Kamis, 23 Februari 2012

metodelogi penelitia


1.     PENGERTIAN,CAKUPAN MATERI KULIAH, TUJUAN DAN KEGUNAAN METODOLOGI PENELITIAN

A. PENDAHULUAN
            Bab ini membahas tentang penelitian secara umum, yang diawali dengan suatu tinjauan mengapa perlu mempelajari penelitian, apa manfaat penelitian bagi manajer perusahaan dan apa manfaatnya bagi mahasiswa, dan kemudian dilanjutkan dengan definisi penelitian. Definisi ini perlu diketahui untuk memperoleh pemahaman penelitian dengan baik, sehingga dapat dipahami arti dan manfaat dari suatu penelitian.
Pembahasan dilanjutkan dengan memberikan suatu pengertian, serta beberapa karakteristik dari metode ilmiah. Metode ilmiah perlu diketahui karena ini merupakan prosedur atau cara-cara tertentu yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang disebut dengan ilmu/pengetahuan ilmiah. Beberapa peneliti mempunyai pendapat bahwa suatu penelitian itu harus dilakukan secara ilmiah. Untuk itu perlu diketahui beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar suatu penelitian dikatakan suatu penelitian ilmiah. Selanjutnya pembahasan membicarakan beberapa tujuan yang akan dicapai dalam melakukan penelitian, dan pada akhir bab ini dibahas masalah paradigma penelitian. Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah
penelitian.
B. DEFINISI PENELITIAN
            Mengapa Perlu Mempelajari Penelitian?  Metode penelitian:
1.memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
.C. PENELITIAN: DEFINISI, METODE, TUJUAN, DAN PARADIGMA
           Mengatasi masalah serta menghadapi tantangan lingkungan di mana pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat. Keputusan yang diambil akan bersifat lebih ilmiah jika dilakukan mlalui proses penelitian.
          Ada dua faktor yang mendorong perhatian dalam pengambilan keputusan yang ilmiah:
1). kebutuhan manajer akan informasi yang lebih banyak dan lebih baik,
2). tersedianya teknik dan peralatan yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan itu. Manajer      masa depan dituntut untuk mengetahui lebih banyak hal dibandingkan manajer masa lalu. Untuk ini, penelitian akan memberikan kontribusi yang cukup besar. Penelitian bisnis merupakan satu diantara alat manajerial yang penting dalam proses pengambilan keputusan. Akhir-akhir ini, penelitian bisnis menjadi fondasi untuk meningkatkan laba perusahaan juga mendorong perusahaan tetap bertahan dalam menjalankan usahanya. Penelitian bisnis dapat mendukung efektifitas manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Penelitian bisnis ini bermanfaat untuk mengurangi ketidakpastian dengan menyediakan informasi yang akurat untuk memperbaiki proses pembuatan keputusan itu.  Para manajer merasa bahwa pengetahuan tentang metode-metode penelitian akan berguna dalam banyak hal. Bagi mahasiswa saat ini pentingnya mempelajari penelitian bukan hanya sebagai dasar untuk penulisan skripsi atau tesis saja, akan tetapi juga untuk pelatihan dalam metode ilmiah serta penerapannya dalam pengambilan keputusan. Dengan kata lain, mempelajari dan melakukan penelitian pada saat kuliah merupakan suatu pelatihan bagi mahasiswa tersebut dalam mengambil keputusan. 
           Ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan mengapa seorang perlu memiliki keterampilan dalam bidang penelitian (Cooper & Emory, 1995), di antaranya adalah:
a. Seorang manajer sering memerlukan lebih banyak informasi sebelum mengambil keputusan tertentu. Jika manajer tersebut memiliki keterbatasan kemampuan dan juga tidak mempunyai bawahan yang memiliki kemampuan untuk mencari informasi tersebut, maka manajer tersebut harus mencari sendiri dengan keterampilan yang terbatas atau tidak mencari informasi itu.
b. Jika Anda sebagai karyawan baru, diminta oleh atasan Anda untuk melakukan suatu penelitian, hal ini merupakan kesempatan bagi Anda untuk menunjukkan kesan baik kepada atasan Anda
c. Jika Anda memiliki keterampilan penelitian, maka Anda dapat menilai proposal yang diajukan oleh konsultan yang akan melakukan penelitian untuk perusahaan yang Anda pimpin. Anda juga dapat menilai dari desain penelitian yang dipakai apakah hasil penelitiannya akan bermanfaat atau tidak, apakah tujuan penelitian akan tercapai atau tidak. Penelitian akan menawarkan kesempatan-kesempatan menarik khususnya dalam analisis keuangan, penelitian pemasaran, dan penelitian operasional. Oleh karena itu, sebelum memahami pentingnya suatu penelitian, maka perlu dipahami pengertian dari penelitian itu. Jika Anda memiliki keterampilan dalam penelitian, maka Anda akan mendapat posisi sebagai ahli dalam penelitian di suatu perusahaan. Penelitian akan menawarkan kesempatan-kesempatan menarik khususnya dalam analisis keuangan, penelitian pemasaran, dan penelitian operasional. Oleh karena itu, sebelum memahami pentingnya suatu penelitian, maka perlu dipahami pengertian dari penelitian itu. 
              Ada beberapa definisi penelitian yang telah dikemukan oleh beberapa ahli, antara lain:
Penelitian adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antarfenomena (Kerlinger, 1986: 17-18). Penelitian merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa fakta-fakta atau fenomena alam. Perhatian atau pengamatan awal terhadap fakta atau fenomena merupakan awal dari kegiatan 1999: 16). Penelitian pada dasarnya merupakan penelitian yang sistematis dengan tujuan untuk memperoleh penelitian yang menimbulkan suatu pertanyaan atau masalah (Indriantoro & Supomo, pengetahuan yang bemanfaat untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (Indriantoro & Supomo, 1999: 16).
Pengertian atau definisi penelitian bisnis secara khusus juga . Mereka mengatakan bahwa penelitian bisnis adalah suatu proses sistematis dan obyektif yang meliputi pengumpulan, analisis data untuk membantu pengambilan keputusan bisnis (Zikmund, 2000: 5). Suatu penelitian sistematis yang memberikan informasi untuk menuntun keputusan bisnis (Cooper & Emory,
 1995: 11).
 D.PENELITIAN: DEFINISI, METODE, TUJUAN, DAN PARADIGMA
           Suatu upaya sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah yang muncul dan dunia kerja yang memerlukan solusi (Sekaran, 2000: 3). Suatu investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis mengenai suatu fenomena yang menjadi perhatian pengambilan keputusan manajerial (Davis & Cosenza, 1993: 9). Berdasarkan beberapa definisi penelitian yang diungkapkan sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian bisnis merupakan suatu proses pengumpulan, pencatatan, dan analisis data yang sistematis untuk pengambilan kesimpulan yang objektif dalam rangka membantu dalam pembuatan keputusan-keputusan bisnis. Perhatian utama dalam penelitian bisnis adalah proses perubahan pembuatan keputusan yang selama ini dilakukan berdasarkan intuisi menjadi pengambilan keputusan yang berdasarkan pada proses investigasi yang dilakukan secara sistematis dan objektif.
2. METODE ILMIAH
            Definisi-definisi penelitian yang diungkapkan di atas menuJukkan penelitian yang menggunakan metode ilmiah (scientific method). Secara umum penelitian itu dapat dilakukan dengan metode ilmiah dan metode naturalis (naturalistic approach). Penelitian yang menggunakan metode naturalis sejalan dengan grounded theory atau metode ini sering juga disebut pendekatan kualitatif. Pembahasan mengenai perbedaan kedua pendekatan ini akan dibahas lebih lanjut dalam sub-bab paradigma penelitian.
           Metode ilmiah merupakan prosedur atau cara-cara tertentu yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang disebut dengan ilmu/pengetahuan ilmiah (Senn,1971:4-6). Epistemoligi (filsafat pengetahuan) merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan dalam kajian filsafat. Dengan demikian, metode ilmiah merupakan epistemologi ilmu yang mengkaji sumber-sumber untuk memperoleh kajian yang benar.Penelitian ilmiah berfokus pada metode yang kokoh untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, menganalisis data dan
menarik kesimpulan yang valid. Penelitian ilmiah bersifat lebih obyektif
A.METODOLOGI PENELITIAN 
           karena tidak berdasarkan pada perasaan, pengalaman dan intuisi peneliti semata yang bersifat subyektif. Penelitian ilmiah melibatkan  theory construction dan  theory verification. Kontruksi teori merupakan suatu proses untuk membentuk struktur dan kerangka teori yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu hipotesis yang relevan dengan struktur teorinya. Selanjutnya dengan menggunakan fakta, maka hipotesis tersebut diuji secara empiris.
             Meskipun tidak ada konsensus tentang urutan dalam metode ilmiah, metode ilmiah umumnya memiliki beberapa karakteristik umum sebagai berikut (Davis & Cosenza, 1993: 37; Sekaran, 1992, 2003): Kritis dan analitis: mendorong suatu kepastian dan proses penelitian
untuk mengidentifikasi masalah dan metode untuk mendapatkan solusinya. Logis: merujuk pada metode dari argumentasi ilmiah. Kesimpulan rasional diturunkan dari bukti yang ada. Testabiity: penelitian ilmiah harus dapat menguji hipotesis dengan pengujian statistik yang menggunakan data yang dikumpulkan. Obyektif: hasil yang diperoleh ilmuwan yang lain akan sama apabila studi yang sama dilakukan pada kondisi yang sama. Hasil penelitian dikatakan ilmiah apabila dapat dibuktikan kebenarannya.  Konseptual dan Teoretis: ilmu pengetahuan mengandung arti
pengembangan suatu struktur konsep dan teoretis untuk menuntun dan mengarahkan upaya penelitian.  Empiris: metode ini pada prinsipnya berstandar pada realitas. Sistematis: mengandung arti suatu prosedur yang cermat. Suatu penelitian dikatakan penelitian ilmiah yang baik jika memenuhi kriteria berikut (Sekaran, 1992, 2003); Indriantoro & Supomo, 1999: 14-15).
Menyatakan tujuan secara jelas. Rigor (kokoh): penelitian ilmiah menunjukkan proses penelitian yang dilakukan secara hati-hati (prudent) dengan keakurasian yang tinggi. Basis teori dan rancangan penelitian yang baik akan menambah kekokohan dari penelitian ilmiah.  Menggunakan landasan teoretis dan metode pengujian data yang relevan.Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari telaah teoretis atau berdasarkan pengungkapan data.
B. PENELITIAN: DEFINISI, METODE, TUJUAN, DAN PARADIGMA
           Mempunyai kemampuan untuk diuji ulang (replikasi). Memilih data dengan presisi sehingga hasilnya dapat dipercaya. Tidak ada penelitian yang sempurna dan ketepatannya tergantung pada keyakinan peneliti yang dapat diterima umum. Kesalahan pengukuran data dapat menyebabkan ketepatan penelitian menurun. Desain penelitian harus dilakukan dengan baik sehingga hasil penelitian dapat dekat dengan kenyataannya (precision) dengan tingkat probabilitas keyakinan (confidence) yang tinggi. Menarik kesimpulan dilakukan secara obyektif. Hasil penelitian ilmiah akan memberikan hasil dan konklusi yang obyektif jika tidak dipengaruhi
oleh faktor subyektif peneliti. Melaporkan hasilnya secara parsimony (simpel), yaitu penelitian ilmiah mempunyai kemudahan di dalam menjelaskan hasil penelitiannya. Temuan penelitian dapat digeneralisasi. Hasil penelitian ilmiah mampu untuk diuji ulang dengan hasil yang konsisten dengan waktu, obyek, dan situasi yang berbeda.
C. PROSES BERPIKIR
Digambarkan sebagai suatu kegiatan untuk menyelesaikan suatu teka-teki. Bagi seorang peneliti, teka-teki merupakan masalah-masalah yang dapat diatasi atau diselesaikan melalui penalaran. Setiap saat kita melakukan penalaran dengan tingkat keberhasilan yang berbeda dan
mengkomunikasikan pengertian itu dalam bahasa sehari-hari, atau dalam kasus-kasus khusus, dalam bentuk logis dan simbolis. Penyampaian pengertian itu melalui dua cara yaitu eksposisi atau argumentasi. Eksposisi  terdiri dari pernyataan-pernyataan deskriptif yang sekadarnya saja dan mempunyai alasan-alasan. Argumentasi memungkinkan kita untuk menjelaskan, mengartikan, membela, menantang, dan menjajaki pengertian yang disampaikan. Hasil penelitian harus dijelaskan dengan argumen yang dapat diterima. Ada dua jenis bentuk argumen yang sangat penting dalam penelitian yaitu deduksi (deduction) dan induksi (induction).
D. METODOLOGI PENELITIAN 
1. Deduksi
            Deduksi merupakan proses pengambilan kesimpulan sebagai akibat dari alasan-alasan yang diajukan berdasarkan hasil analisis data. Proses pengambilan kesimpulan dengan cara deduksi didasari oleh alasan-alasan yang benar dan valid. Proses pengambilan kesimpulan berdasarkan alasan-alasan yang valid atau dengan menguji hipotesis dengan menggunakan data
empiris disebut proses deduksi (deduction) dan metodenya disebut metode deduktif (deductive method) dan penelitiannya disebut penelitian deduktif (deductive research). Proses deduksi selalu digunakan pada penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif (scientific).
        Deduksi dikatakan tepat jika premis (alasan) dan konklusi benar dan
sahih, hal ini berarti:
1.  Alasan (premis) yang diberikan untuk kesimpulan harus sesuai dengan kenyataan (benar).
2.  Kesimpulan harus diambil dari alasan-alasannya (sahih). Berikut ini contoh sederhana tentang proses pengambilan kesimpulan berdasarkan deduksi: Semua dosen yang telah mengikuti pelatihan metodologi penelitian dapat membuat proposal penelitian dengan baik (Premis 1).
Erlina adalah dosen yang telah mengikuti pelatihan metodologi penelitian  (Premis 2). Erlina adalah dosen yang dapat membuat proposal penelitian dengan baik (konklusi).Jika semua premis benar dan pengambilan kesimpulan tidak salah, maka proses deduksi dianggap valid. Konklusi hanya dapat diterima jika semua premisnya benar dan valid. Jika ada premisnya yang tidak sesuai dengan kenyataan, maka deduksinya tidak dapat diterima. Dari contoh yang diberikan di atas, ternyata Erlina telah mengikuti pelatihan metodologi penelitian tetapi dia bukan dosen, maka premisnya tidak benar dan konklusinya ditolak.
2. Induksi
              Induksi didefinisikan sebagai proses pengambilan kesimpulan (atau pembentukan hipotesis) yang didasarkan pada satu atau dua fakta.bukti-bukti. Pendekatan induksi sangat berbeda dengan deduksi. Tidak ada hubungan yang kuat antara alasan dan konklusi. Proses pembentukan hipotesis dan pengambilan kesimpulan berdasarkan data yang diobservasi dan dikumpulkan terlebih dahulu disebut proses induksi (induction process) dan metodenya disebut metode induktif (inductive method) dan penelitiannya disebut penellitian induktif (inductive research). Dengan demikian pendekatan induksi mengumpulkan data terlebih dahulu baru hipotesis dibuat jika diinginkan atau konklusi langsung diambil jika hipotesis tidak digunakan. Proses induksi selalu digunakan pada penelitian dengan pendekatan kualitatif (naturalis).  Penalaran induksi merupakan proses berpikir yang berdasarkan kesimpulan umum pada kondisi khusus. Kesimpulan menjelaskan fakta sedangkan faktanya mendukung kesimpulan.
Contoh:Teguh seorang manajer pemasaran PT Pertamina di Kota Medan. Hasil penjualan pelumas di Medan paling rendah di antara  kota yang lain. Berdasarkan data ini kita dapat menarik kesimpulan sementara (hipotesis) bahwa masalahnya adalah Rudi kurang aktif dalam melakukan promosi. Tapi kita dapat membuat kesimpulan yang lain (berbeda) atas dasar bukti-bukti lain, seperti: Kemampuan menjual Teguh rendah sehingga efektivitas penjualan menurun. Daerah pemasaran Teguh tidak memiliki potensi pasar yang sama dengan daerah lain.  Teguh kurang berbakat bekerja di bagian pemasaran produk pelumas. Pesaing di wilayahnya mampu memberi informasi tentang kelebihan produk mereka sehingga konsumen lebih memilih membeli produk pesaing.Semua hipotesis merupakan induksi berdasarkan bukti catatan penjualan Teguh . Dalam hal ini, peneliti perlu mencari bukti yang diyakini kebenarannya. Sebagian besar tugas peneliti adalah menentukan jenis bukti yang diperlukan dan mengukur bukti-bukti.
E.TUJUAN PENELITIAN               
            Tujuan penelitian merupakan apa yang ingin dicapai oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya. Tujuan dari penelitian tidak sama dengan tujuan peneliti. Sering dijumpai di beberapa tesis atau disertasi bahwa tujuan penelitian adalah sebagai salah satu syarat lulus pendidikan S1 maupun S2. Tujuan tersebut bukan merupakan tujuan penelitian tetapi merupakan tujuan peneliti untuk mendapatkan gelar studinya yang disyaratkan untuk melakukan penelitian tersebut.  Dari beberapa pengertian penelitian yang telah diungkapkan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian tersebut mempunyai beberapa tujuan di antaranya:      Meningkatkan atau mengembangkan pengetahuan (Buckley  et al.). Dalam penelitian bisnis, tujuan ini merupakan tujuan yang bersifat jangka panjang karena umumnya tidak terkait secara langsung dengan pemecahan masalah-masalah praktis.  Menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban (sekarang). Dalam penelitian bisnis, tujuan ini merupakan tujuan yang bersifat jangka pendek. Hasil penelitian lebih menekankan pada usaha pemecahan masalah-masalah praktis yang diperlukan untuk pertimbangan dalam pembuatan keputusan bisnis.  Menangkap opportunity atau peluang. Misalnya suatu penelitian dengan isu ‘peningkatan moral karyawan untuk peningkatan kinerja mereka’. Memverifikasi fenomena yang terjadi dengan suatu teori yang telah ada. Misalnya suatu penelitian dengan isu “penggunaan ekuitas yang lebih
besar dibandingkan hutang untuk mengurangi konflik kepentingan antara pemegang saham dan kreditur (menguji teori keagenan yang telah ada). Melakukan pengujian terhadap suatu fenomena untuk menemukan suatu teori yang baru. Misalnya suatu penelitian dengan isu “kepemilikan
manajerial yang akan memperkuat hubungan antara peluang tumbuh perusahaan dengan kebijakan pendanaan perusahaan (untuk menemukan teori).
F. PARADIGMA PENELITIAN
              Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian (Guba & Lincoln, 1988: 89-115). Secara umum, paradigma penelitian diklasifikasikan dalam 2 kelompok yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif (Indiantoro & Supomo, 1999: 12-13). Masing-masing paradigma atau pendekatan ini mempunyai kelebihan dan juga kelemahan, sehingga untuk
menentukan pendekatan atau paradigma yang akan digunakan dalam melakukan penelitian tergantung pada beberapa hal di antaranya:
(1) jika ingin melakukan suatu penelitian yang lebih rinci yang menekankan pada aspek detail yang kritis dan menggunakan cara studi kasus, maka pendekatan yang sebaiknya dipakai adalah paradigma kualitatif. Jika penelitian yang dilakukan untuk mendapat kesimpulan umum dan hasil penelitian didasarkan pada pengujian secara empiris, maka sebaiknya digunakan paradigma kuantitatif.
(2) jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang penerapannya luas dengan obyek penelitian yang banyak, maka paradigma kuantitaif yang lebih tepat, dan jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang mendalam dan detail khusus untuk satu obyek penelitian saja, maka pendekatan naturalis lebih baik digunakan. Hasil penelitian akan memberi kontribusi yang lebih besar jika peneliti dapat menggabungkan kedua paradigma atau pendekatan tersebut. Penggabungan paradigma tersebut dikenal istilah  triangulation.Penggabungan kedua pendekatan ini diharapkan dapat memberi nilai tambah atau sinergi tersendiri karena pada hakikatnya kedua paradigma mempunyai keunggulan-keunggulan. Penggabungan kedua pendekatan diharapkan dapat meminimalkan kelemahan-kelemahan yang terdapat dikedua paradigma.
2. Penelitian Kuantitatif  Paradigma kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Penelitian yang menggunakan pendekatan. deduktif yang bertujuan untuk menguji hipotesis merupakan penelitian yang menggunakan paradigma kuantitatif. Paradigma ini disebut juga dengan paradigma tradisional (traditional), positivis (positivist), eksperimental (experimental), atau empiris (empiricist).Jenis penelitian yang termasuk dalam paradigma penelitian kuantitatif dibedakan berdasarkan tujuan penelitian dan karakteristik masalah (Gambar
3.Tujuan PenelitianKlasifikasi Penelitian Kuantitatif Penelitian  Dasar Karakteristik Masalah Penelitian Terapan ;
1.  Historis
2.  Diskriptif
3.  Studi Kasus & Lapangan
4.  Korelasional
5.  Kausal Komparatif
6.  Eksperimen
7. Induktif
8. Deduktif
9  Evaluasi
10  Pengembangan
11. Tindakan
 Klasifikasi Penelitian Kuantitatif Berdasarkan tujuan, penelitian dapat dibedakan atas:
(1) penelitian dasar dan
(2) penelitian terapan. Prosedur yang digunakan olehpenelitian dasar dan penelitian terapan secara substansi tidak berbeda. Keduanya menggunakan metode ilmiah yang berguna membantu peneliti bisnis untuk mengetahui dan memahami fenomena bisnis. Esensi dari penelitian, apakah itu penelitian dasar atau terapan, terletak pada metode ilmiah. Secara teknis perbedaan kedua jenis penelitian tersebut terletak pada tingkat permasalahan (matter of degree) daripada substansinya itu sendiri.  Penelitian Dasar. Penelitian dasar yang sering disebut sebagai  basic research atau pure research dilakukan untuk memperluas batas-batas ilmu pengetahuan. Penelitian dasar ini tidak ditujukan secara langsung untuk mendapatkan pemecahan bagi suatu permasalahan khusus. Penelitian dasar dilakukan untuk memverifikasi teori yang sudah ada atau mengetahui lebih jauh tentang sebuah konsep. Hal pertama sekali yang harus dilakukan dalam penelitian dasar adalah pengujian konsep. atau hipotesis awal dan kemudian pembuatan kajian lebih dalam serta kesimpulan tentang fenomena yang diamati. (wibisono, 2002: 4-5). Penelitian dasar dibedakan atas pendekatan yang digunakan dalam pengembangan teori yaitu: Penelitian deduktif, yaitu penelitian yang bertujuan menguji teori pada keadaan tertentu.  Penelitian induktif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan (generating) teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta.  Penelitian Terapan. Penelitian terapan berbeda dengan penelitian dasar, penelitian terapan dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang permasalahan yang khusus atau untuk membuat keputusan tentang suatu tindakan atau kebijakan khusus. Penggunaan metode ilmiah dalam penelitian terapan menjamin objektivitas dalam mengumpulkan fakta dan menguji ide kreatif bagi alternatif strategi bisnis. Penelitian terapan dibedakan atas: Penelitian evaluasi, yaitu penelitian yang diharapkan dapat memberi masukan atau mendukung pengambilan keputusan tentang nilai relatif dari dua atau lebih alternatif tindakan. Penelitian dan pengembangan, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan produk sehingga produk tersebut mempunyai kualitas yang lebih baik. Penelitian tindakan, yaitu penelitian yang dilakukan untuk segera digunakan sebagai dasar tindakan pemecahan masalah. Perbedaan antara penelitian dasar dan penelitian terapan dapat dilihat. Perbedaan Penelitian Dasar dan Terapan Keterangan  Penelitian Dasar  Penelitian Terapan Lingkungan Penelitian  Akademik  Pemerintahan atau Bisnis Penelitian  Peneliti  Klien atau sponsor Biaya Penelitian  Peneliti atau bantuan  Klien melalui kontrak Jenis Penelitian  Mandiri  Kelompok Disiplin Ilmu  Satu atau dua  Multidisiplin Setting Penelitian  Laborataorium/Lapangan  Lapangan Keluwesan  Lebih fleksibel  Kurang fleksibel Sensitivitas Biaya  Sensitivitas biaya lebih rendah  Sensitivitas biaya lebih tinggi Jadwal Penelitian  Jadwal longgar  Jadwal longgar Manfaat Penelitian  Pengembangan ilmu  Pemecahan masalah Sifat Penelitian  Menjawab sedikit pertanyaan  Menjawab beberapa pertanyaan Jenis Pengujian  Menguji signifikansi secara statistikMenguji signifikansi secara praktikBerdasarkan karakteristik masalah, penelitian dapat dibedakan atas:  Penelitian Historis, yaitu kegiatan penelitian, pemahaman, dan penjelasan kondisi yang telah lalu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sebab atau dampak dari kejadian yang telah lalu untuk menjelaskan fenomena yang terjadi sekarang atau untuk memprediksi kondisi masa yang akan datang.  Penelitian Deskriptif, yaitu pengumpulan data untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subyek penelitian. Penelitian Kasus dan Lapangan, merupakan penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk melakukan secara mendalam mengenai subyek tertentu untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai subyek tertentu. Penelitian Korelasional, adalah penelitian yang bertujuan menentukan apakah terdapat asosiasi antarvariabel dan membuat prediks.berdasarkan korelasi antarvariabel. Jika hubungan antarvariabel cukup tinggi, kemungkinan sifat hubungannya merupakan sebab akibat (causal-effect).Penelitian Kausal-Komparatif, merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa sebab akibat antara 2 variabel atau lebih. Penelitian ini merupakan tipe penelitian ex post facto. Penelitian Eksperimen, merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah yang sama dengan penelitian kausal komparatif, tetapi dalam penelitian eksperimen peneliti melakukan manipulasi atau pengendalian (control) terhadap setidaknya satu variabel independen. Penelitian Kualitatif Paradigma kualitatif ini merupakan paradigma penelitian yang pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau  natural setting yang holistis, kompleks, dan rinci. Penelitian yang menggunakan pendekatan induksi yang mempunyai tujuan penyusunan konstruksi teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta merupakan peneliian yang menggunakan paradigma kualitatif. Paradigma ini disebut juga dengan pendekatan konstruktifis, naturalistik atau interpretatif (constructivist, naturalistic or interpretative approach), atau perspektif post-modern.memperlihatkan klasifikasi penelitian kualitatif. Klasifikasi Penelitian Kualitatif Pendekatan & Perspektif ;
1.Pendekatan Interpretif
2.Pendekatan Artistik
3.Pendekatan Sistematis
4.Perspektif Antropologis
5.Persepktif Sosiologis
6.Persepktif Biologis
7.Studi Kasus
8.Studi Kognitif
9.Penelitian historis
• Human Ethology
• Ecological Psychology
• Holistic Etnography
• Cognitive Antropology
• Etnography of Communication
• Symbolic Interactionism
            Klasifikasi Penelitian Kualitatif Secara ringkas perbedaan kedua paradigma kuantitatif dan kualitatif terlihat pada berikut ini: 
Perbedaan Paradigma Kuantitatif dan Kualitatif Paradigma Kuantitatif  Paradigma Kualitatif Realita bersifat obyektif dan berdimensi tunggal. Menilai data lebih obyektif karena tidak boleh terpengaruh oleh nilai atau kepercayaan peneliti atau orang lain (value free).Realita bersifat subyektif dan ber-dimensi banyak. Menilai data lebih subyektif karena hasil observasi langsung dilakukan peneliti, dan peneliti sendiri yang menyim-pulkannya. Peneliti independen terhadap fakta yang diteliti. Peneliti berinteraksi terhadap fakta yang diteliti.Menggunakan struktur teori.  Tidak menggunakan struktur teori karena lebih bertujuan menemukan teori bukan memverifikasi teori, kecuali jika tujuan penelitiannya ingin membuktikan atau menemukan keterbatasan dari suatu teori.Struktur teori digunakan untuk membangun satu atau lebih hipotesis. Tidak ada hipotesis, jika ada hipotesis tersebut bersifat implisit tidak eksplisit.Paradigma Kuantitatif  Paradigma Kualitatif  Paradigma ini menolak bahwa teori membumi (grounded theory) di datanya dan berargumentasi bahwa “fact do not speak for themselves” (Blalock, 1969). Paradigma ini sejalan dengan konsep grounded theory yang dikembangkan oleh Glaser dan Straus (1969) yang percaya bahwa cara terbaik untuk menjelaskan dan membangun teori adalah dengan menemukannya dari data. Paradigma ini menganggap bahwa teori  grounded di datanya. Pengujian teori dengan analisis kuantitatif dan statistik. Penyusunan teori dengan analisis kualitatif.  Paradigma ini menggunakan pendekatan deduktif, yaitu proses pengambilan kesimpulan dengan menggunakan fakta atau data empiris  untuk menguji hipotesis yang telah Di bangun dengan menggunakan struktur teori. Dengan kata lain, deduksi adalah proses pengambilan kesimpulan berdasarkan hasil analisis data. Paradigma ini menggunakan pendekatan induksi, yaitu suatu pendekatan yang mengumpulkan data terlebih dahulu baru hipotesis dibuat jika diinginkan dan konklusi langsung diambil jika hipotesis tidak digunakan. Dengan kata lain, pendekatan induksi adalah sebagai suatu mengambil kesimpulan (atau pembentukan hipotesis) yang didasarkan pada satu atau lebih fakta atau bukti-bukti. Pendekatan ini dapat melakukan setting artifisial dengan metode eksperimen yaitu memanipulasi beberapa variabel. Jika setting artifisial digunakan dalam paradigma ini, maka dapat mengurangi validitas penelitian. kualitatif menolak bentuk terstruktur dari penelitian. Pendekatan kualitatif juga menolak pengaturan-pengaturan penelitian secara artifisial. Penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih menggunakan dan menjaga settingalamiah (natural) di mana fenomena atau perilaku yang akan diamati terjadi. Penelitian ini kurang terfokus tetapi lebih luas, sehingga kurang mendalam. Pendekatan ini merupakan penelitian yang lebih terfokus dan mendalam. Penelitian ini biasanya menjelaskan dan memprediksi fenomena yang tampak, sehingga lebih mengarah ke verifikasi teori. Penelitian lebih mendetail ke hal-hal di bawah permukaan yang belum tampak, seperti misalnya penelitian tentang kultur. Lebih untuk menemukan teori baru. Dapat menggunakan data sekunder, sehingga hal ini mempermudah peneliti dalam memperoleh data. Data primer harus dikumpulkan sendiri oleh peneliti yang biasanya melibatkan waktu yang cukup lama (bulanan sampai dengan tahunan), peneliti harus terlibat langsung sebagai pengobservasi di tempat kejadian untuk memperoleh data yang mereka perlukan. Eksternal validiti lebih tinggi karena dapat melibatkan permasalahan yang lebih luas, menggunakan waktu yang lebih panjang dan perusahaan yang lebih banyak sebagai obyek penelitian karena tersedia di data sekunder. Eksternal validiti rendah karena hanya melibatkan satu permasalahaan di suatu organisasi saja. Karena data primer harus diobservasi sendiri dan membutuhkan banyak waktu untuk melibatkan banyak perusahaan. Sumber: Hartono, 2004.
2.     FILSAFAT ILMU, METODE ILMIAH DAN METODE PENELITIAN
A.METODE ILMIAH
              Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
B.Unsur metode ilmiah
                 Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
  1. Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
  2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
  3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
  4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)
Contoh metode eksperimen DNA/contoh
Setiap langkah diilustrasikan dengan contoh dari penemuan struktur DNA:
1.      DNA/karakteris  asi
2.      DNA/hipotesis
3.      DNA/prediksi
4.      DNA/eksperimen
Contoh tersebut dilanjutkan pada tahap "Evaluasi dan pengulangan", yaitu DNA/pengulangan.
C.Karakterisasi
             Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi.
Ø  DNA/karakterisasi
                 Sejarah penemuan struktur DNA merupakan contoh klasik dari empat tahap metode ilmiah: pada tahun 1950 telah diketahui bahwa pewarisan genetik memiliki deskripsi matematis, diawali oleh penelitian Gregor Mendel, namun mekanisme gen tersebut belumlah diketahui dengan jelas. Para peneliti di laboratorium William Lawrence Bragg di Universitas Cambridge membuat gambar-gambar difraksi sinar-X atas berbagai macam molekul. Berdasarkan susunan kimianya, dirasakan mungkin untuk mengkarakterisasikan struktur fisis DNA dengan gambar sinar Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi. Pengukuran dalam karya ilmiah biasanya juga disertai dengan estimasi ketidakpastian hasil pengukuran tersebut. Ketidakpastian tersebut sering diestimasikan dengan melakukan pengukuran berulang atas kuantitas yang diukur
Ø  DNA/hipotesis
                Sebagai contoh, dalam usaha untuk menentukan struktur DNA, Francis Crick dan James Watson menghipotesiskan bahwa molekul tersebut memiliki struktur heliks: dua spiral yang saling memilin. Linus Pauling yang baru akan melakukan studi serius terhadap molekul tersebut menghipotesiskan struktur heliks ganda tiga. Lihat: DNA 1|...DNA 3
Ø  Prediksi dari hipotesis
                   Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau pengamatan suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Hanya dengan demikianlah maka terjadinya hasil tersebut menambah probabilitas bahwa hipotesis yang dibuat sebelumnya adalah benar. Jika hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis. Jika prediksi tersebut tidak dapat diamati, hipotesis yang mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori baru boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan  Setelah Watson dan Crick menghipotesiskan bahwa DNA merupakan heliks ganda, Francis Crick memprediksikan bahwa gambar difraksi sinar-X DNA akan menunjukkan suatu bentuk huruf X. Lihat: DNA 1 | ...DNA 4
D.Eksperimen
              Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis yang sedak diuji tidaklah benar atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh jadi benar namun masih mungkin salah dan perlu diuji lebih lanjut. Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut. Hasil eksperimen secara mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari hipotesis. Bergantung pada prediksi yang dibuat, berupa-rupa eksperimen dapat dilakukan. Eksperimen tersebut dapat berupa eksperimen klasik di dalam laboratorium atau ekskavasi arkeologis. Eksperimen bahkan dapat berupa mengemudikan pesawat dari New York ke Paris dalam rangka menguji hipotesis aerodinamisme yang digunakan untuk membuat pesawat tersebut. Pencatatan yang detail sangatlah penting dalam eksperimen, untuk membantu dalam pelaporan hasil eksperimen dan memberikan bukti efektivitas dan keutuhan prosedur yang dilakukan. Pencatatan juga akan membantu dalam reproduksi eksperimen.
Ø  DNA/eksperimen
              Ketika James Watson meneliti apa yang telah ditemukan Rosalind Franklin pada gambar difraksi sinar-X DNA buatannya, Watson melihat bentuk huruf X yang telah diprediksikan Crick sebagai struktur heliks. Lihat: DNA 1 | ...DNA/pengulangan
E.Evaluasi dan pengulangan
             Proses ilmiah merupakan suatu proses yang iteratif, yaitu berulang. Pada langkah yang manapun, seorang ilmuwan mungkin saja mengulangi langkah yang lebih awal karena pe rtimbangan tertentu. Ketidakberhasilan untuk membentuk hipotesis yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang subjek yang sedang dipelajari. Ketidakberhasilan suatu hipotesis dalam menghasilkan prediksi yang menarik dan teruji dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan kembali hipotesis tersebut atau definisi subjek penelitian. Ketidakberhasilan eksperimen dalam menghasilkan sesuatu yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang metode eksperimen tersebut, hipotesis yang mendasarinya, atau bahkan definisi subjek penelitian itu. Dapat pula ilmuwan lain memulai penelitian mereka sendiri dan memasuki proses tersebut pada tahap yang manapun. Mereka dapat mengadopsi karakterisasi yang telah dilakukan dan membentuk hipotesis mereka sendiri, atau mengadopsi hipotesis yang telah dibuat dan mendeduksikan prediksi mereka sendiri. Sering kali eksperimen dalam proses ilmiah tidak dilakukan oleh orang yang membuat prediksi, dan karakterisasi didasarkan pada eksperimen DNA yang dilakukan oleh orang lain.
                  Watson dapat mendeduksikan struktur utama DNA dengan menggunakan model konkret bentuk fisik nukleotida yang menyusun DNA. Dia menggunakan acuan panjang ikatan kimia yang telah dideduksikan oleh Linus Pauling. Diawali dengan penemuan oleh James Watson dan Francis Crick tersebut, lahirlah bidang ilmu baru: biologi molekular. Lihat: DNA 1

