicara para peserta/pendengar secar bergiliran.
- Mengatur jalannya presentasi agar dapat dipahami oleh semua peserta/pendengar.
DAFTAR PUSTAKA
1.Badriah Dewi L,http://www.kopertis4.or.id/Pages/data%202006/kelembagaan/studi_kepustakaan_DR%5B1%5D._Dewi.Doc , diakses 01 November 2010 pukul 13.00 WIB
2. Creswell, John W, Research Design
Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, Second Edition,California
: Sage Publication, 2003.
3. Leedy, Paul.D. and Jeanne.E. Ormrod. Practical
Research: Planning and Design Research Edisi 8, Ohio : Pearson Merrill
Prentice Hall, 2005.
4. Sakaran, Uma, Research Methods for
Business: A Skill Building Approach, second edition, New York: John
Wiley& Sons, Inc, 1992.
5. Sambodo, http://sambodo.multiply.com/journal/item/3/Apa_itu_Latar_Belakang_Masalah_ , diakses 29 september 2010 pukul 18.15
6. Sylvie, http://sylvie.edublogs.org/2007/05/08/merumuskan-masalah-penelitian/ , diakses 29 september 2010 pukul 18.47
7. Soekadijo, Logika Dasar,
tradisional, simbolik, dan induktif, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama,
1993.
8. Toto Syatori Nasehuddien. Metodologi
Penelitian (Sebuah Pengantar). Cirebon : STAIN Cirebon, 2008.
9. Vardiansyah, Dani, Filsafat Ilmu
Komunikasi: Suatu Pengantar, Jakarta : Indekls, 2008.
10. Wahidin, Khaerul, dkk., Metode Penelitian, Cirebon
: STAIN Press, 2002.
Ø NURUL HUSNA (0905170992)
Ø CUT RATNA DEWI
(0905170964)
Ø NUR JADIDAH
(0905170963)
Ø MARLINA
Ø TOMI IRAWAN
(0905170966)
Ø MIRNA MARINI
(0905170996)
Ø EDI MISWAR
Ø MAULIYANA (0905170988)
Ø MARZATI (0905170953)
Ø SYARWANI
(09051709 )
Ø ZAITUN MUNAR
(09051709 )
Ø KHAIRUN NISAK
(09051709 )
Ø MAULIZA (09051709 )
Ø RAHMI MAYASARI
(09051709 )
Ø REVI AFRIZAL
(09051709 )
Ø EDI SUHERI
(09051709 )
Ø SUFIANA SS
(0905170960)
Ø HERI SAPUTRA
(09051709 )