3.JENIS JENIS PENELITIAN
A. Ditinjau dari segi sifat
 Suharsimi Arikunto (1992) membagi jenis-jenis penelitian berdasarkan a) tujuan, b) pendekatan, c) bidang ilmu, d) tempat atau latar, e)kehadiran variable.
1.Menyusun penelitianan
              Menurut tujuannya, penelitian dapat dikelompokkan menjadi penelitian murni dan terapan. Gay ( 1977 ) menyatakan bahwa sebenarnya sulit untuk membedakan antara penelitian murni ( dasar ) dan terapan secara terpisah, karena keduanya terletak pada satu garis kontinum. Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang bersifat praktis. Penelitian dasar pada umumnya dilakukan pada laboratorium yang kondisinya terkontrol dengan ketat. Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis. Jadi penelitian dasar berkenaan dengan penemuan prinsip-prinsip itu. Contoh penelitian murni: pengaruh pemberian stimulus terhadap respon pada binatang. Hasil penelitian ini kemudian diterapkan pada manusia, misalnya pengaruh pemberian intensif terhadap perilaku kerja.Jika penelitian dilihat dari tujuannya, maka ada dua sub-jenis penelitian, yaitu penelitian eksploratif, penelitian verifikatif dan pengembangan. Penelitian jenis eksploratif digunakan untuk melakukan pencarian jawaban mengapa muncul kejadian-kejadian tertentu, misalnya munculnya bencana alamdi daerah tertentu terus menerus. Penelitian verifikatif digunakan untuk meneliti ulang hasil penelitian sebelumnya dengan tujuan untuk memverifikasi kebenaran hasil penelitian sebelumnya tersebut. Penelitian pengembangan bertujuan untuk mengembangkan model atau hal-hal yang inovatif. Penelitian jenis ini biasanya dilakukan di suatu perusahaan dalam rangka pengembangan produk atau layanan baru.
2. Penelitian dilihat dari pendekatan:
Dilihat dari pendekatannnya penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu pendekatan longitudinal (bujur) dan cross-sectional (silang). Pendekatan pertama melakukan penelitian berdasarkan pada periode waktu tertentu, biasanya waktunya lama, misalnya seorang peneliti melakukan penelitian perkembangan kemampuan berbicara anak mulai umur 10 bulan s/d 24 bulan. Sebaliknya
pendekatan kedua peneliti melakukan studi kemampuan berbicara anak mulai dari yang berumur 10 bulan s/d 24 bulan secara serentak dalam waktu yang bersamaan.
Penelitian dilihat dari tempat / latarnya:
               Jika dilihat dari tempat atau latar dimana seorang peneliti melakukan penelitian, maka jenis penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu: a)penelitian laboratorium, b) penelitian lapangan, c) penelitian perpustakaan. Penelitian laboratorium biasanya dilakukan dalam bidang ilmu eksakta, misalnya penelitian kedokteran, elektro, sipil dll.nya. Penelitian lapangan biasanya dilakukan oleh ilmuwan social dan ekonomi dimana lokasi penelitiannya berada di masyarakat atau kelompok manusia tertentu atau objek tertentu sebagai latar dimana peneliti melakukan penelitian. Penelitian perpustakaan dilakukan di perpustakaan dengan melakukan kajian terhadap literature, penelitian sebelumnya, jurnal dan sumber-sumber lainnya yang ada diperpustakaan. Dengan semakin canggihnya teknologi informasi, maka penelitian jenis ini saat ini tidak harus dilakukan di peprustakaan secara fisik, tetapi juga dapat dilakukan dari lokasi mana saja dengan memanfaatkan Internet sebagai media untuk mencari informasi di perpustakaan-perpustakaan di seluruh dunia yang membuat data mereka dapat diakses secara langsung oleh pengguna secara gratis dan kapan saja.
4. Penelitian dlihat dari pemakaian atau hasil/alas an yang diperoleh:
a. Basic Research (Penelitian Dasar). Penelitian dasar atau penelitian murni ( pure research ) adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian itu tidak segera dipakai namun dalam waktu jangka panjang juga akan terpakai. Penelitian dasar mempunyai alasan intelektual, dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan.
b. Applied Reseach (Penelitian Terapan). Penelitian terapan ialah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis. Berarti hasilnya diharapkan segera dapat dipakai untuk keperluan praktis. Misalnya penelitian untuk menunjang kegiatan pembangunan yang sedang berjalan, penelitian untuk melandasi kebijakan pengambilan keputusan atau administrator. Dilihat dari segi tujuannya, penelitian terapan berkepentingan dengan penemuan-penemuan yang berkenan dengan aplikasi dan sesuatu konsep-konsep teoritis tertentu. mempunyai alasan praktis, keinginan untuk mengetahui; bertujuan agar dapat melakukan sesuatu yang lebih baik, efektif, efisien.
5. Penelitian dilihat dari bidang ilmu:
            Dalam persepktif ini maka jenis penelitian dibagi berdasarkan disiplin ilmu masing-masing, misalnya penelitian pendidikan, penelitian teknik, penelitian ekonomi dll.nya. Ragam penelitian ditinjau dari bidangnya adalah: penelitian pendidikan (lebih lanjut lagi pendidikan guru, pendidikan ekonomi, pendidikan kesenian), ketekhnikan, ruang angkasa, pertanian, perbankan, kedokteran, keolahragaan, dan sebagainya
6. Penelitian dilihat dari taraf penelitian:
1) Penelitian Sosial: Secara khusus meneliti bidang sosial : ekonomi, pendidikan, hokum.
2) Penelitian Eksakta: Secara khusus meneliti bidang eksakta : Kimia, Fisika, Teknik.
7. Berdasarkan Teknik yang digunakan :
1) Survey Research (Penelitian Survei): Tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabel yang diteliti:
2) Experimen Research (Penelitian Percobaan): dilakukan perubahan (ada perlakuan khusus) terhadap variabel yang diteliti;
8. Berdasarkan Keilmiahan :
1) Penelitian Ilmiah: Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah (Mengemukakan pokok-pokok pikiran, menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian ilmiah / meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan kadar / tinggi-rendahnya mutu ilmiah suatu penelitian yaitu :
a. Kemampuan memberikan pengertian ayng jelas tentang masalah yang diteliti:
b. Kemampuan untuk meramalkan : sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai apabila data yang sama ditemukan di tempat / waktu lain;
Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah :
a. Purposiveness: fokus tujuan yang jelas;
b. Rigor: teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik;
c. Testibility: prosedur pengujian hipotesis jelas
d. Replicability: Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis;
e. Objectivity: Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan emosional;
f. Generalizability: Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna;
g. Precision: Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat;
h. Parsimony: Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
2) Penelitian non ilmiah: Tidak menggunakan metode atau kaidah-kaidah ilmiah.
- Berdasarkan Spesialisasi Bidang (ilmu) garapannya : Bisnis (Akunting, Keuangan, Manajemen, Pemasaran), Komunikasi (Massa, Bisnis, Kehumasan/PR, Periklanan), Hukum (Perdata, Pidana, Tatanegara, Internasional), Pertanian (agribisnis, Agronomi, Budi Daya Tanaman, Hama Tanaman), Teknik, Ekonomi (Mikro, Makro, Pembangunan), dll;
- Berdasarkan dari hadirnya variabel (ubahan) : variabel adalah hal yang menjadi objek penelitian, yangd itatap, yang menunjukkan variasi baik kuantitatif maupun kualitatif. Variabel : masa lalu, sekarang, akan datang. Penelitian yangd ilakukan dengan menjelaskan / menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi) adalah penelitian deskriptif ( to describe = membeberkan / menggambarkan). Penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang adalah penelitian eksperimen.
- Penelitian secara umum :
o Penelitian Survei:
 Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada;
§
 Mencari keterangan secara faktual dari suatu kelompok, daerah dsb;
§
 Melakukan evaluasi serta perbandinagn terhadap hal yang telah dilakukan orang lain dalam menangani hal yang serupa;
§
 Dilakukan terhadap sejumlah individu / unit baik secara sensus maupun secara sampel;
§
 Hasilnya untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan;
§
 Penelitian ini dapat berupa :
§
a. Penelitian Exploratif (Penjajagan): Terbuka, mencari-cari, pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti masih terbatas. Pertanyaan dalam studi penjajagan ini misalnya : Apakah yang paling mencemaskan anda dalam hal infrastruktur di daerah Kalbar dalam lima tahun terakhir ini? Menurut anda, bagaimana cara perawatan infrastruktur jalan dan jembatan yang baik?
b. Penelitian Deskriptif: Mempelajari masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi, sikap, pandangan, proses yang sedang berlangsung, pengaruh dari suatu fenomena; pengukuran yang cermat tentang fenomena dalam masyarakat. Peneliti menegmbangkan konsep, menghimpun fakta, tapi tidak menguji hipotesis;
c. Penelitian Evaluasi: mencari jawaban tentang pencapaian tujuan yang digariskan sebelumnya. Evaluasi disini mencakup formatif (melihat dan meneliti pelaksanaan program), Sumatif (dilaksanakan pada akhir program untuk mengukur pencapaian tujuan);
d. Penelitian Eksplanasi (Penjelasan): menggunakan data yang sama, menjelaskan hubungan kausal antara variabel melalui pengujian hipotesis;
e. Penelitian Prediksi: Meramalkan fenomena atau keadaan tertentu;
f. Penelitian Pengembangan Sosial: Dikembangkan berdasarkan survei yang dilakukan secara berkala: Misal: Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kalbar, 1998-2003;
o Grounded Research: Mendasarkan diri pada fakta dan menggunakan analisis perbandingan; bertujuan mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep, membuktikan teori, mengembangkan teori; pengumpulan dan analisis data dalam waktu yang bersamaan. Dalam riset ini data merupakan sumber teori, teori berdasarkan data. Ciri-cirinya : Data merupakan sumber teori dan sumber hipotesis, Teori menerangkan data setelah data diurai.
Uraian berdasarkan data; Teori yang
Data --------Analisis menjadi konsep dan Hipotesis----- menerangkan
Berdasarkan data data
o Studi Kasus : Mempelajari secara intensif latar belakang serta interaksi lingkungan dari unit yang menjadi subjek; tujuannya memberikan gambaran secara detail tentang latar belakang, sifat, karakteristik yang khas dari kasus, yang kemudian dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Hasilnya merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal. Ruang lingkupnya bisa bagian / segmen, atau keseluruhan siklus /aspek. Penelitian ini lebih ditekankan kepada pengkajian variabel yang cukup banyak pada jumlah unit yang kecil.
o Penelitian Eksperimen : Dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek penelitian serta diadakan kontrol terhadap variabel tertentu; Untuk pengujian hipotesis tertentu; dimaksudkan untuk mengetahui hubungan hubungan sebab - akibat variabel penelitian; Konsep dan varaiabelnya harus jelas, pengukuran cermat. Tujuan penelitian ini untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab-akibat serta berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakukan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menjediakan kontrol untuk perbandingan.
Jenis – jenis penelitian dibedakan berdasarkan jenis data yang diperlukan secara umum dibagi menjadi dua:
1) Penelitian Primer
Penelitian primer membutuhkan data atau informasi dari sumber pertama, biasanya kita sebut dengan responden. Data atau informasi diperoleh melalui pertanyaan tertulis dengan menggunakan kuesioner atau lisan dengan menggunakan metode wawancara. Yang termasuk dalam kategori ini ialah:
a. Studi Kasus
         Studi kasus menggunakan individu atau kelompok sebagai bahan studinya. Biasanya studi kasus bersifat longitudinal
b. Survei:
         Survei merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Pada umumnya survei menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil data. Survei menganut aturan pendekatan kuantitatif, yaitu semakin sample besar, semakin hasilnya mencerminkan populasi.
c. Riset Eksperimental
         Riset eksperimental menggunakan individu atau kelompok sebagai bahan studi. Pada umumnya riset ini menggunakan dua kelompok atau lebih untuk dijadikan sebagai obyek studinya. Kelompok pertama merupakan kelompok yang diteliti sedang kelompok kedua sebagai kelompok pembanding (control group). Penelitian eksperimental menggunakan desain yang sudah baku, terstruktur dan spesifik.
2) Penelitian Sekunder
           Penelitian sekunder menggunakan bahan yang bukan dari sumber pertama sebagai sarana untuk memperoleh data atau informasi untuk menjawab masalah yang diteliti. Penelitian ini juga dikenal dengan penelitian yang menggunakan studi kepustakaan dan yang biasanya digunakan oleh para peneliti yang menganut paham pendekatan kualitatif.
9. Penelitian dilihat dari kehadiran variable:
               Penelitian dilihat dari kehadiran variable dapat dikategorikan dalam penelitian yang obyeknya merupakan variable masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang. Penelitian yang obyeknya variable masa lalu dan saat ini disebut juga penelitian deskriptif atau mengambarkan variable-variabel yang sedang diteliti. Sedang penelitian yang obyeknya variable yang akan datang, maka variabelnya belum ada tetapi sengaja diciptakan oleh peneliti dengan memberikan perlakuan (treatment). Penelitian jenis ini disebut juga penelitian eksperimen yang tujuannya digunakan untuk mencari hubungan kausal antar variable yang diteliti.
1) Menurut Metodenya
         Jenis penelitian dilihat dari segi metodenya adalah sebagai berikut :
1) Penelitian Historis
2) Penelitian Filosofis
3) Penelitian Observasional
4) Penelitian Ekspremental
2) Menurut Sifat Permasalahannya
   Sesuai dengan tugas penelitian itu untuk mmemberikan, menerangkan, meramalkan dan mengatasi permasalahan atau persoalan-persoalan, maka penelitian dapat pula digolongkan dari sudut pandangan ini. Sehingga penggolongan ini bisa mencakup penggolongan yang disebut terdahulu. Berdasarkan penggolongan ini dapat dipilih rancangan penelitian yang sesuai. Ada delapan jenis penelitian itu yakni:
1. Penelitian Historis
2. Penelitian Deskriptif
3. Penelitian Perkembangan
4. Penelitian kasus dan Penelitian lapangan
5. Penelitian Korelasional
6. Penelitian Kausal-Komparatif
7. Penelitian Ekspremental
8. Penelitian Tindakan
1) Penelitian Historis
            Penelitian ditujukan kepada rekonstruksi masa lampau sistematis dan objektif memahami peristiwa-peristiwa masa lampau itu.Data yang dikumpulkan pada penelitian ini sukar dikendalikan. Maka tingkat kepastian pemecahan permasalahan dengan metode ini adalah paling rendah. Data yang dikumpulkan biasanya hasil pengamatan orang lain seperti surat-surat arsip atau dokumen-dokumen masa lalu. Penelitian seperti ini jika ditujukan kepada kehidupan pribadi seseorang, maka penelitian disebut penelitian biografis.
2) Penelitian Deskriptif
               Penelitian deskripsi berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu.
Misalnya: penelitian yang dilakukan mahasiswa untuk menyusun tesis memperoleh gelar sarjana kependidikan di IKIP, biasanya adalah penelitian deskriptif, seperti penelitian mengenai kemunduran prestasi belajar siswa, kemunduran rasa tanggung jawab.
3) Penelitian Perkembangan
            Penelitian perkembangan menyelidiki pola dan proses pertumbuhan atau perubahan sebagai fungsi dari waktu.Kekhususan:
1. Memusatkan perhatian pada ubahan-ubahan dan perkembangannya selama jangka waktu tertentu. Meneliti pola-pola pertumbuhan, laju, arah, dan urutan perkembangan dalam beberapa fase.
2. Penelitian ini umumnya memakai waktu yang panjang atau bersifat longitudinal. Dan biasa dilakukan oleh peneliti ahli dengan fasilitas cukup.
4) Penelitian kasus dan Penelitian lapangan
               Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan.
5) Penelitian Korelasional
               Penelitian korelasional bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau lebih.misalnya, apakah ada hubungan antara status sosial orang tua siswa dengan prestasi anak mereka.
6) Penelitian Kausal-Komparatif
              Penelitian untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat antara faktor tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki.
Misalnya : sikap santai siswa dalam kegiatan belajar mungkin disebabkan banyaknya lulusan pendidikan tertentu yang tidak mendapat lapangan kerja.
7) Penelitian Ekspremental
              Penelitian dengan melakuakn percobaan terhadap kelompok-kelompok ekspremen. Kepada tiap kelompok ekspremen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol.
Data sebagai hasil pengaruh perlakuan terhadap kelompok ekspremen diukur secara kuantitatif kemudian dibandingkan. Misalnya, hendak meneliti keefektifan metode-metode mengajar. Penerapan tiap metode dicobakan terhadap kelompok-kelompok coba. Pada akhir percobaan prestasi belajar tiap kelompok dievaluasi.
8) Penelitian Tindakan
                  Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain. Misalnya, meneliti keterampilan kerja yang sesuai bagi siswa putus sekolah di suatu daerah.
Penelitian pengembangan keterampilan mengisi program B kurikulum SMA 1984.
4.PENELITIAN KUANTITATIF DENGAN MASALAH-MASALAHNYA
1.      Pengertian Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagain dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan Penelitian Kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan hipotesis yang dikaitkan denganfenomena alam.
Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk menunjukkan hubungan antarvariabel, dan ada pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan banyak hal, baik itu dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu social.
Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti beraspek dari pendidikan. Istilah penelitai kuantitatif sering digunakandalam ilmu-ilmu sosialuntuk membedakannya dengan penelitian kuantitatif.
Metode yang sering digunakan adalah experimental, deskripsi, survei, dan menemukan korelasional. Penelitian kuantitatif menyajikan proposal yang bersifat lengkap, rinci, prosedur yang spesifik, literatur yang lengkap dan hipotesis yang dirumuskan dengan jelas. Pada penelitian kualitatif, proposalnya lebih singkat dan tidak banyak kajian literatur, pendekatan dijabarkan secara umum, dan biasanya tidak menyajikan rumusan hipotesis. Craig (1985) merumuskan langkah-langkah penelitian ilmiah:
·         Identifikasi masalah
·         Merumuskan hipotesis
·         Mendefinisikan istilah
·         Melakukan penelitian atau observasi lapangan
·         Analisis data
·         Menarik kesimpulan
2.      Masalah Penelitian
Masalah penelitia adalah suatu pernyataan yang memerlukan pembahasan, pemecahan informasi yang menyiratkan adanya kemungkinan pengumpulan dan analisis data secara empiris yang dapat dirumuskan melalui proses penelitian, baik penjelasan deskriftif tentang satu variabel. Masalah penelitian harus dinyatakan secara jelas dan spesifik. Masalah penelitian dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu: observasi terhadap praktik, deduksi dari teori kepustakaan hasil penelitian, masalah sosial yang sedang terjadi, situasi praktis, dan pengalaman pribadi.
Masalah penelitian harus memenuhi beberapa criteria diantaranya: baru, bermanfaat, menarik dan menantang secara intelektual, sesuai dengan keahlian peneliti, tersedia data dan metode, tersedia alat khusus bila diperlukan, penyandang dana dan kerjasama administratif, tersedia biaya waktu yang cukup, dan tidak membahayakan baik bagi peneliti ataupun orang lain.
Dalam buku Methods of Psychological Research dijelaskan bahwa masalah penelitian dapat diperoleh dengan cara-cara: (1) observasi; (2) brainstorming; (3) theoretical prediction; (4) technological development; (5) knowledge of the research literature, dan kombinasi dari metode-metode tersebut.
B.MODEL-MODEL PENELITIAN
1.      Berdasarkan Tempat
1.      Penelitian Pustaka
Suatu penelitian yang dilakukan di ruang perpustakaan untuk menghimpun dan menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan, baik berupa buku-buku, periodikal-periodikal, seperti majalah-majalah ilmiah yang diterbitkan secara berkala, kisah-kisah sejarah, dokumen-dokumen dan materi perpustakaan lainnya, yang dapat dijadikan sebagai sumber rujukan untuk menyusun suatu laporan ilmiah.
Penelitian ini sering digunakan oleh mahasiswa yang melakukan penelitian tentang pemikiran keislaman dan pergulatan pemikiran.
2.      Penelitian Laboratorium
Suatu penelitian yang dilakukan dalam laboratorium, yaitu suatu tempat yang dilengkapi dengan perangkat khusus untuk melakukan penyelidikan terhadap gejala tertentu melalui tes-tes atau uji yang dilakukan untuk menyusun laporan ilmiah.
3.      Penelitian Lapangan
Yaitu suatu penelitian yang dilakukan di lapangan atau lokasi penelitian, suatu tempat yang dipilih sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala obyektif sebagaimana yang terjadi di lokasi tersebut, yang digunakan untuk penyusunan laporan ilmiah.
2.      Berdasarkan Sifat
Ditinjau dari segi sifatnya, penelitian dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1.      Penelitian Dasar
Penelitian yang bermula dari kenyataan objektif yang diamati secara empirik, kemudian ditelaah melalui analisis untuk disusun sebagai laporan ilmiah. Penelitian semacam ini biasanya dilakukan dalam penelitian suatu teori melalui pengujian hipotesis, yang dirumuskan berdasarkan teori tertentu karena belum ada teori yang berkaitan dengan kenyataan objektif yang sedang diamati.
2.      Penelitian Vertikal
Yaitu penelitian yang bermula dari teori yang sudah ada, kemudian dihubungkan dengan kenyataan objektif yang diamati secara empirik dan ditelaah melalui analisis ilmiah sebagai koreksi atas kebenaran teori tersebut. Hasil penelaahan bisa mengukuhkan teori yang diperiksa dan bisa juga menolaknya, sehingga tumbanglah teori yang diperiksa dan lahirlah teori yang baru.
3.      Penelitian Survei
Yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pemeriksaan terhadap gejala yang berlangsung di lokasi penelitian. Lazimnya dilakukan terhadap suatu unit sampel, bukan terhadap suatu unit sasaran.
3.      Berdasarkan Jenis
1.      Penelitian Eksploratif
Yaitu suatu penelitian yang bermaksud mengadakan penjajakan atau pengenalan terhadap gejala tertentu. Dalam penelitian ini belum diperlukan rujukan teori dan belum digunakan hipotesis.
2.      Penelitian Deskriptif
Yaitu suatu penelitian yang bermaksud mengadakan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala-gejala tertentu. Dalam penelitian macam ini landasan teori mulai diperlukan tetapi bukan digunakan sebagai landasan untuk menentukan kriteria pengukuran terhadap yang diamati dan yang akan diukur.
3.      Penelitian Konformatif
Yaitu suatu penelitian yang bermaksud menelaah dan menjelaskan pola hubungan antara dua variabel atau lebih, di mana jenis penelitian ini telah membutuhkan dukungan teori, baik digunakan sebagai landasan dalam mengajukan hipotesis maupun untuk menentukan kriteria pengukuran terhadap adanya hubungan antara variabel-variabel yang diteliti, di antaranya melalui pengujian hipotesis.
4.      Penelitian Evaluatif
Yaitu suatu penelitian yang bermaksud mengevaluasi pelaksanaan dan dibedakan lagi ke dalam dua macam: evaluasi sumatif dan pencapaian tujuan suatu program. Penelitian yang disebut terakhir dinamakan evaluasi formatif. Evaluasi sumatif dilakukan untuk meneliti pencapaian tujuan suatu program dan lazimnya dilakukan pada akhir kegiatan dari pelaksanaan suatu program. Evaluasi formatif dilakukan untuk meneliti pelaksanaan program yang sedang berjalan, guna mencari umpan balik bagi perbaikan program itu sendiri jika ternyata ada unsur-unsur program yang secara teknis tidak mungkin dapat dilaksanakan.
5.      Penelitian Prediktif
Yaitu suatu penelitian untuk meramalkan gejala yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang, berdasarkan proteksi dari hasil penelaahan terhadap gejala yang diamati melalui evaluasi atau penyelidikan saat ini.
4.      / Berdasarkan Guna
1.      Penelitian Murni
Yaitu suatu penelitian yang semata-mata digunakan untuk memelihara kesinambungan dan integritas pemikiran ilmiah, guna menunjang perkembangan ilmu di bidang tertentu. Dalam pelaksanaannya, pemilihan macam ini tidak dapat dipengaruhi oleh kepentingan tertentu baik ditinjau dari tata nilai sosial maupun tata dan nilai ekonomi.
2.      Penelitian Terapan
Yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk kepentingan praktis, baik untuk pengembangan atau perbaikan tata dan nilai sosial maupun tata nilai ekonomi. Dengan demikian penelitian ini biasanya dipengaruhi oleh kepentingan tertentu baik ditinjau dari tata dan nilai sosial dan ekonomi.
Model-model penelitian dapat dibedaakn berdasarkan jenis data yang diperlukan secara umum dan dibagi menjadi dua yaitu penelitian primer dan penelitian sekunder.
Penelitain primer membutuhkan data atau informasi dari sumber pertama, biasanya kita sebut dengan responden. Sedangkan Penelitian sekunder menggunakan bahan yang bukan dari sumber pertama sebagia sarana untuk memperoleh data atau informasi untuk menjawab masalah yang diteliti.

Ø  Jenis-jenis Penelitian

1.      PENDAHULUAN
Dalam beberapa sumber yang membahas tentang metodologi penelitian, istilah model-model penelitian mengarah kepada dua pemahaman, yaitu jenis-jenis penelitian dan desain penelitian. Dalam kesempatan ini, model-model penelitian akan dimaknai sebagai jenis-jenis penelitian. Katagorisasi jenis-jenis penelitian itu sendiri tidaklah sama antara satu sumber dengan sumber lain. Sehingga, kali ini digunakan kategorisasi jenis-jenis penelitian menurut DR. Sugiyono(1998).
                Menurut tujuannya, penelitian dapat dikelompokkan menjadi penelitian murni (dasar) dan terapan. Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang bersifat praktis. Penelitian dasar pada umumnya dilakukan pada laboratorium yang kondisinya terkontrol dengan ketat. Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis. Jadi penelitian dasar berkenaan dengan penemuan prinsip-prinsip itu. Contoh penelitian murni: pengaruh pemberian stimulus terhadap respon pada binatang. Hasil penelitian ini kemudian diterapkan pada manusia, misalnya pengaruh pemberian intensif terhadap perilaku kerja.
11.  JENIS-JENIS PENELITIAN
A. Menurut Tujuannya
            Jenis penelitian bila dilihat dari tujuannya dapat digolongkan menjadi:
a. Penelitian dasar atau penelitian murni ( pure research )
LIPI memberi definisi sebagai berikut. Penelitian dasar adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian itu tidak segera dipakai namun dalam waktu jangka panjang juga akan terpakai.
b. Penelitian terapan ( applied research )
              Batasan yang diberikan LIPI adalah:
              Penelitian terapan ialah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis. Berarti hasilnya diharapkan segera dapat dipakai untuk keperluan praktis. Misalnya penelitian untuk menunjang kegiatan pembangunan yang sedang berjalan, penelitian untuk melandasi kebijakan pengambilan keputusan atau administrator.
               Dilihat dari segi tujuannya, penelitian terapan berkepentingan dengan penemuan-penemuan yang berkenan dengan aplikasi dari suatu konsep-konsep teoritis tertentu.
B. Menurut Pendekatan
a
. Penelitian Survey
                 Penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, namun data yang dipelajari adalah data dari sampel sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel, baik sosiologis maupun psikologis.
                Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Walaupun penelitian survey ini tidak memerlukan kelompok kontrol seperti pada penelitian eksperimen, namun generalisasi yang dihasilkan bisa akurat jika digunakan sampel yang representatif.
b. Penelitian Ex Post Facto (causal comparative)
Penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi yang kemudian merunut kebelakang melalui data tersebut untuk menemukan faktor-faktor yang menentukan sebab-sebab yang mungkin terhadap peristiwa yang diteliti. Penelitian ini menggunakan logika dasar yang sama dengan penelitian eksperimen, namun penelitian ini tidak ada manipulasi langsung terhadap variabel independen.
                 Variabel perlakuan pada desain penelitian ini adalah kejadian yang sudah terjadi, karenanya tidak ada perlakuan yang dilakukan oleh peneliti. Dipilihnya variabel yang sudah terjadi dalam penelitian ini dimungkinkan karena sebab-sebab :
(1) variabel tidak dapat dimanipulasi karena alasan-alasan etika sehingga dicari obyek-obyek yang sudah pernah mengalami
(2) sudah terjadi namun belum sempat diteliti.
c. Penelitian Eksperimen
                Penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Pada umumnya penelitian ini dilakukan di laboratorium.
              Penelitian ini mepunyai karakteristik sebagai berikut: (1) ada perlakuan, (2) memiliki tiga jenis variabel dan (3) randomisasi.
d. Penelitian Kebijakan
              yang dilakukan untuk menganalisis masalah-masalah sosial yang mendasar sehingga temuannya dapat direkomendasikan pada pembuat keputusan untuk bertindak secara praktis dalam menyelesaikan masalah.
Focus penelitian kebijakan adalah kebijakan yang lalu maupun yang berlaku sekarang dan diarahkan untuk : (1) meneliti formulasi kebijakan dan sasarannya, (2) menguji pelaksanaan suatu program terkait dengan kebijakan, dan (3) menguji keefektivan dan keefisienan kebijakan.
e. Penelitian Tindaka
Penelitian yang dilakukan secara perorangan atau kelompok yang menghendakperubahan dalam situasi tertentu untuk menguji prosedur dan kemudian setelah sampai tahap kesimpulan dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian ini memfokuskan pada masalah lokal sehingga hasilnya tidak perlu untuk pengembangan ilmu.
             Penelitian tindakan banyak digunakan oleh para pelaksana untuk memecahkan masalah yang dihadapi atau memperbaiki suatu pelaksanaan suatu kegiatan,
f. Penelitian Evaluasi
             Istilah evaluasi diartikan sebagai evaluasi itu sendiri jika merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan yang berarti untuk membandingkan suatu kejadian kegiatan dan produk dengan standard dan program yang telah ditetapkan. Evaluasi dianggap sebagai penelitian jika dapat berfungsi untuk menjelaskan fenomena.
                Penelitian evaluasi dibagi menjadi dua, yaitu penelitian evaluasi formatif yang menekankan pada proses sehingga dapat digunakan meningkatkan produk dan evaluasi sumatif yang menekankan pada produk.
                Evaluasi formatif ingin mendapatkan feedback dari suatu aktivitas dalam proses, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan program atau produk. Evaluasi sumatif menekankan pada efektivitas pencapaian program yang berupa produk tertentu.
g. Penelitian Sejarah
                Penelitian ini berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian – kejadian yang telah berlangsung di masa lalu. Jadi peneliti tidak mungkin lagi mengamati kejadian yang akan diteliti. Namun sumber datanya bisa primer, yaitu orang yang terlibat langsung dalam kejadian itu, atau sumber – sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu.
C. Menurut Tingkat Eksplanasi (Penjelasan)
a. Penelitian deskriptif
                 Penelitian ini berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu. Penelitian ini dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau tanpa menghubungkan dengan variabel yang lain.
                  Penelitian ini memiliki ciri-ciri yaitu: (1) berhubungan dengan keadaan yang terjadi saat itu (factual), (2) menguraikan satu variabel saja atau beberapa variabel namun diuraikan satu persatu dan (3) variabel yang diteliti tidak dimanipulasi atau tidak ada perlakuan.
b. Penelitian Komparatif
                Penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih mandiri tapi untuk sampel yang berbeda.
c. Penelitian Asosiatif (Korel
Penelitian yang mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Dua atau lebih variabel akan diteliti untuk melihat hubungan yang terjadi antara mereka tanpa merubah atau mengadakan perlakuan terhadap variabel-variabel tersebut.
D. Menurut Jenis Data
a. Penelitian Kualitatif
               Penelitian yang menggunakan data berbentuk narasi atau gambar – gambar. Jika pada penelitian kualitatif terdapat angka maka angka tersebut hanya untuk bmenjelaskan sesuatu. Proses penelitiannya adalah induktif ( pengambilan kesimpulan dari khusus ke umum). Penelitian ini dilakukan karena kurangnya teori – teori yang berhubungan. Tujuannya dari hasil pengamatan terhadap objek penelitian (khusus), diharapkan dapat menghasilkan teori (umum)
b. Penelitian Kuantitatif
                Penelitian yang menggunakan data – data statistic yang dapat diukur. Proses penelitiannya adalah deduktif – induktif (mulai dari hal yang umum ke khusus kemudian kembali ke yang umum lagi). Penelitian ini dimulai dari teori yang dikembangkan menjadi konsep kemudian dirumuskan satu atau beberapa hipotesis untuk selanjutnya diuji, kesimpulan dari uji tersebut diberlakukan secara umum.
c. Penelitian gabungan
          Penelitian yang merupakan gabungan dari kuantitatif dan kualitatif.

III. JENIS-JENIS PENELITIAN DALAM PENDIDIKAN
A. Penelitian Bidang Ilmu dan Praktik Pendidikan
  Penelitian dapat dilakukan terhadap ilmu maupun praktik pendidikan. Penelitian terhadap ilmu mengkaji dasar – dasar atau teori – teori termasuk sejarah perkembangannya. Secara umum penelitian pendidikan dapat dilakukan dengan kualitatif maupun kuantitatif. Kualitatif jika tujuannya adalah menghasilkan asumsi baru atau menguatkan asumsi sebelumnya. Penelitian kuantitatif dalam bidang pendidikan diarahkan pada aplikasi dari teori atau konsep. Pendekatan eksperimental maupun non eksperimental sering digunakan dalam penelitian jenis ini. Adapula penelitian evaluasi yang ditujukan untuk mengevaluasi pelaksanaan atau keberhasilan sebuah sistem, program, model pendidikan, implementasinya,dan mengevaluasi ketepatan penggunaan sistem, program, model, metode, media, instrument, dsb.
Lingkup penelitian pendidikan meliputi:
1
. Pendidikan Teoritis
• Kajian filosofis pendidikan
• Orientasi Pendidikan
• Konsep pendidikan
2. Pendidikan Praktis
• Berdasarkan lingkungan
• Berdasarkan jenjang
• Berdasarkan bidang studi
• Berdasarkan jenis

B. Penelitian bidang ilmu dan praktik kurikulum dan pembelajaran
                  kurikulum dan pembelajaran mengkaji teori – teori dan konsep – konsep termasuk sejarah perkembangannya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif. Pendekatan kualitatif difokuskan pada analisis konsep dan historis, dan dapat dihasilkan penguatan terhadap asumsi yang ada maupun menghasilkan asumsi yang ada.
                  Penelitian kurikulum dan pembelajaran dapat pula dilakukan secara kuantitatif, eksperimental maupun non eksperimental. Secara umum penelitian kurikulum dan pembelajaran diarahkan pada aplikasi teori atau konsep sebagai applied research. Penelitian evaluatif ditujukan untuk mengevaluasi keberhasilan sutu model disain kurikulum pembelajaran, implementasi kurikulum, dan ketepatan penggunaan sutu model, metode, media pembelajaran, instrument, evaluasi, dsb.
Lingkup penelitian kurikulum dan pembelajaran meliputi:
1. Kurikulum teoritis (penelitian dasar)
• Teori – teori desain dan rekayasa kurikulum
• Teori – teori pengajaran / pembelajaran
• Teori – teori belajar
• Teori – teori evaluasi
2. Kurikulum praktis (penelitian terapan)
• Kurikulum sebagai desain
• Penyusunan kurikulum
• Implementasi kurikulum
• Evaluasi dan penyempurnaan kurikulum
• Manajemen kurikulum

A.Pengertian dan Fungsi Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa. Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat.
Mengingat demikian pentingnya kedudukan perumusan masalah di dalam kegiatan penelitian, sampai-sampai memunculkan suatu anggapan yang menyatakan bahwa kegiatan melakukan perumusan masalah, merupakan kegiatan separuh dari penelitian itu sendiri.
Perumusan masalah penelitian dapat dibedakan dalam dua sifat, meliputi perumusan masalah deskriptif, apabila tidak menghubungkan antar fenomena, dan perumusan masalah eksplanatoris, apabila rumusannya menunjukkan adanya hubungan atau pengaruh antara dua atau lebih fenomena.
Perumusan masalah memiliki fungsi sebagai berikut yaitu Fungsi pertama adalah sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan. Fungsi kedua, adalah sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan. Fungsi ketiga dari perumusan masalah, adalah sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya. Sedangkan fungsi keempat dari suatu perumusan masalah adalah dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.
B.Kriteria-kriteria Perumusan Masalah
             Ada setidak-tidaknya tiga kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi dalam perumusan masalah penelitian yaitu kriteria pertama dari suatu perumusan masalah adalah berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusaia.
Kriteria Kedua dari suatu masalah penelitian adalah bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas, diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.
             Kriteria ketiga, adalah bahwa suatu perumusan masalah yang baik, juga hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.
              Berkenaan dengan penempatan rumusan masalah penelitian, didapati beberapa variasi, antara lain (1) Ada yang menempatkannya di bagian paling awal dari suatu sistematika peneliti, (2) Ada yang menempatkan setelah latar belakang atau bersama-sama dengan latar belakang penelitian dan (3) Ada pula yang menempatkannya setelah tujuan penelitian.
Di manapun rumusan masalah penelitian ditempatkan, sebenarnya tidak terlalu penting dan tidak akan mengganggu kegiatan penelitian yang bersangkutan, karena yang penting adalah bagaimana kegiatan penelitian itu dilakukan dengan memperhatikan rumusan masalah sebagai pengarah dari kegiatan penelitiannya. Artinya, kegiatan penelitian yang dilakukan oleh siapapun, hendaknya memiliki sifat yang konsisten dengan judul dan perumusan masalah yang ada. Kesimpulan yang didapat dari suatu kegiatan penelitian, hendaknya kembali mengacu pada judul dan permasalahan penelitian yang telah dirumuskan.
            Melakukan penelitian pada intinya adalah memecahkan masalah secara ilmiah. Pemikiran ini menggiring kita pada kesimpulan bahwa signifikansi sumbangsih penelitian terhadap pemecahan masalah atau pengembangan ilmu sangat ditentukan oleh fokus masalah penelitian. Masalah pada intinya adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara teori dan praktek, antara visi dan realitas, dan sebagainya.
 A.    Pengertian Masalah
          Masalah adalah setiap kesulitan yang mengerakkan manusia untuk memecahkannya (Marzukki, 2005: 20). Sutrisno Hadi mengidentifikasikan permasalahan sebagai perwujudan “ketiadaan, kelangkaan, ketimpangan, ketertinggalan, kejanggalan, ketidakserasian, kemerosotan dan semacamnya”. Seorang peneliti yang berpengalaman akan mudah menemukan permasalahan dari bidang yang ditekuninya; dan seringkali peneliti tersebut menemukan permasalahan secara “naluriah”; tidak dapat menjelaskan bagaimana cara menemukannya.
B.     Latar Belakang Masalah
            Latar belakang masalah merupakan jawaban atas pertanyaan “mengapa masalah itu muncul?” artinya, masalah itu muncul akibat adanya rentetan masa lalu, yang telah terjadi, dan yang bakal muncul. Masalah yang diteliti biasanya bersifat ilmiah. Deskripsi latar belakang masalah ini sering kali menggunakan prinsip membandingkan apa yang ada pada permasalahan dan fakta yang terjadi. Dapat pula menggunakan konsep teoritis, isu yang sedang hangat dibicarakan, atau hasil- hasil penelitian sebelumnya.
 C.     Identifikasi Masalah
  Menurut Marzuki (2005: 20-21) ada beberapa sumber yang dapat dikaji untuk menemukan masalah, misalnya:
1.      Bacaan
          Terutama laporan hasil penelitian yang mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, karena tidak pernah ada penelitian yang tuntas.
2.      Seminar, diskusi, atau penemuan ilmiah lain
 Dengan mengikuti seminar atau diskusi terdapat kemungkinan munculnya masalah-masalah yang perlu penggarapan melalui penelitian.
3.      Pernyataan pemegang otoritas
4.      Pengamatan sepintas
          Perjalanan atau peninjauan ke suatu tempat dapat menimbulkan ide untuk melakukan penelitian, misalnya
5.      Pengalaman pribadi
          Pengalaman pribadi seseorang dapat pula menjadi sumber masalah baik yang berhubungan dengan kehidupan pribadinya maupun yang berkaitan dengan kehidupan profesinya.
6.      Perasaan intuitif
Timbul dari konsolidasi atau pengendapan berbagai informasi pada saat orang sedang istirahat atau bangun tidur.
          Sedangkan menurut Stonner (Sugiono, 2009: 52-54) ada empat sumber masalah, yaitu:
1.      Terdapat penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan
2.      Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan
3.      Ada pengaduan. Dalam suatu organisasi sekolah yang tadinya tenang tidak ada masalah, ternyata setelah ada pihak tertentu yang mengadukan produk maupun layanan yang diberikan, maka timbul masalah dalam organisasi itu.
4.       Ada kompetisi. Adanya kompetisi dapat menimbulkan masalah besar, bila tidak dimanfaatkan untuk kerja sama.
D.    Perumusan Masalah
           Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Jika masalah itu merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Walaupun begitu terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah.
             Perumusan masalah dinyatakan (1) dalam bentuk kalimat tanya, (2) secara padat dan jelas, (3) memungkinkan pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan yang terkandung dalam perumusan masalah. Selanjutnya rumusan masalah ini dijabarkan dalam tujuan penelitian dan diteruskan dengan pengajuan hipotesis penelitian. Terdapat bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian, yaitu:
a.       Rumusan Masalah Deskriptif. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Contoh: Seberapa baik kinerja Departemen Pendidikan Nasional?
b.      Rumusan Masalah Komparatif. Rumusan komparatif adalah rumusan masalah yang penelitian membandingkan  keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda. Contoh: Adakah perbedaan disiplin kerja guru antara sekolah di Kota dan di Desa? (satu variabel dua sampel)
c.       Rumusan Masalah Asosiatif. Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/reciprocal/timbal balik.
1)   Hubungan simetris yaitu suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausan atau interaktif. Contoh: Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah murid sekolah?
2)   Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi). Contoh: Seberapa besar pengaruh tata ruang kelas terhadap efisiensi pembelajaran di SMA?
             Hubungan interaktif/resiprocal/timbal balik yaitu hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini tidak diketahui mana variabel independen dan dependen. Contoh: Hubungan antara motivasi dan prestasi belajar anak SD di Kecamatan Sami. Di sini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi tetapi juga prestasi dapat mempengaruhi motivasi
          Perumusan masalah dan pertanyaan penelitian sering dikacaukan. Perumusan masalah dapat dalam bentuk pertanyaan dan dapat pula dalam bentuk pernyataan. Sebaliknya, pertanyaan penelitian atau problematika penelitian selalu dalam bentuk pertanyaan atau pertanyaan- pertanyaan. Titik tekanan problem statement adalah apa masalah penelitian itu, sedangkan titik tekan pertanyaan penelitian lebih teknis sifatnya, yaitu mengacu pada tujuan, asumsi, hipotesis, dan bahkan instrumen secara sangat spesifik[1].
             Dalam rangka merumuskan masalah penelitian, langkah-langkah yang sepatutnya ditempuh adalah sebagai berikut:
1.      mengenali keberadaan masalah.
2.      menganalisi variabel.
3.      mengidentifikasikan variabel.
4.      membuat rumusan masalah.
 E.     PEMAPARAN PERMASALAHAN
            Pemaparan masalah atau dengan istilah lain “Statement of the Problem” perlu memuat
1.  Pembicaraan tentang problem umum di sekitar topik
2.  Hasil- hasil penyelidikan dari literatur maupun lapangan yang masih relevan dengan pokok       permasalahannya.
3  Pembatasan dan pendefinisian masalah
4.  Statemen tentang tujuan penyelidikan serta nilainya secara umum.
           Telah disebutkan sebelum Bagian ini bahwa titik awal suatu kegiatan penelitian adalah upaya membuat rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah penelitian bisa dibuat oleh seorang peneliti melalui beberapa kemungkinan latar belakang yang dibuat :
(1) Setelah menyadari adanya suatu permasalahan kehidupan yang sedang dihadapi manusia atau masyarakatnya. Masalah kehidupan yang sedang hangat dibicarakan dalam buku ini disebut ”topik masalah” Topik masalah inilah yang menyadarkan seorang pemikir untuk berperan memecahkan sejumlah rumusan masalah penelitian yang terkait dengan topik masalah itu tadi.
(2) Setalah menyadari potensi permasalahan di masa datang setidaknya menurut pandangan dan pertimbangan teoritis dari suatu bidang keilmuan. Potensi permasalahan itu perlu diantisipasi pemecahannya. Sehubungan dengan itu diperlukan penelitian terhadap butir-butir permasalahan yang secara khusus telah dirumuskan.
           Dari suatu topik masalah penelitian dapat dirumuskan satu atau lebih butir masalah penelitian. Ada lima tipe topik masalah penelitian yang dapat digarap oleh seorang peneliti. Mahasiswa S1 dianjurkan memilih masalah tipe 1 atau 2 pada tabel dibawah ini :
Tipe 1 Keperluan mendteksi penyebab terjadinya suatu fenomena yang merugikan atau menguntungkan agar gejala dan akibat lanjutannya dapat diatasi atau dipacu
Tipe 2 Keperluan Memperbaiki kesalahan kebijaksanaan peruahaan (pemerintah) yang tengah berjalan agar kelemahan-kelemahan yang ada dapat diatasi
Tipe 3 Keperluan meramalkan akibat positif dan negatif dari suatu kebijaksanaan baru, langkah dini dapat diarahkan untuk menaikkan yang positif dan menihilkan yang negatif.
Tipe 4 Keperluan mengkuantitatifkan strategi kebijakan yang masih konsepsional sehingga dapat menjadi operasional.
Tipe5 Keperluan membuat pendekatan baru atau alternatif guna meningkatkan ketelitian pengukuran mengenai cara pengukuran yang telah dirumuskan oleh teori lain atau peneliti sebelumnya
           Dari suatu topik yang menarik untuk diteliti diperlukan langkah merumuskan masalah. Adapun langkah untuk merumuskan masalahan penelitian dapat menggunakan satu atau dua dari teknik berikut :
(1) Teknik pengenalan Beda Garis Fenomena Ideal terhadap Garis Fenomena Nyata (teknik BEGFI-GAFETA)
(2) Teknik pengenalan Efek Benturan Dua Arus Fenomena Berlawanan Arah (Teknik EBDA-FENOBA)
                Dalam memilih rumusan masalah penelitian yang akan dijadikan awal penelitian, maka perlu diperhatikan ketentuan sebagai berikut ;
                   Ciri-ciri pernyataan Masalah Penelitian yang baik
1) Masalah yang dipilih harus mempunya nilai penelitian
a. Masalah harus mempunyai keaslian
b. Masalah harus menyatakan suatu hubungan
c. Masalah harus merupakan hal yang penting
d. Masalah harus dapat di uji
e. Masalah harus mencerminkan suatu pertanyaan
2) Masalah yang dipilih dengan bijak, artinya :
a. Data serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia
b. Biaya untuk memecahkan masalah, secara relatif harus dalam batas-batas kemampuan
c. Waktu memecahkan masalah harus wajar
d. Biaya dan hasil harus seimbang
e. Administrasi dan sponsor harus kuat
f. Tidak bertentangan dengan hukum dan adat
3) Masalah dipilih dengan kualifikasi peneliti
a. Menarik bagi peneliti
b. Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
               Seorang mahasiswa harus bersungguh-sungguh dalam upaya mengidentifikasi dan merumuskan ”masalah penelitian”. Upaya membuat skripsi atau tesis untuk gelar Skesarjanaannya, tak lain mempraktekkan kegiatan penelitian secara mandiri. Ketika itu dia bertindak sebagai peneliti pemula dan ia sebenarnya sedang digodok menjadi seorang ”Problem solver” (pemecah masalah kehidupan) yang efektif.
                        Manfaat Penelitian Skripsi Mahasiswa yang Terbimbing Baik
1) Bagi Lembaga
- Orisinilitas karya tulis sarjana yang ditelurkan lebih terjamin dan lebih terasakan
- Mutu Sarjana yang diluluskan lebih tinggi dan handal
- Kegiatan akademik di Kampus akan lebih hidup dan berbobot
2) Bagi Mahasiswa
- Mendapat pengalaman meneliti yang berharga
- Mendapat pembinaan diri menuju pribadi berkualitas
- Mempersembahkan hasil karya yang dapat membanggakan
3) Bagi Dosen Pembimbing
- Menambah penalaran ilmu khususnya pengetahuan terapan
- Menambah khasanah data dan informasi yang terpercaya
- Menambah tajam wawasan keilmuan dan prestasi akademik
5. PERUMUSAN TUJUAN DAN SIGNIFIKANSI

A.      PENDAHULUAN


Salah satu faktor yang diyakini oleh masyarakat dalam kelangsungan hidup manusia adalah pendidikan. Pendidikanlah yang mampu menstimulus perubahasan sosial kearah terbentuknya suatu kondisi masyarakat yang dicita-citakan. Asumsi bahwa untuk mencapai kemajuan peradaban maka salah satu alternatif faktor pendidikan. Hal ini disebabkan masalah pendidikan adalah merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan, bukan saja sangat penting, bahkan masalah pendidikan itu sama sekali tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Baik dalam kehidupan keluarga, maupun dalam kehidupan bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa sebagian besar ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan negara itu.
Setiap kegiatan apapun bentuk dan jenisnya, sadar atau tidak sadar, selalu diharapkan kepada tujuan yang ingin dicapai. Bagaimanapun segala sesuatu atau usaha yang tidak mempunyai tujuan tidak akan mempunyai arti apa-apa. Dengan demikian, tujuan merupakan faktor yang sangat menentukan.
Pendidikan sebagai bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai, baik tujuan yang dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk secara khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi. Begitu juga dikarenakan pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembangan manusia menuju kearah cita-cita tertentu, maka yang merupakan masalah pokok  bagi pendidikan ialah arah tujuan yang ingin dicapai.
Cita-cita atau tujuan harus dinyatakan secara jelas, sehingga semua pelaksanaan  dan sasaran pendidikan memahami atau mengetahui suatu proses kegiatan seperti pendidikan, bila tidak mempunyai tujuan yang jelas untuk dicapai, maka prosesnya akan mengabur oleh karena tujuan tersebut tidak mungkin dapat dicapai secara sekaligus, maka perlu dibuat secara bertahap.
Adapun rumusan tujuan kali ini lebih difokuskan pada tujuan instruksional. Yang mana tujuan ini merupakan pengkhususan dari tujuan kurikuler, dan dibedakan menjadi tujuan intruksional umum (TIU) dan khusus (TIK). Tujuan intruksional umum merupakan rumusan yang berisi kualifikasi sebagai pernyataan hasil belajar yang diharapkan dimiliki siswa setelah mengikuti pelajaran dalam kelompok bahasan tertentu, namun belum dirumuskan secara khusus dalam perubahan tingkah laku siswa, yang mudah diamati dan tidak menimbulkan banyak interpretsi.
Sementara tujuan intruksional khusus merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan intruksional umum (TIU), berisi kualifikasi yang diharapkan dimiliki oleh siswa setelah mengikuti pelajaran dalam sub pokok bahasan tertentu. Tujuan intruksional khusus dirumuskan dengan menggunakan istilah yang operasional, dari sudut produk belajar dan tingkah laku siswa dinyatakan dalam rumusan yang sangat khusus, sehingga hal tersebut mudah dinilai, dan tidak menimbulkan salah penafsiran.
Untuk merealisasikan hal tersebut, maka guru harus menciptakan kegiatan yang efektif. Kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan efektif apabila seorang guru mampu menggunakan metode mengajar yang tepat. Hal tersebut disebabkan metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki siswa, akan ditemukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri di dalam tujuan metode yang dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar yang bermacam-macam. Penggunaanya tergantung dari rumusan tujuan.  Peran guru dalam menentukan metode yang digunakan sangat menentukan tercapai tidaknya tujuan pengajaran. Karena bukan guru yang memaksakan siswa untuk mencapai tujuan, tetapi siswa sadar untuk mencapai tujuan.
Tanpa metode, suatu materi pendidikan tidak dapat berproses secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan pengajaran. Oleh karena itu, metode merupakan garis-garis haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. 
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan berguna bagi diri manusia. Tidak seorangpun yang dilahirkan di dunia ini tiba-tiba langsung pandai dan trampil dan memecahkan masalah dalam kehidupannya. Tanpa melalui proses pendidikan. Untuk itulah pendidikan merupakan suatu sistem yang teratur dan mengembangkan misi yang cukup luas yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan fisik, keterampilan, pikiran, perasaan, kemampuan, sosial sampai kepada masalah kepercayaan atau keimanan.
6.TEORI, ASUMSI PENELITIAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

a.Teori penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika.
 .b. Hipotesis Penelitian (jika ada)
Tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian kluantitatif yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis. Oleh karena itu subbab hipotesis penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, atau disertasi hasil penelitian kuantitatif. Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun secara teknis, hipotesis penelitian dicantumkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah, maka di dalam latar belakang masalah sudah harus ada paparan tentang kajian pustaka yang relevan dalam bentuknya yang ringkas.
Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antarvariabel, melainkan telah ditunjukan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh: Ada hubungan positif antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika.
    Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan menjadi: Siswa SMP yang tingkat kecerdasannya tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam matapelajaran Matematika dibandingkan dengan yang tingkat kecerdasannya sedang. Rumusan hipotesis yang baik hendaknya:
(a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih,
(b) dituangkan dalam bentuk kalimat pertanyaan,
(c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta
(d) dapat diuji secara empiris.
Ø  Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.
 c. Asumsi Penelitian (jika diperlukan)
Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya, peneliti mengajukan asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal ini ia tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substantif atau metodologis. Asumsi substantif berhubungan dengan permasalahan penelitian, sedangkan asumsi metodologis berkenaan dengan metodologi penelitian.
7.KONSEP, KONTRUKS, INDIKATOR,VARIABEL, KATEGORI, DAN DATA
A. Konsep
Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan cirri-ciri umum sekolompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff (dalam Amin, 1987), mendefinisikan konsep sbb:
d.      Suatu gagasan atau ide yang relative sempurna dan bermakna
e.       Suatu pengertian tentang suatu objek
f.       Produk subjectif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek atau benda).
Pada tingakat kongkrit, konsep merupakan suatu gambaran mental dari beberapa objek atau kejadian yang sesungguhnya. Pada tingkat abstrak dan komplek, konsep merupakan sintesis sejumlah kesimpulan yang telah di tarik dari pengalaman dengan objek atau kejadian tertentu.
B.KONTRUK
Kontruk adalah jenis konsep tertentu yang berada dalam tingkatan abstraksi yang lebih tinggi dari konsep dan di ciptakan untuk tujuan teoritis tertentu. Kontruk dapat berupa sebuah pandangan atau pendapat yang biasanya di temukan untuk sebuah penelitian atau pembentukan teori.
C.INDIKATOR
Indikator adalah variabel-variabel yang mengindentifikasikan atau memberi petunjuk kepada kita tentang suatu keadaan tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mengukur perubahan. Dari definisi tersebut diatas jelas bahwa indicator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu kewaktu.
D. VARIABEL
Variabel adalah suatu sebutan yang dapat di beri nilai angka(kuantitatif) atau nilai mutu (kualitatif). Variabel merupakan pengelompokan secara logis dari dua atau lebih atribut dari objek yang di teliti. Atribut itu misalnya; Tidak sekolah, tidak tamat sd, tidak tamat smp. Maka variabelnya adalah tingkat pendidikan dari objek penelitian itu. Variabel tingkat pendidikan merangkum semua atribut tadi.

E.DATA
Data adalah hasil pengukuran atau penghitungan nilai-nilai suatu variabel mksud dengan pengolahan data pada prinsipnya adalah upaya penyajian dan pembacaan hubungan-hungan yang ada antar variabel. Menurut Narbuko dan Ahmadi, hubungan antar variabel dapat berupa;
Ø  Hubungan simetris, yaitu hubungan variabel yang satu tidak disebabkan oleh yang lainnya
Ø  Hubungan timbal balik, yaitu hubungan suatu variabel dapat menjadi sebab dan akibat dari variabel lainnya.
Ø  Hubungan asimetri, yaitu hubungan variabel satu mempengaruhi variabel lainnya.

8. PERUMUSAN KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

1. Pengertian Hipotesis
`Hipotesis berasal dari bahasa Yunani : hypo= di bawah;thesis pendirian, pendapat  yang ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah  ilmiah  yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah  yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar , teliti , dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna  di dalamnya. 
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala
yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti  dapat saja dengan sengaja menimbulkan/menciptakan suatu gejala . Kesengajaan ini disebutpercobaan  atau eksperimen . Hipotesis yang telah teruji kebenarannya  disebut teori .
Contoh: Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya  bahwa (karena langit mendung, maka…) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudia hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar . Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru .
            Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya. Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi  yang mengatakan bahwa diantara sejumlah fakta ada hubungan  tertentu Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalampenelitian , salah satu diantaranya yaitu Penelitian sosial .
Proses  pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses  penalaran , yang melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah , yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji.
 2. Kegunaan Hipotesis
`Kegunaan hipotesis secara garis besar adalah:
1.Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
2.Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan  antar fakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
3 Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
4.Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.
            Oleh karena itu, kualitas manfaat dari hipotesis tersebut akan sangat tergantung pada:]
1.Pengamatan yang tajam dari si peneliti terhadap fakta-fakta yang ada.
2 Imajinasi dan pemikiran kreatif dari si peneliti.
3. Kerangka analisa yang digunakan oleh si peneliti.
4. Metode dan desain penelitian yang dipilih oleh peneliti.
 3. Karakteristik Hipotesis
Satu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan benar. Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian. Meskipun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional, jika hipotesis tersebut masih abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, melainkan juga sukar diuji secara nyata.
Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni:
Hipotesis diturunkan dari suatu teori  yang disusun untuk menjelaskan masalah  dan dinyatakan dalamproposisi -proposisi. Oleh sebab itu, hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan tujuan penelitian .
Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah  yang benar dan secara operasional . Aturan untuk, menguji satu hipotesis secara empiris  adalah harus mendefinisikan secara operasional  semua variabel  dalam hipotesis dan diketahui secara pasti variabel independen  dan variabel dependen .
Hipotesis menyatakan variasi nilai  sehingga dapat diukur secara empiris  dan memberikan gambaran mengenaifenomena  yang diteliti. Untuk hipotesis deskriptif  berarti hipotesis secara jelas menyatakan kondisi , ukuran , atau distribusi  suatu variabel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai makna .Hipotesis harus bebas  nilai . Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti  da preferensi subyektivitas  tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam hipotesis.
Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen  harus ada (atau dapat dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran yang valid dari variabel  yang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yangbersih , bebas nilai, dan spesifik , serta menemukan bahwa tidak ada metode  penelitian  untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi  hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya, baik metode observasi , pengumpulan data, analisis  data, maupun generalisasi .
Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan  eksplisit yang diharapkan di antara variabel dalam istilah arah  (seperti, positif  dan negatif ). Satu hipotesis menyatakan bahwa X berhubungan dengan Y adalah sangat umum. Hubungan antara X dan Y dapat positif atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dari waktu , ruang , atau unit  analisis yang jelas. Jadi, hipotesis akan menekankan hubungan yang diharapkan di antara variabel, sebagaimana kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk dijelaskan. Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus dalam pembentukan hipotesis yang dapat diteliti karena dalam teori  dijelaskan arah hubungan antara variabel yang akan dihipotesiskan.
Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu hipotesis yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel dibuat secara eksplisit.

 4. Tahap-tahap pembentukan hipotesis secara umum
Tahap-tahap pembentukan hipotesis pada umumnya sebagai berikut: 1. Penentuan masalah . Dasar penalaran ilmiah  ialah kekayaan pengetahuan  ilmiah yang biasanya timbul karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat diterangkan berdasarkan hukum  atau teori  ataudalil-dalil  ilmu yang sudah diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar dengan perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah.
2. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis). Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesa preliminer, observasi  tidak akan terarah. Fakta  yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi , karena tidak relevan dengan masalah  yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian , hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian , namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.
3.Pengumpulan fakta. Dalam penalaran ilmiah, diantara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yang relevan  dengan hipotesa preliminer yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.
4. Formulasi hipotes. Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan tertentu diantara sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot  yang jelas menggambarkan sifat penemuan dari hipotesa, diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal dengan hukum gravitasi .
5.Pengujian hipotesa, artinya mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat diobservasi  dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi (pembenaran). Apabila hipotesa terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi . Terjadifalsifikasi (penyalahan) jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa, dan bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesa yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori .
6.Aplikasi /penerapan. apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan  (dalam istilah ilmiah disebutprediksi ), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.
5. Jenis-Jenis Hipotesis
a) Hipotesis tentang perbedaan vs hubungan
Hipotesis jenis ini merupakan hipotesis tentang hubungan analitis yakni secara analisis menyatakan hubungan atau perbedaan satu sifat dengan sifat lainnya. Hipotesis tentang hubungan adalah pernyataan rekaan yang menyatakan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis ini mendasari teknik penelitian korelasional atau regresi. Hipotesis tentang perbedaan adalah pernyataan yang menyatakan adanya ketidaksamaan antarvariabel tertentu karena adanya pengaruh yang berbeda-beda. Hipotesis ini mendasari teknik penelitian komparatif.
 b) Hipotesis kerja vs hipotesis nol
Hipotesis kerja adalah pernyataan rekaan yang hasil pengujiannya diterima, sedangkan hipotesis nol adalah penyataan rekaan yang hasil pengujiannya ditolak. Dalam rangka pengolahan data hipotesis ini disebut hipotesis stastistik. Jadi dalam sebuah penelitian dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif, terdapat dua macam hipotesis, yaitu :
1) Hipotesis penelitian yang diungkapkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Misalnya, terdapat hubungan atau perbedaan anatara variabel x dengan variabel y. hipotesis tersebut dilambangkan dengan ‘Ha” atau “H1” apabila terdapat hubungan dan “H0” apabila tidak terdapat hubungan atau perbedaan.
2) Hipotesis statistik adalah hipotesis yang dilambangkan dengan rumus-rumus statistik. Misalnya, terdapat hubungan antara  variabel x dengan variabel y, untuk “H0” dilambangkan dengan Py = 0 dan “Ha” / “H1” dilambangkan dengan Py > 0. Sedangkan apabila hipotesis penelitiannya “terdapat perbedaan variabel x dengan variabel y, maka hipotesis statistiknya untuk “H0” dilambangkan dengan M = 0 dan untuk “Ha” / “H1” dilambangkan dengan M ≠ 0.
C)  Hipotesis ideal vs common sense (akal sehat)
Hipotesis common sense biasanya menyatakan hubungan kegiatan terapan. Misalnya, hubungan antara tenga kerja dengan luas garapan, hubungan antara tenaga kerja dengan jumlah siswa ddalam satu kelas. Sebaliknya, hipotesis yang menyatakan hubungan yang kompleks dinamakan hipotesis ideal. Hipotesis ini bertujuan untuk menguji adanya hubungan yang logis antara keseragaman-keseragaman pengalaman empiris. Misalnya, kita mempunyai keseragaman empiris dan hubungan antar sekolah; sekolah yang berlokasi di tengah-tengah pemukiman penduduk, sekolah yang berlokasi di tengah-tengah pusat perbelanjaan, sekolah yang berlokasi di tengah-tengah lingkungan industri, sekolah yang berlokasi di tengah-tengah perkantoran dan sebagainya. Contoh, hubungan anatar prestasi belajar siswa dengan sekolah yang berlokasi di pusat perbelanjaan, hubungan motivbasi belajart siswa dengan sekolah yang di tengah-tengah pemukiman penduduk.
 6. Menguji Hipotesis
Hipotesis berfungsi untuk memberi suatu penyataan terkaan tentang
hubungan tentative antara fenomena-fenomena dalam penelitian. Kemudian hubungan tersebut diuji validitas dan reliabilitasnya menurut teknik-teknik yang sesuai untuk keperluan pengujian.
Untuk menguji hipotesis diperlukan :
a) Data atau fakta dan kerangka pengujian hipotesis harus ditetapkan dahulu sebelum si peneliti mengumpulkan data
b) Pengetahuan yang luas tentang kerangka teori, penguasaan penggunaan teori secara logis, statistik dan teknik-teknik pengujian. Cara pengujian hipotesis tergantung pada metode desain penelitian yang digunakan.
B. Merumuskan Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan satuan yang selaras dari perumusan masalah dan manfaat penelitian. Secara umum, tujuan penelitian adalah pernyataan jawaban atas pertanyaan mengapa anda ingin melakukan penelitian tersebut. Biasanya dalam penulisan tujuan adalah sesuai dengan perumusan masalah.
Tujuan penelitian dapat dibedakan menjadi tujuan umum (general purposes) dan tujuan khusus (spesific purposes). Adanya tujuan ini dimaksudkan pula agar apa yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini dapat diketahui dan dapat diukur tingkat keberhasilannya. Penulisan tujuan dirumuskan dalam bentuk kalimat yang afirmatif. Bila sekiranya akan timbul perbedaan penafsiran, perlu diberikan definisi istilah dan variabel-variabel penelitian yang bersangkutan.
1.Tujuan umum merupakan pernyataan spesifik yang menggambarkan luaran yang akan dihasilkan dari penelitian, bersifat global, jangka panjang dan abstrak
2.Tujuan khusus penelitian
merupakan pernyatan dalam bentuk kongkrit dan dapat diukur
berupa uraian atau langkah-langkah untuk mencapai tujuan umum penelitian
Tujuan khusus berkaitan dgn masalah penelitian & menunjukkan variabel yg akan diteliti
boleh dalam kalimat aktif (mengetahui, menilai, membuktikan, mendeskripsikan, dsb.)
maupun pasif (diketahuinya, dsb.)
Ø  Jenis tujuan penelitian
Mendapatkan informasi IPTEK tertentu Mengembangkan metode/ alat/ teori/ konsep baru yang lebih efektif/ efisien dibanding yg ada Menilai faktor-faktor yangg berhubungan/ berpengaruh terhadap suatu kejadian Mengevaluasi program, kegiatan atau menjelaskan fakta terkait dengan peraturan/ prosedur Membandingkan efektivitas/ efisiensi biaya pengobatan 2 kelompok atau lebih responden Untuk memberikan arahan dalam pelaksanaan penelitian, proposal penelitian memuat apa yang hendak dicapai. Tujuan penelitian, banyak memberi warna terhadap langkah-langkah yang akan ditempuh, karenanya menurut Moh. Ali (1994 : 96) ada beberapa criteria yang harus diperhatikan yaitu ;
1) Tujuan penelitian dirumuskan secara jelas dan operasional
2) Tujuan penelitian diarahkan sekitar masalah yang diteliti
3) Tujuan penelitian member arah yang tepat bgi peneliti tentang sasaran yang dituju.
4) Tujuan penelitian menccerminkan analisis massalah dari segi variabel yang diteliti, sehingga memungkinkan terpeccahkannya masalah

C. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian adalah penggunaan hasil penelitian berupa informasi, model/ alat/ teori/ konsep/ faktor-faktor  yang berpengaruh, evaluasi, dan peramalan kejadian yang dapat digunakan oleh:
Ø  program kesehatan utk perencanaan,pengambilan keputusan/  perumusankebijakan
 masyarakat umum masyarakat industri
Ø  pengembangan ilmu pengetahuan
Pada intinya, kegunaan penelitian menguraikan seberapa jauh kebergunaan dan kontribusi hasill penelitian anda. Kegunaan penelitian/penulisan dapat diuraikan secara terpisah. Maksudnya, kegunaan penelitian tersebut dapat diperinci lagi kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penelitian anda. Kegunaan penelitian dapat dibedakan menjadi kepentingan praktis, kepentingan bidang keilmuan, atau kepentingan bidang profesi peneliti, instansi/organisasi, atau kelompok tertentu.
Salah satu contoh kegunaan penelitian skripsi mahasiswa yang terbimbing baik adalah
1).Bagi Lembaga
- Orisinilitas karya tulis sarjana yang ditelurkan lebih terjamin dan lebih terasakan
- Mutu Sarjana yang diluluskan lebih tinggi dan handal
- Kegiatan akademik di Kampus akan lebih hidup dan berbobot
2) Bagi Mahasiswa
- Mendapat pengalaman meneliti yang berharga
- Mendapat pembinaan diri menuju pribadi berkualitas
- Mempersembahkan hasil karya yang dapat membanggakan
3) Bagi Dosen Pembimbing
- Menambah penalaran ilmu khususnya pengetahuan terapan
- Menambah khasanah data dan informasi yang terpercaya
- Menambah tajam wawasan keilmuan dan prestasi akademik
 9. LANGKAH-LANGKAH PENGUMPULAN DATA

1. Mendefinisikan sasaran yang ingin dicapai melalui program perubahan yang akan dilakukan;
2. Mengidentifikasikan variabel-variabel sentral yang terdapat dalam situasi yang dihadapi seeperti perpindahan pegawai, kinerja yang kurang memuaskan dan lain sebagainya.
3. Memilih bagaimana metode pengumpulan data apa yang nantinya akan digunakan
4. Mengkondisikan klien, jenis dan mutu informasi yang diperlukan, penggunaan inrormasi yang terkumpul, berbagai instrumen lain yang dapat digunakan
5.Wawancara
6.Pelaksanaan kegiatan pengumpulan data
7. Analisis Data
8. Evaluasi Efektivitas Pengumpulan data
        Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-moddel matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.
Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari populasi sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi masa depan mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan ukuran sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih. pengambilan data ini adalah disebut sebagai survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif.
Ukuran sampel untuk survei oleh statistik dihitung dengan menggunakan rumusan untuk menentukan seberapa besar ukuran sampel yang diperlukan dari suatu populasi untuk mencapai hasil dengan tingkat akurasi yang dapat diterima. pada umumnya, para peneliti mencari ukuran sampel yang akan menghasilkan temuan dengan minimal 95% tingkat keyakinan (yang berarti bahwa jika Anda survei diulang 100 kali, 95 kali dari seratus, Anda akan mendapatkan respon yang sama) dan plus / minus 5 persentase poin margin dari kesalahan. Banyak survei sampel dirancang untuk menghasilkan margin yang lebih kecil dari kesalahan.
Beberapa survei dengan melalui pertanyaan tertulis dan tes, kriteria yang sesuai untuk memilih metode dan teknologi untuk mengumpulkan informasi dari berbagai macam responden survei, survei dan administrasi statistik analisis dan pelaporan semua layanan yang diberikan oleh pengantar komunikasi. Namun, oleh karena sifat teknisnya metode pilihan pada survei atau penelitian oleh karena sifat teknis, maka topik yang lain tidak tercakup dalam cakupan ini.
Penelitian kualitatif digunakan sebagai istilah payung strategi penelitian dengan karakteristik berikut.
  • Data penelitian merupakan data lunak (soft data), yakni data yang kaya akan deskripsi orang, benda, tempat, dan percakapan atau tuturan.
  • Masalah penelitian dirumuskan dalam wujud fokus penelitian yang menggambarkan kompleksitas masalah penelitian sesuai dengan konteksnya (bukan dalam wujud variabel, pertanyaan, atau hipotesis).
  • Data dikumpulkan dari dan dalam latar alamiah, yakni latar nyata dan sebagaimana adanya.
Teknik penelitian yang populer digunakan dalam penelitian kualitatif adalah:
  • observasi partisipatif, yakni peneliti sebagai pengamat sekaligus sebagai partisipan penelitian; dan
  • wawancara mendalam, yakni peneliti menggali informasi secara utuh, menyeluruh, dan mendalam untuk memperoleh pandangan, pemikiran, dan keyakinan subjek, responden, atau informan serta untuk memperoleh sistem yang berlaku dalam pranata suatu komunitas yang diteliti.
Nama lain penelitian kualitatif adalah (1) penelitian lapangan  atau field work (dalam bidang antropologi); (2) penelitian naturalistik  atau alamiah (dalam bidang pendidikan); dan penelitian etnografi (dalam bidang antropologi).
Karakteristik penelitian kualitatif dapat dikemukakan berikut ini.
  • Penelitian kualitatif bersifat alamiah (naturalistic), yakni latar langsung sebagai sumber data dan peneliti sebagai instrumen kunci (key instrument).
  • Data penelitian kualitatif bersifat deskriptif, yakni data berupa kata-kata  dan gambar yang diperoleh dari transkripsi wawancara, catatan lapangan, foto,videotape, dokumen pribadi, dokumen resmi, memo, dan dokumen-dokumen lainnya.
  • Di samping hasil, penelitian kualitatif menekankan proses, yakni proses yang terjadi dan berlangsung pada sumber data (subjek/informan, objek, dan responden) beserta keseluruhan konteks yang melingkupinya, di samping data yang dihasilnyannya.
  • Analisis data penelitian kualitatif cenderung secara induktif untuk memperoleh abstraksi dari keseluruhan data yang diperoleh.
  • Penelitian kualitatif menggali makna kehidupan berdasarkan perspektif partisipan, yakni berdasarkan proses subjek mengkonstruk atau menyusun makna dan berdasarkan proses mendeskrispsikan makna yang disusn subjek.
Sebagai catatan tambahan, sumber data penelitian kualitatif dapat dibedakan atas
 (1) subjek penelitian, yakni sumber data, misalnya orang, yang aktif sebagai penghasil data (siswa, guru, pegawai kantor pos, camat, buruh pabrik, misalnya);
(2) objek penelitian, yakni sumber data, misalnya benda, yang berisi data (candi, novel, kumpulan puisi, surat pribadi, otobiografi, misalnya); dan
 (3) responden, yakni orang yang merespon atau menjawab kuesioner atau angket yang diberikan peneliti saat mengumpulkan data. Dalam bidang linguistik struktural, sumber data ini lazim disebut sebagai informan, yakni penutur atau pemakai bahasa sebagai sumber korpus data bahasa.
Sepuluh pertanyaan  umum tentang penelitian kualitatif dipaparkan berikut ini.
1.  Apakah temuan-temuan penelitian kualitatif dapat digeneralisasikan?
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk menggeneralisakan temuannya pada populasi karena penelitian kualitit tidak bertitik tolak dari sampel. Dalam penelitian kualitatif digunakan terma transferabilitas, yakni hasil penelitian kualitatif dapat ditransfer ke latar lain atau subyek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan karakteristik.
2.  Bagaimanakah dengan pendapat, prasangka, dan sifat-sifat memihak (bias) lain dari peneliti dan pengaruhnya terhadap data?
Penelitian kualitatif meneliti secara objektif pernyataan subjektif para subjeknya. Tujuan penelitian kualitatif untuk memperoleh pengetahuan yang terungkap dari persepktif dalam para pelakunya, bukan menilai subjek & latarnya dengan kriteria dari luar diri pelaku. Peneliti dipandu dengan catatan lapangan dan refleksi objektif dan subjektif peneliti saat mengumpulkan data.
3.  Apakah hadirnya peneliti tidak akan mengubah perilaku orang-orang yang ditelitinya?
Penelitian dilakukan secara alamiah, tidak boleh ada intervensi atau perlakuan tertentu pada subjek dari peneliti.
4.  Apakah dua orang peneliti yang sendiri-sendiri mempelajari latar atau subjek yang sama akan menghasilkan temuan yang sama?
Reliabilitas penelitian kualitatif diukur berdasarkan   
(a) keakuratan dan kekomprehensifan data
(b) kecocokan rekaman data dengan kenyataan yang diteliti.
5.  Apakah perbedaan penelitian kualitatif dibandingkan dengan apa yang dikerjakan oleh guru, wartawan, atau seniman?
Penelitian kualitatif bertujuan meneliti tentang sesuatu, menggunakan prosedur ilmiah;, dan menghasilkan temuan penelitian. Pada umumnya, tugas pokok guru adalah mendidik, mengajar, dan mentransfer pengetahuan dan tugas pokok wartawan adalah melaporkan perisitwa sebagaimana adanya.
6.  Dapatkah pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif digunakan secara berbarengan?
Bisa, sesuai dengan fungsi, porsi, proporsi masing-masing, misalnya, masalah pertama dengan jenis data data lunak (soft data) digunakan pendekatan kualitatif; sedangkan masalah kedua dengan jenis data keras (hard data) digunakan penelitian kuantitatif.
7.  Benar-benar ilmiahkah penelitian kualitatif itu?
Penelitian kualitatif disebut ilmiah berdasarkan kriteria bahwa penelitian kualitatif merupakan penyelidikan empiris yang ketat dan sistematis berlandaskan data (bukan didasarkan kriteria peneltian ilmiah adalah penelitian dengan pola kerjad eduktif  dan menguji hipotesis).
8.  Apakah tujuan penelitian kualitatif?
Tujuan penelitian kualitatif adalah menghasilkan atau mengkonstruk teori dasar; merumuskan konsep; menggambarkan perilaku.
9.  Manakah yang lebih baik, penelitian kualitatif atau kuantitatif?
Semuanya baik. Yang penting adalah ketepatan terapannya sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif atau kuantitatif
1O. TEHNIK PENGUMPULAN  DATA
Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Beberapa Aspek dalam Proses Pengumpulan Data :
• Data apa yang dikumpulkan (What).
• Dengan apa data itu dikumpulkan (With).
• Darimana data akan dikumpulkan (Where).
• Kapan data tersebut dikumpulkan (When).
• Bagaimana cara mengumpulkan (How).
Berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi:
a.       Data Primer: Data yang diusahakan/didapat oleh peneliti.
b.      Data Sekunder: Data yang didapat dari orang/instansi lain.
Metode pengumpulan data, yaitu :
1.      Metode Wawancara.
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif).Sifat: Terdapat interaksi dan komunikasi antara pewawancara dengan responden.

Sebelum wawancara dimulai:
•Menerangkan maksud wawancara dikaitkan dengan tujuan penelitian.
•Menjelaskan mengapa responden dipilih untuk diwawancarai.
•Menjelaskan identitas dan asal-usul pewawancara.
•Menjelaskan sifat wawancara: terbuka atau tertutup (rahasia).
Kelebihan teknik wawancara:
1). Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebasa dan terbuka terhadap pertanyaa-pertanyaan yang diajukan.
2). Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaanpertanyaan sesuai dengan situasi yang berkembang.
3). Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari gerak-gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.
4). Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu terjadi.
Kekurangan teknik wawancara:
1). Proses wawancara membutuhkan waktu yang lama, sehingga secara relatif mahal dibandingkan dengan teknik yang lainnya.
2)  Keberhasilan hasil wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara untuk melakukan hubungan antar manusia.
3). Wawancara tidak selalu tepat untuk kondisi-kondisi tenpat yang tertentu, misalnya di lokasi-lokasi yang ribut dan ramai.
4). Wawancara sangat menganggu kerja dari orang yang diwawancarai bila waktu yang dimilikinya sangat terbatas.
2. Metode Observasi.
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Sifat: Tidak ada interaksi antara obyek yang diamati dengan pengamat/pengumpul data.
Persiapan Observasi:
•Isi pengamatan : data apa yang akan diamati ?
•Obyek pengamatan : apa/siapa yang diamati ?
•Alat pengamatan : pengamatan langsung atau menggunakan alat bantu ?
•Waktu pengamatan : kapan pengamatan akan dilakukan ?
•Dokumentasi pengamatan : pencatatan langsung atau menggunakan alat bantu
Kelebihan Observasi:
1). Data yang diperoleh up to date terbaru) karena diperoleh dari keadaan yang terjadi pada saat itu (pada saat berlangsungnya peristiwa tersebut).
2). Data lebih obyektif dan jujur karena obyek yang diteliti atau responden tidak dapat mempengaruhi pengumpul data (menutupkemungkinan manipulasi).






 11.PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
A. Langkah-Langkah Pengolahan dan Analisis data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera digarap oleh staf peneliti, khususnya yang bertugas mengolah data. Di dalam buku-buku lain sering disebut pengolahan data. Ada yang menyebut data preparation, ada pula data analysis.
          Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi tiga langkah, yaitu:
1. Persiapan
2. Tabulasi
3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.
B. Persiapan
           Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain:
1. Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi. Apalagi, instrumennya anonim, perlu sekali di cek sejauh mana atau identitas apa saja yang sangat diperlukan bagi pengolahan data lebih lanjut.
2. Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrumen pengumpulan data (termasuk pula kelengkapan lembaran instrument barangkali ada yang terlepas atau sobek).
           Apabila ternyata ada kekurangan isi atau halaman, maka perlu dikembalikan atau diulang ke kancah. Bagi intrumen yang anonim dan tidak mungkin dikembalikan kepada pengisi tentu saja agak merepotkan karena keadaan ini menyebabkan kekurangan responden. Untuk memperoleh responden yang cukup, peneliti harus mengumpulkan data lagi dengan mencari responden baru yang masih dalam wilayah populasi.
3. Mengecek macam isian data. Jika di dalam instrumen termuat sebuah atau beberapa item yang diisi “tidak tahu” atau isian lain bukan yang dikehendaki peneliti, padahal isian yang diharapkan tersebut merupakan variabel pokok, maka item perlu didrop.
Contoh:
           Sebagian dari penelitian kita dimaksudkan untuk melihat hubungan antara pendidikan orang tua dengan prestasi belajar murid. Setelah angket kembali dan isiannya kita cek, beberapa murid mengisi tidak tahu pendidikan orang tuanya, sebagian jawabannya meragukan dan sebagian lain dikosongkan. Dalam keadaan seperti ini maka maksud mencari hubungan pendidikan orang tua dengan prestasi belajar lebih baik diurungkan saja, dalam arti itemnya didrop, dan dihilangkan dari analisis.
           Apa yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih/menyortir data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja yang tinggal. Langkah persiapan bermaksud merapikan data agar bersih, rapid an tinggal mengadakan pengolahan lanjutan atau menganalisis.
Bagi peneliti yang tidak berkecimpung dalam dunia pendidikan sebetulnya dapat saja menggunakan penjelasan-penjelasan ini sebagai contoh saja dan kasus atau variabelnya dapat diganti sesuai dengan judul atau masalah penelitiannya. Sebagai contoh, kalau dalam uraian yang baru saja disampaikan ini mengenai latar belakang pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa, yang dalam hal ini menunjukkan adanya hubungan sebab akibat, maka kasusnya dapat diganti dengan latar belakang pendidikan karyawan dengan kinerjanya. Untuk bidan manajemen, mungkin antara latar belakang pendidikan atau pengalaman seorang manajer dengan kemampuan memimpin bawahan. Demikian juga sesudah sampai pada cara mengklasifikasikan data dalam tabulasi, dapat disesuaikan dengan peringkat atau kelompok data yang dikumpulkan.
C. Tabulasi
             G.E.R. Burroughas mengemukakan klasifikasi analisis data sebagai berikut:
1. Tabulasi data (the tabulation of the data)
2. Penyimpulan data (the summarizing of the data)
3. Analisis data untuk tujuan testing hipotesis.
4. Analisis data untuk tujuan penarikan kesimpulan.
Termasuk ke dalam kegiatan tabulasi ini antara lain:
1. Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor. Misalnya tes, angket bentuk pilihan ganda, rating scale dan sebagainya.
2. Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor.
a. Jenis kelamin:
- Laki-laki diberi kode 1.
- Perempuan diberi kode 0.
b. Tingkat pendidikan:
- Sekolah Dasar diberi kode 1.
- Sekolah Menengah Pertama diberi kode 2.
- Sekolah Menengah Atas diberi kode 3.
- Perguruan Tinggi diberi kode 4.
c. Banyaknya penataran yang pernah diikuti dikelompokkan dan diberi kode atas:
- Mengikuti lebih dari 10 kali, diberi kode 1.
- Mengikuti antara 1 s.d. 9 kali, diberi kode 2.
- Tidak pernah mengikuti penataran diberi kode 0.
3. Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasikan dengan teknik analisis yang akan digunakan.
Misalnya:
- Data interval diubah menjadi data ordinal dengan membuat tingkatan.
- Data ordinal atau data interval diubah menjadi data diskrit.
4. Memberikan kode (coding) dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan menggunakan komputer. Dalam hal ini pengolah data memberikan kode pada semua variabel, kemudian mencoba menentukan tempatnya di dalam coding sheet (coding form), dalam kolom ke berapa baris ke berapa. Apabila akan dilanjutkan, sampai kepada petunjuk penempatan setiap variabel pada kartu kolom (punc cord).
Contoh pedoman pengkodean (coding scheme) untuk penelitian tentang buku catatan murid adalah sebagai berikut:
X1. Kepandaian murid
Pandai 1 = Nilai rata-rata (kolom 02)
Pandai 2 = Nilai bahasa Indonesia (kolom 03)
Pandai 3 = Frekuensi tidak naik kelas
X2. Latar belakang orang tua
Pendiko = Pendidikan orang tua (kolom 05 + 06)
Pekerjo = Pekerjaan orang tua (kolom 07 + 08)
Dukungan = Pemberian buku dengan segera (kolom 09)
X3. Kepedulian guru terhadap catatan
Pedugu = Kepedulian guru fisik (kolom 10a)
Pedugu = Kepedulian guru bahasa (kolom 10b)
Pedugu = Kepedulian guru isi (kolom 10c)
Pedugu = Kepedulian guru total (kolom 10d)
X4. Kepedulian orang tua terhadap catatan
Peduor 1 = Kepedulian orang tua fisik (kolom 11a)
Peduor 2 = Kepedulian orang tua bahasa (kolom 11b)
Peduor 3 = Kepedulian orang tua isi (kolom 11c)
Peduor 4 = Kepedulian orang tua total (kolom 11d)
Y1. Kualfis = Kualitas fisik
(jumlah kolom 12, 13, 14, 15, 16, 17, 24, 25, 26)
Y2. Kalbas = Kualitas bahasa
(jumlah kolom 18, 19, 20)
Y3. Kualisi = Kualitas isi
(jumlah kolom 21, 22, 23)
Y4. Kualtot = Kualitas catatan total
(jumlah kolom 12 s.d. 26)
D. Penerapan Data Sesuai Dengan Pendekatan Penelitian
          Maksud rumusan yang dikemukakan dalam bagian bab ini adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada, sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil.
          Untuk mempermudah cara mengikuti uraian pengolahan data, akan disajikan dengan sistematika mengenai jenis-jenis permasalahan. Ada empat jenis problematic atau permasalahan yang telah diajukan:
1. Problema untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena.
2. Problema komparasi, yaitu problema yang bertujuan untuk membandingkan dua fenomena atau lebih.
3. Problema untuk mencari hubungan antara dua fenomena yang kedudukannya sejajar (bukan merupakan sebab akibat).
4. Problema untuk melihat pengaruh sesuatu treatment atau ingin melihat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
           Sebagai tambahan penjelasan, yang dimaksud dengan data yang diterapkan dalam perhitungan adalah data yang disesuaikan dengan jenis data, yakni diskrit, ordinal, interval dan ratio. Pemilihan terhadap rumus yang digunakan kadang-kadang disesuaikan dengan jenis data, tetapi ada kalanya peneliti menentukan pendekatan/rumus, kemudian data yang ada diubah, disesuaikan dengan rumus yang sudah dipilih.
E. Analisis Data Penelitian Deskriptif
          Data kuantitatif yang dikumpulkan dalam penelitian korelasional, komparatif, atau eksperimen diolah dengan rumus-rumus statistik yang sudah disediakan, baik secara manual maupun dengan menggunakan jasa komputer. Bagi peneliti deskriptif yang menggunakan model-model analisis statistik, pada umunya justru bingung karena kurang atau belum tahu rumus apa yang akan digunakan, atau bagaimana cara mengolah atau menganalisis data. Sebetulnya proses pengolahan datanya juga sederhana dan dapat dinalar secara gamblang. Apa pun jenis penelitiannya, riset deskriptif yang bersifat eksploratif atau developmental, caranya dapat sama saja karena data yang diperoleh wujudnya juga sama. Yang berbeda adalah cara menginterpretasi data dan mengambil kesimpulan.
           Apabila datanya telah terkumpul, maka lalu diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol. Data kualitatif yang berbentuk kata-kata tersebut disisihkan untuk sementara, karena akan sangat berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif. Data yang diperoleh daro angket atau ceklis, dijumlahkan atau dikelompokkan sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan. Jika pilihan jawaban dari angket berbentuk “ya” dan “tidak”, peneliti tinggal menjumlahkan saja berapa banyak jawaban “ya” dan “tidak”. Menjumlahkan saja belum berarti tugasnya selesai. Peneliti masih perlu menjelaskan atau mengelompokkan, hal-hal apa saja yang dijawab “ya” dan apa saja yang dijawab “tidak”. Dalam hal ini identitas responden juga dapat digunakan untuk menelusuri lebih jauh siapa saja yang memberikan jawaban “ya”, misalnya latar belakang responden atau hal-hal lain yang dapat menerangkan posisi responden, dan siapa pula yang memberikan jawaban “tidak”




13. PEMBUATAN PROPOSAL  PENELITIAN
I. PENDAHULUAN
Metodologi atau Metode Penelitan yang tepat dan benar semakin dirasakan urgensinya dan menjadi peringkat sangat penting bagi keberhasilan suatu riset (penelitian). Salah satu hal yang penting dalam setiap penelitian adalah perumusan metodologi penelitian. Melaluimetodologi harus dengan jelas tergambar diantaranya bagaimana cara penelitian dilaksanakan yang tertata secara sistimatis; bagaimana landasan teori tentang rancangan penelitian (research design), model yang digunakan (didahului dengan rancangan percobaan (penelitian eksperiment) atau teknik – teknik yang lumrah digunakan dalam pengumpulan, pengolahan dan analisa data. Metodologi atau metode yng digunakan antara lain metode sejarah, metode deskriptif antara lain menggambarkan tentang objek tertentu, manusia, kondisi, sistem dan sebagainya yang terkini. Sering juga digunakan metode survey (menyelidiki gejala, fakta secara faktual), metode percobaan (eksperiment), metode KASUS (suatu objek spesifik), kooperatif (menjawab sebab akibat dengan menganlisis faktor penyebab utama) atau gabungan, serta pemikiran kritis dan analisa tentang sampling maupun desing percobaan serta studi kepustakaan.

II. METODOLOGI ATAU METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dipilih berhubungan erat dengan prosedur, alat, serta desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok dengan metode penelitian yang dipilih. Prosedur serta alat yang digunakan dalam penelitian harus cocok pula dengan metode penelitian yang digunakan. Saat ini, Kemantapan ataupun ketajaman, keakuratan metodologi penelitian sudah “terlihat kecendrungan mulai diabaikan“. Hal ini terlihat jelas, bahwa setelah term of reference (TOR) disetujui (ok) baru dicari pembenar terutama pembenaran metodologi, diantaranya proporsi sampling, pemilihan daerah studi dan sebagainya. Padahal sebelum penelitian dilaksanakan seorang peneliti perlu menjawab sekurang-kurangnya 3 (tiga) pertanyaan pokok (NAZIR, Mohammad: 1985 : 51) yaitu:
  1. Urutan kerja apakah yang harus dilakukan dalam melaksanakan penelitian
  2. Alat-alat apa yang digunakan dalam mengukur ataupun dalam mengumpulkan dan analisa data?
  3. Bagaimana melaksanakan penelitian tersebut?
Prosedur memberikan kepada peneliti urutan-urutan pekerjaan yang terus dilakukan dalam suatu penelitian. Hal ini sangat membantu peneliti untuk mengontrol kegiatan atau tahap-tahap kegiatan
 (a); mempermudah mengetahui kemajuan (proses) penelitian
 (b) dan (c); mempermudah pula peneliti dalam meng-hadapi ataupun memberikan penjelasan pada saat dilaksanakan pemeriksaan.
Teknik penelitian mengatakan alat-alat pengukur apa yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Jika suatu penelitian dikerjakan dengan mengguna-kan questioner (daftar pertanyaan) sebagai alat dalam mengumpulkan data, maka yang dibicarakan disini adalah teknik pengumpulan data. Sedangkan metodologi penelitian memandu si peneliti tentang urut-urutan bagaimana penelitian dilakukan.
Jika seorang berbicara tentang cara seorang peneliti melakukan percobaan lapangan, dimana dalam menentukan plot-dilapangan, ia pertama-tama membagi daerah dalam 4 (empat) buah blok. Kemudian blok-blok tersebut dibagi 4 (empat) keperluan perlakuan yang akan dia kerjakan dan seterusnya, maka yang dibicarakan disini adalah posedur penelitian. Jika kita membicarakan bagaimana secara berurut suatu penelitian dilakukan yaitu dengan alat apa dan prosedur bagaimana suatu penelitian dilakukan, maka yang dibicarakan adalah metode penelitian.
A. Metode Kuantitatif
Metode ini sangat cocok untuk digunakan pada penelitian dimana data yang dapat diidentifikasi dengan mudah. Beberapa hal lain dari metode kuantitatif diantaranya :
  1. Peranan identifikasi dan spesifikasi variabel sangat penting;
  2. Penelitian ini berdasarkan pada absraksi variabel dari konteksnya
  3. Sangat menekankan pentingnya reliability dan replicability data;
  4. Kurang memperhatikan validity;
  5. Sangat erat hubungannya dengan metode penelitian Survey, Sensus dan sebagainya;
  6. Kondisi data hanya menunjukkan keadaan atau situasi pada suatu waktu priode tertentu atau beberapa waktu (longitudinal);
  7. Cenderung menggunakan pendekatan diduktif (umum ke khusus);
  8. Sangat cocok untuk pertanyaan yang diawali, apa, dimana, siapa dan kapan dan tidak cocok untuk pertanyaan mengapa dan bagaimana;
  9. Hasil analisis jika dikumpulkan dalam survey, sensus, secara statistik dapat digeneralisasi.
B. Metode Kualitatif
Metode ini sangat cocok digunakan untuk menjawab pertanyaan apa, dimana dan kenapa atau bagaimana. Beberapa hal lain dari metode kualitatif diantaranya:
  1. Data tidak dapat diidentifikasi dengan mudah;
  2. Data tidak dapat di kuantifikasikan;
  3. Menekankan pentingnya validity, kurang memperhatikan reliability;
  4. Erat kaitannya dengan studi kasus
  5. Hipotesa interpretasi data digunakan untuk membantu proses sebab akibat.
  6. Pendekatan yang dipakai bersifat induktif (dari yang khusus ke umum )
  7. Hasil penelitian secara ilmiah dapat digenderalisasi (tidak dapat di gendralisasikan) dengan repliability penemuan dari beberapa studi.
  8. Analisa data deskriftif untuk melihat proses dan secara langsung.
  9. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti partisipasi observasi, wawancara berstruktur dan tidak berstruktur serta focus group.
III. SEMBILAN MAGIC PROPOSAL PENELITIAN
Dalam usulan proyek (USPRO) terdapat tiga kata kunci yang dulu sangat populer dengan istilah penting yaitu Abstrak, kata kunci dan urgensi (AKU). Abstrak merupakan keterangan singkat padat serta utuh tentang permasalahan yang akan ditangani
 (a); tujuan serta keluaran kegiatan
 (b) dan (c); pengaruh-nya terhadap permasalahan yang ditangani.
 Bagi kegiatan penelitian kekhususan pendekatan yang diperguna-kan (maksimal sepertiga halaman). Kata kunci merupakan sejumlah kata, bukan kalimat yang mengindikasikan teknik, proses atau keluaran yang sesuai dengan subjek kegiatan. Sedangkan urgensi merupakan keterangan tentang pokok-pokok kebijaksanaan yang diacu (a); pentingnya usaha untuk mengatasi permasalahan yang ditangani bagi pembangunan nasional,
(b) sektoral dan regional atau bagi perkembangan IPTEK, serta
 (c); pengaruh kegiatan ini bagi pemecahan permasalahan tsb.
 Dengan kata lain, diterangkan apa keuntungan/ manfaatnya jika proyek ini berhasil mencapai tujuan dan sasarannya (a) dan (b) apa pula kerugiannya atau kesulitan yang akan timbul jika masalah ini tidak diteliti; maksimal setengah halaman.
Sering dengan berkembangnya IPTEK dan berjalannya waktu istilah tersebut sudah nyaris tak terdengar sampai saat ini. Sampai akhirnya pada tahun 2001 melalui pelatihan Peningkatan Kapasitas Penelitian yang dipelopori oleh Ibu Dr. Yulfita Raharjo dan Timnya dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) muncul pula hal baru yaitu Sembilan Magic untuk membuat PROPOSAL Penelitian menuju keberhasilan, Sbb. :
C.ALASAN
            Alasan atau argumentasi ini sangat diperlukan untuk (a) mencegah kegiatan penelitian yang tidak potensial, dan (b) untuk memecahkan masalah (tidak mencapai tujuan).
Beberapa hal penting dalam alasan sebagai magic pertama adalah :
  1. Alasan rasional
  2. Mengapa penelitian tersebut penting dilakukan (urgency)
  3. Apa masalah pokoknya, dan bagaimana nanti untuk konseptual framework nya.
  4. Relevansinya terhadap (kebijakan, program) departemen dan sebagainya
  5. Analisa masalahnya bagaimana
  6. Analisa tentang isu/kebijakan, (informasi) yang akan menuntun kepada penspisifikasian tujuan
  7. Apa yang akan dipertanyakan, sehingga sungguh-sungguh diperlukan untuk diteliti.
D. KONTEKS
            Konteks sangat berguna untuk memperkaya atau memperbaiki pengeta-huan peneliti, latar belakang pengalaman atau dasar-dasar untuk pendekatan yang akan dilakukan.
Beberapa hal yang berkaitan dengan Konteks diantaranya adalah:
  1. Mengacu pada usaha-usaha penelitian serupa (keadaan, situasi kecenderung-an, konsep metode dan hasil);
  2. Mengacu pada situasi/keadaan atau daerah, waktu, sistem, kebijakan tertentu dan sebagainya.
Untuk catatan, janganlah mengguna-kan konsep-konsep yang harus diukur yang tidak sesuai dengan permintaan.

E. KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka Konseptual sangat berguna, untuk menegaskan batas-batas secara logis untuk penyelidikan/penelitian (a) dan (b). sebagai petunjuk bagi peneliti untuk memperhitungkan tentang apa yang relevan dan apa yang tidak relevan untuk dipelajari dalam penelitian.
Beberapa hal penting dalam kerangka konseptual diantaranya:
  1. Peneliti menyusun sebuah kerangka logis untuk hal yang akan ditelit (apa-apa yang relevan)
  2. Dilengkapi dengan perspektif yang diperoleh dari usaha-usaha atau penelitian sebelumnya, serta konsep-konsep apa yang relevan untuk itu
  3. Meliputi proposisi-proposisi (dugaan-dugaan) yang dianggap sudah diketahui, maupun yang dinyatakan tidak diketahui (sebab itu perlu dukungan penelitian untuk mengetahuinya).
  4. Menspesifikasikan:
  • Variabel tergantung (dependent variable)
  • Variabel bebas (independent variable)
  • Mata rantai penghubung dua kelompok variable (interventing variable)
Perlu diingat hal ini baru hanya kerangka, belum tahu hasilnya.

F. TUJUAN
Dimaksudkan agar proposisi-proposisi (dugaan-dugaan) yang merupa-kan subjek dan juga metode penelitian yang cocok dengan pelaksanaan peneliti-an tersebut. Bentuk tujuan penelitian dapat,
 (a). berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab, dan
 (b). hypotesis-hypotesis apa yang akan diuji sehingga menjadi arah / sasaran penelitian.
Tujuan penelitian merupakan atau menunjukan unit–unit yang seharusnya diobservasi
 (a); apa yang harus diobservasi
 (b) dan (c). bagaimana proses pengobservasiannya.
Beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang tujuan diantaranya:
1. Merupakan sasaran dari penelitian yang akan ditangani. Sebagai acuan, memeriksa sampai seberapa jauh permasalahannya
(a), apa perma-salahan pokok atau akar permasala-hannya
(b), apa penyebabnya
 (c) dan (d), bagaimana kira-kira penanganan-nya.
2. Dari kerangka konseptual akan mempermudah penelitian dalam merumuskan tujuan yang akan diinginkan. Artinya, ditarik dari sudah jelasnya kerangka konseptual pertanyaan kita, apalagi yang belum, apa lagi yang ingin dicapai. Itulah tujuan, dengan konsep yang telah benar-benar.
3. Setelah kiat-kiat proposal dikuasai, sekarang penjabaran proposalnya menjadi rancangan penelitian (Research Design).
4. RESEARCH DESIGN (riset disain) dimulai dari tujuan.
Untuk memantapkan tujuan mantapkan dulu pada pendahuluan, latar belakang, apa saja yang harus dimuat, diantaranya:
1.Mengutarakan Alasan dilakukan penelitian (lihat IIIA).
2. Relevansi dari penelitian yang akan dilakukan
3. Analisis tentang masalah yang akan diteliti
4. Memberikan rambu-rambu yang mencegah terangkatnya penelitian yang tidak potensial terhadap pemecahan masalah atau pencapaian dari tujuan-tujuan penelitian.
5. Mengungkapkan pokok permasalahan dalam penelitian.
G. POPULASI YANG DITELITI
            Populasi penelitian mencakup 6 (enam) hal yaitu:
1. Penentuan unit observasi
2. Penentuan / penunjukan populasi dari unit yang akan diobservasi / dianalisa
3. Penentuan/pengadopsian prosedur penelitian dan pengukuran unit-unit untuk (yang akan diobservasi) termasuk Skop atau Ruang lingkup penelitian
4. Penentuan banyaknya unit yang akan diobservasi
5. Populasi penelitian sangat berkaitan dengan operasionalisasi dari metodologi atau metode penelitian
6. Variabel-variabel yang dimuat dalam kerangka konseptual tersebut:
·         Dicari / didapatkan dari siapa? Apakah individu; kelompok tertentu; tokoh  masyarakat; lembaga /instansi/ pemerintah, swasta, LSM dan sebagainya), keluarga dan lain-lain
·         . Data yang dikumpulkan, ditentukan populasi yang akan dikaji sampai didapatkan untuk menjawab permasalahan dan tujuan penelitian (a), data yang relevan dan tidak relevan, bisa Perda dan sebagainya.
Makna dari semua populasi yang diteliti adalah makna yang sifatnya prinsif, yang mana suatu metodologi/metode penelitian dioperasionalkan.

H. SPESIFIKASI DATA
Melalui Spesifikasi data akan dapat membantu peneliti untuk BERHATI-HATI untuk tidak mengumpulkan data yang tidak relevan atau tidak digunakan (useless).
Spesifikasi data yang dikumpulkan diantaranya:
1. Mengidentifikasikan konsep-konsep yang terkandung dalam tujuan penelitian (konsep-konsep).
2. Menentukan data yang akan dikumpulkan sehubungan dengan populasi.
3. Dari konsep-konsep ini dikembang-kan definisi operasional penelitian dari
4. Definisi operasional akan menunjuk pada variabel-variabel dan
5. Data/informasi apa yang akan dikumpulkan.
Variabel adalah semua objek yang menjadi sasaran penyidikan sebut saja gejala-gejala yang menunjukan variasi, baik dalam jenisnya maupun dalam tingkatannya
I. PENGUMPULAN DATA
Setelah spesifikasi data, tahap pengumpulan data sangat menentukan ukuran besar indeks variabel (a) dan (b). realibilitas data yang akan dikumpulkan.
Inti dari tahap Pengumpulan Data adalah:
Menjelaskan prosedur yang akan digunakan untuk pengumpulan data isinya :
1. Teknik-teknik pengumpulan data yang akan dipakai
2. Teknik pendekatan yang digunakan (MEAN, MEDIAN dan sebagainya)
3. Instrumen-instrumen yang akan dipakai (kuantitatif dan kualitatif)
4. Mendiskripsikan langkah-langkah atau urut-urutan yang harus diikuti dalam pemakaian instrumen (secara rinci)
5. Hindarkan redaksi-redaksi yang sifatnya statement-statement yang tidak sesuai ujung pangkalnya atau mother hood.
J. ANALISIS
Tahap analisis merupakan TEST RIEL dari sebuah rencana penelitian yang menuntut pemahaman/ penguasaan peneliti untuk memahami lebih dulu beberapa keterbatasan dalam menerapkan kesimpulan-kesimpulan yang akan diambil.
Bila data yang dikumpulkan telah ditentukan, peneliti harus:
1. Mempertimbangkan secara simultan prosedur analisisnya yang sesuai
2. Bagaimana data akan diklasifikasikan
3. Pengaturan kedalam variabel-variabel yang ditunjukkan oleh data tsb.
4. Bagaimana hubungan antara variabel-variabel yang akan ditentukan
5. Penggunaan program komputer (jika ingin mendalaminya)
K. PENGADMINISTRASIAN (ORGANISASI)
Setelah peneliti mengetahui atau memutuskan populasi yang akan ditentukan dan digunakan seperti:
 (a) daerah penelitian,
 (b). hakekat dan jenis data yang akan dikumpulkan;
(c). jenis-jenis prosedur yang akan dipakai untuk mengumpulkan dan menganalisa data, peneliti telah mempunyai dasar untuk memutuskan serangkaian keputusankeputusan Administratif yang Rasional seperti perkiraan biaya (a); Personil (peneliti utama, madya, pembantu peneliti (b); jadwal waktu (c) dan (d). rencana kerja.

IV. PRINSIP METODOLOGI
Metodologi merupakan bagian epistemologi yang mengkaji prihal urutan langkah-langkah yang ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi ciri-ciri Ilmiah. Metodologi juga dapat dipandang sebagai bagian dari logika yang mengkaji kaidah penalaran yang tepat. Jika kita membicarakan metodologi maka hal yang tak kalah pentingnya adalah asumsi-asumsi yang melatar bela-kangi berbagai metode yang diperguna-kan dalam aktivitas ilmiah. Asumsi-asumsi yang dimaksud adalah pendirian atau sikap yang akan dikembangkan para ilmuwan maupun peneliti didalam kegiatan ilmiah mereka.
Beberapa prinsip metodologi dapat dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya:
A. RENE DESCARTES
Dalam karyanya “Discourse On Method” dikemukakan 6 (enam ) prinsip metodologi yaitu :
1. Membicarakan masalah ilmu pengetahuan diawali dengan menyebutkan akal sehat (common sense) yang pada umumnya dimiliki oleh semua orang. Akal sehat menurut Descartes ada yang kurang, adapula yang lebih banyak memilikinya, namun yang terpenting adalah penerapannya dalam aktivitas ilmiah.
2. Menjelaskan kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan dipergunakan dalam aktivitas ilmiah maupun penelitian. Descartes mengajukan 4 (empat) langkah atau aturan yang dapat mendukung metode yang dimaksud yaitu:
Ø  Janganlah pernah menerima baik apa saja sebagai yang benar, jika anda tidak mempunyai pengetahuan yang jelas mengenai kebenaranya. Artinya, dengan cermat hindari kesimpulan-kesimpulan dan pra konsepsi yang terburu-buru dan jangan memasukkan apapun kedalam pertimbangan anda lebih dari pada yang terpapar dengan begitu jelas sehingga tidak perlu diragukan lagi.
Ø   Pecahkanlah setiap kesulitan anda menjadi sebanyak mungkin bagian dan sebanyak yang dapat dilakukan untuk mempermudah penyelesaiannya secara lebih baik.     
            Arahkan pemikiran andah secara jernih dan tertib, mulai dari objek yang paling sederhana dan paling mudah diketahui, lalu meningkat sedikit demi sedikit, setahap demi setahap kepengetahuan yang paling kompleks, dan dengan mengandaikan sesuatu urutan bahkan diantara objek yang sebelum itu tidak mempunyai ketertiban baru.
Ø  Buatlah penomoran untuk seluruh permasalahan selengkap mungkin, dan adakan tinjauan ulang secara menyeluruh sehingga anda dapat merasa pasti tidak suatu pun yang ketinggalan.
Ø   Langkah yang digambarkan Descartes ini menggambarkan suatu sikap skeptis metodis dalam memperoleh kebenaran yang pasti.
3. Menyebutkan beberapa kaidah moral yang menjadi landasan bagi penerapan metode sebagai berikut:
Ø  Mematuhi undang-undang dan adat istiadat negeri, sambil berpegang pada agama yang diajarkan sejak masa kanak-kanak.
Ø   Bertindak tegas dan mantap, baik pada pendapat yang paling meyakinkan maupun yang paling meragukan.
Ø   Berusaha lebih mengubah diri sendiri dari pada merombak tatanan dunia.
Ø  Menegaskan pengabdian pada kebenaran yang acap kali terkecoh oleh indera. Kita memang dapat membayangkan diri kita tidak berubah namun kita tidak dapat membayangkan diri kita tidak bereksistensi, karena terbukti kita dapat menyangsikan kebenaran pendapat lain. Oleh karena itu, kita dapat saja meragukan segala sesuatu, namun kita tidak mungkin meragukan kita sendiri yang sedang dalam keadaan ragu-ragu.
Ø   Menegaskan prihal dualisme dalam diri manusia yang terdiri atas dua substansi yaitu RESCOGITANS (jiwa bernalar) dan RES-EXTENSA (jasmani yang meluas). Tubuh (Res-Extensa) diibaratkan dengan mesin yang tentunya karena ciptaan Tuhan, maka tertata lebih baik. Atas ketergantungan antara dua kodrat ialah jiwa bernalar dan kodrat jasmani. Jiwa secara kodrat tidak mungkin mati bersama dengan tubuh. Jiwa manusia itu abadi.
B. ALFRED JULESAYER
Dalam karyanya yang berjudul Language, truth and logic yang terkait dengan prinsip metodologi adalah prinsip verifikasi. Terdapat dua jenis verifikasi yaitu:
1. Verifikasi dalam arti yang ketat (strong verifiable) yaitu sejauh mana kebenaran suatu proposisi (duga-dugaan) itu mendukung pengalaman secara meyakinkan
2. Verifikasi dalam arti yang lunak, yaitu jika telah membuka kemungkinan untuk menerima pernyataan dalam bidang sejarah (masa lampau) dan ramalan masa depan sebagai pernyataan yang mengandung makna
3. Ayer menampik kekuatiran metafisika dalam dunia ilmiah, karena pernyataan-pernyataan metafisika (termasuk etika theologi) merupakan pernyataan yang MEANING LESS (tidak bermakna) lantaran tidak dapat dilakukan verifikasi apapun
C. KARL RAIMUND POPPER
K.R. Popper seorang filsuf kontemporer yang melihat kelemahan dalam prinsip verifikasi berupa sifat pembenaran (justification) terhadap teori yang telah ada.
K.R. Popper mengajukan prinsip verifikasi sebagai berikut:
1. Popper menolak anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat dibuktikan kebenarannya melalui perinsip verifikasi. Teori-teori ilmiah selalu bersifat hipotetis (dugaan sementara), tak ada kebenaran terakhir.
Setiap teori selalu terbuka untuk digantikan oleh teori lain yang lebih tepat.
2. Cara kerja metode induksi yang secara sistimatis dimulai dari pengamatan (observasi) secara teliti gejala (Simpton) yang sedang diselidiki. Pengamatan yang berulang -ulang itu akan memperlihatkan adanya ciri-ciri umum yang dirumus-kan menjadi hipotesa. Selanjutnya hipotesa itu dikukuhkan dengan cara menemukan bukti-bukti empiris yang dapat mendukungnya. Hipotesa yang berhasil dibenarkan (justifikasi) akan berubah menjadi hukum.K.R. Popper menolak cara kerja diatas, terutama pada asas verifiabilitas, bahwa sebuah pernyataan itu dapat dibenarkan berdasarkan bukti-bukti verifikasi pengamatan empiris.
3. K.R Popper menawarkan pemecahan baru dengan mengajukan prinsip FALSIFA BILITAS, yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya. Maksudnya sebuah hipotesa, hukum, ataukah teori kebenarannya bersifat sementara, sejauh belum ada ditemukan kesalahan-kesalahan yang ada di dalamnya. Misalnya, jika ada pernyataan bahwa “Semua angsa berbulu putih” melalui prinsip falsitiabilitas itu cukup ditemukan seekor angsa yang bukan berbulu putih (entah hitam, kuning, hijau, dan lain-lain), maka runtuhlah pernyataan tersebut. Namun apabila suatu hipotesa dapat bertahan melawan segala usaha penyangkalan, maka hipotesa tersebut semakin diperkokoh (CORROBORATION).

IV. PENUTUP
Sebagai penutup, dengan memahami dan menghayati metodologi dan sembilan keajaiban (magic) pembuatan proposal penelitian semoga kita memiliki tenaga ahli peneliti yang genius, cerdas (a) dan (c) menghasilkan luaran penelitian yang berkualitas, serta (c). dapat menyinari instansi terkait sebagai bahan masukan bagi pengembangan kebijakan dan program yang operasional dimasa datang. Agar tujuan tersebut dapat diwujudkan, berikut disampaikan dua puluh satu kiat untuk mencapai sukses dari Nugroho A Suryo sebagai berikut:
1. Kenali diri sendiri dan lingkungan sekitar kitanya. Manfaatkan kekuatan yang dimiliki, hilangkan kelemahan, gunakan peluang dan hindari ancaman yang ada.
2. Bekerjalah dengan keras dan cerdik. Gunakan kreativitas untuk mempperoleh keunggulan bersaing.
3. Milikilah komitment yang kuat untuk menjadi pemenang dan jangan mudah putus asa.
4. Bekerjalah dengan memperhatikan konsep bisnis, indera bisnis dan suara hati nurani.
5. Buatlah perencanaan kerja tetapi jangan terlalu kaku dengan rencana tersebut.
6. Belajarlah dari pengalaman orang lain atau perusahaan lain, dan ikuti perkembangan konsep bisnis.
7. Berani mengakui kesalahan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama atau yang sudah di ketahui.
8. Berani mengambil resiko tetapi berani pula mengelola resiko dengan baik.
9. Komunikasikan pendapat secara nasional dan jangan cari musuh.
10. Lakukan perbaikan secara terus menerus baik dari sendiri maupun proses kerja di perusahaan.
11. Lihatlah perubahan sebagai teman bukan sebagai musuh.
12. Tanggap atas perubahan yang terjadi maupun yang akan terjadi.
13. Perbesar jaringan bisnis yang ada. Gunakan jaringan yang ada dan perbesar terus. Jaringan ini bukan untuk membentuk kolusi atau nepotisme, tetapi memperbesar peluang dengan cara sehat.
14. Jangan terlalu sering pindah kerja atau usaha. Tekunilah apa yang dikerjakan. Dengan menekuni, maka seseorang akan mengenali, menikmati pekerjaannya dengan baik dan menjadi ahli dibidangnya.
15. Tingkatkan kemampuan berbaha asing.
16. Tingkatkan kemampuan kepemim-pinan dan kemampuan impersonal.
17. Tingkatkan kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan imple-mentasi perubahan yang besar.
18. Tingkatkan kemampuan mengatasi konflik dan jangan menjadi penyebab konflik.
19. Tingkatkan terus kemampuan, ketrampilan kecil seperti teknik penyusunan laporan, pembuatan proposal yang baik, teknik presentasi dan teknik negosiasi.
20. Tingkatkan terus motivasi kerja dan tunjukkan kemampuan untuk berprestasi.
21. Tingkatkan terus motivasi kerja dan kemampuan bawahan atau kelompok kerja anda.

  1. Wawancara disebut juga lisan,yaitu suatu dialog yang dilakukan oleh pewawancara(interviewer)untuk memperoleh dari responden.
Ditinjau dari segi pelaksanaannya,wawancara dibagi menjadi tiga jenis.
1) Wawancara Bebas
2) Wawancara Terpimpin
3) Wawancara Bebas Terpimpin
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode wawancara,antara lain sebagai berikut
1) Pelaksanaan Wawancara
2) Prosedur Wawancara
3) Sikap Pewawancara
  1. Observasi
Obsernasi merupakan aktivitas penelitian dalam rangka mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah penelitian melalui proses pengamatan dilapangan.
Menurut keberadaan pengamat dilapangan,observasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Pengamatan terlibat (observasi partisipasi)
2) Observasi tak terlibat (observasi nonpatisipasi)
Penggunaan observasi dalam pengumpulan data mempunyai keutungan dan kelemahan sebagai berikut.
1) Keuntungan Observasi
a) Pengamat mempunyai kemungkinan untuk langsung mencatat hal-hal, perilaku ,pertumbuhan,dan sebagainya sewaktu kejadian tersebut masih berlaku.
b) Pengamat dapat memperoleh data dari subjek.
2) Kelemahan Observasi
a) Memerlukan waktu yang relative lama untuk memperoleh pengamatan langsung terhadap satu kejadian.
b) Pengamatan biasanya tidak bisa dilakukan terhadap suatu fenomena yang berlangsung lama.
c) Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati
1. Angkat atau Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya.
Kuesioner dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis,tergantung pada sudut pandanganya.
1) Dipandang dari cara menjawab
a) Kuesioner terbuka artinya member kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri.
b) Kuesioner tertutup artinya responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan.
2) Dipandang dari jawaban yang diberikan
a) Kusioner langsung,yaitu responden menjawab tentang dirinya
b) Kusioner tidak langsung yaitu jika respoden menjawab tentang orang lain
3) Dipandang dari bentuknya
a) Kusioner pilihan ganda
b) Kusioner isian
c) Check-list
d) Rating-scale
Keuntungan dari metode kuesioner antara lain sebagai berikut.
1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti
2) Dapat dibagikan secara serentak kepada responden yang jumlahnya relatif banyak
3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing
4) Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas,jujur,dan tidak malu-malu menjawab.
5) Dapat dibuat tersandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
Kelemahan dari metode kuesioner antara lain sebagai berikut.
1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak di jawab.
2) Sering kali sukar diberi validitasnya (kesahihannya)
3) Tidak jujur
4) Sering kali tidak kembali,terutama jika dikirim lewat pos.
5) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama.
  1. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis.
Pada umumnya,secara garis besar pemilihan metode penelitian dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain seperti dibawah ini.
1) Tujuan Penelitian
2) Sampel penilitian
3) Lokasi
4) Pelaksana
5) Biaya dan Waktu
6) Data
6. Menentukan Variabel dan Sumber Data
a. Menentukan variable
Variable merupakan objek penelitian yang bervariasi atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.variabel dapat dibedakan menjadi;
1) variabel kuantitatif,contohnya luas kota,umur,atau banyaknya jam.
2) variabel kualitatif,contohnya presepsi atau pandangan,atau motivasi.
b. Menentukan Sumber Data
Sumber data ditentukan berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis.
Bila cakupan subjek penelitian itu sangat luas,maka perlu ditetapkan dulu jumlah populasinya,kemudian dipilih sampel yang akan mewakili populasi tersebut.
1)      Pupulasi
Populasi merupakan sekumpulan unit-unit elementer.
2) Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil. Penarikan sampel dari populasi dapat dilakukan dengan beberapa cara.
a).  Sampel acak sederhana, maksudnya tiap unit/anggota populasi diberi nomor kemudian ditarik secara acak(random).
b).  Sampel sistematik, yang ditarik dengan cara membuat daftar anggota - anggota populasi secara berurutan.
c).  Sampel bertingkat (berstrata), yang diambil dengan cara membagi populasi atas kelas-kelas.
d).  Sampel cluster, yaitu populasi dibagi atas kelompok menurut area
e).  Sampel kuota, dilakukan dengan cara menentukan stratanya(kelas atau golongan yang berupa tingkat atau lapisan)terlebih dahulu menurut sifat-sifat yang dianggap memiliki pengaruh paling dominan terhadap variabel yang sering di tetliti.
f) Sampel sebanding(proportional sampling), hamper sama dengan sampel kuota.
g) Sampel bertujuan (purposive sampling),merupakan cara pengambilan sampel dengan tujuan tertentu.
F. Pengumpulan Data Penelitian
Seperti telah diuraikan diatas,pengumpulan data penelitian berhubungan dengan instrument penelitian.
Data dalam sebuah penelitian dapat dibedakan menjadi beberapa macam berikut.
1.      Berdasarkan cara memperolehnya
2.      Berdasarkan sifatnya
3.      Berdasarkan sumbernya
Pengumpulan data dalam penelitian dapat dilakukan melalui cara-cara berikut ini.
1.      Studi kepustakaan
2.      Analisis isi media massa
3.      Tes
Tes sebagai instrument penelitian terdiri atas dua jenis,yaitu sebagai berikut.
  1. Tes buatan guru,yaitu tes yang disusun oleh guru dengan prosedur tertentu.
  2. Tes standar ,yaitu tes yang telah tersedia dilembaga tes.
G. Pengolahan/Analisis Data Penelitian
Tahapan dalam pengolahan data meliputi :
·         editing,
·         koding
·         )tabulasi data,
·         menganalisis data,dan,
·         generalisasi dan kesimpulan.
  1. Editing
Pada tahapan editing,data yang telah terkumpul melalui daftar pertanyaan(kuesioner).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengeditan data,antara lain sebagai berikut.
Konsistensi data
·         Kelengkapan dan kesempurnaan data
·         Kejelasan tulisan
·         Pemahaman catatan
·         yang digunakan data (uniformitas data ).
·         Keseragaman satuan

f. Kesesuaian jawaban
  1. Pengkodean Data
Setelah tahap editing selesai, maka data-data yang berupa jawaban-jawaban
Responden perlu diberi kode untuk memudahkan dalam penganalisisan data.
Pengkodean data dapat dibedakan atas berikut ini.
a. Pengkodean terhadap jawaban yang berupa angka
b. Pengkodean terhadap jawaban dari pertanyaan tertutup
c. Pengkodean terhadap jawaban dari pertanyaan semiterbuka
d. Pengkodean terhadap jawaban dari pertanyaan terbuka
  1. Tabulasi Data
Tabulasi merupakan proses pengolahan data yang dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam table.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995),tabulasi adalah penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan dalam pengamatan dan evaluasi.
Tabel data dapat dilakukan melalui:
a. Tabulasi langsung, dan
b. Lembaran kode (Code sheet)
  1. Tabulasi langsung
Maksudnya data langsung ditabulasi adri kuesioner ke dalam tabel yang sudah dipersiapkan tanpa perantara lainnya.
  1. Melalui lembaran kode (code sheet)
3.      Tabulasi Data ke dalam Tabel Frekuensi dan Tabel Silang
Tabel Frekuensi
Tabulasi data ke dalam table frekuensi dilakukan sebelum analisis data, tabel frekuensi disusun untuk semua variabel penelitian yang disusun tersendiri.
Tabel Silang
Tabel ini dibuat untuk mengetahui hubungan antarvariabel
Pengolahan data melalui teknik statistik dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Distribusi frekuensi
Biasanya data yang diperoleh penelitian dari lapangan,masih berupa data mentah.
Ukuran pemusatan (tedensi sentral)
Penyusunan dan penyajian data mentah yang berbentuk distribusi frekuensi (termasuk grafik)hanya memberikan gambaran umum.untuk mendapat cirri khas dalam bentuk sebuah nilai bilangan, penelitian dapat menggunakan ukuran pemusatan (tendensi sentral) berikut ini:
1.      Modus
Modus merupakan ukuran pemusatan yang menunjukkan frekuensi terbesar pada suatu perangkat data..
2.      Median
Median adalah nilai tengah dalam sebuah kelompok nilai yang sudah diurutkan.
3.       Rerata/mean
Rerata/mean adalah niali bilangan yang berasal dari jumlah keseluruhan niali bilangan dibagi dengan banyaknya unit atau bilangan.
Dalam hubungan antarvariabel ini,ada beberapa jenis hubungan yang perl diketahui,yaitu sebagai berikut.
  1. Hubungan Simetris
Hubungan antara variabel disebut memiliki hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh yang lainnya.
Hubungan simetris apabila:
a. Kedua variabel adalah indicator sebuah konsep yang sama.
b. Kedua variabel adalah akibat dari suatu faktor yang sama.
c. Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional
d. Kedua variabel mempuyai hubungan karena kebeturan semata-mata.
Hubungan Timbal Balik
Hubungan timbale balik merupakan hubungan antara dua variabel yang saling timbale balik,maksudnya adalah satu variabel dapat menjadi sebab dan juga akibat terhadap variabel lainnya.
5. Analisis dan interpretasi Data
Tujuan utama penelitian sosial adalah mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian dalam rangka mengungkap fenomena sosial.
Interpretasi memiliki dua aspek,yaitu:
  1. Untuk menegakkan keseimbangan suatu penelitian
  2. Untuk membuat atau menghasilkan suatu konsep yang bersifat menjelaskan.
5.      Generalisasi dan Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data,penelitian dapat membuat generalisasi dan kesimpulan dari hasil penelitian.
Perhatikan contoh dibawah ini!
Berdasarkan pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut.
  1. Menyonte adalah perbuatan curang
  2. Siswa-siswa yang suka menyontek tidak pernah belajar
  3. Siswa-siswa yang rajin
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis diatas,maka generalisasinya dapat dibuat sebagai berikut.
  1. Siswa yang tidak pernah belajar
  2. Siswa yang rajin belajar
Dari generalisasi tersebut maka dapat ditarik kesimpulan.
  1. Siswa yang tidak pernah belajar memiliki indikasi untuk menyontek
  2. Siswa yang suka cenderung untuk menyontek
  3. Siswa yang rajin belajar menolak perbuatan menyontek
  4. Siswa yang disiplin menghindarkan diri dari perbuatan menyontek
  5. Siswa yang rajin belajar cenderung tidak melibatkan diri dalam kegiatan menyontek.
  6. Siswa yang disiplin memiliki indikasi untuk menolak melakukan perbuatan menyontek.

12. PENYUSUNAN LAPORAN HASIL PENELITIAN
Tahap akhir dari suatu kegiatan penelitian adalah menulis atau menyusun laporan penelitian.
       1. Syarat-Syarat Penulisan Laporan
a. Penulisan laporan harus tahu betul kepada siapa laporan itu di tunjukan.
b. Penulisan laporan harus menyadari bahwa pembaca laporan tidak terlibat dalam     kegiatan penelitian.
c. Penulisan laporan menyadari bahwa latar belakang pendidikan, pengalaman,dan minat pembaca laporan tidak sama.
d. Laporan penelitan merupakan yang poko dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan.


2.Format laporan Penelitian.
Menurut Borg dan Gall (dalam suharsimi Arikunto:1987), salah satu format laporan penelitian adalah seperti disebutkan berikut ini.
a.       Bahan/Bagian pendahuluan (Preliminary materials)
b.       Gamabaran Laporan /Bagian Inti (Body of paper)
c.        Bahan-bahan/bagian penunjang.
Secara singkat bagian-bagian laporan penelitian tersebut akan dipaparkan dibawah ini.
1. Bahan/bagian pendahuluan
Di dalam bagian ini penelitian menjelaskan kepada pembaca terutama tentang sistematika tulisan agar pembaca dapat mengikutinya dengan mudah.
2. Bab pendahuluan
Mulai bab ini peneliti sudah memaparkan tentang permasalahan,apa sebab atau apa alas an penelitian itu dilakukan,dimana pentingnya.
3. Bab penelaahan kepustakaan
Bagian ini memaparkan kepada pembaca mengenai hal yag telah dirintis oleh penelitian lain untuk memberikan penekanan pentingnya permasalahan.
4.Bab metodologi
Bagian ini menerangkan kepada pembaca tentang subjek,objek,ruang lingkup penelitian,pendekatan yang diambil samapai dengan teknik pengumpulan datanya.
5.Bab penemuan
Bagian inilah yang sebenarnya merupakan inti laporan penelitian.
6. Kesimpulan dan diskusi
Bagi pembaca yang hanya memiliki waktu sedikit,biasanya yang dibaca hanya tujuan'hipotesis'dan hasil penelitian(kesimpulan penelitian).
7.Memprestasikan hasil Penelitian
Setelah Anda pahami bagaimana langkah-langkah melakukan suatu penelitian.
I. Penyusunan Artikel Hasil Penelitian
Penulisan artikel menggunakan sistematika tanpa angka ataupun abjad.
  1. Judul
  2. Nama penulis
  3. Sponsor
  4. Abstrak dan kata kunci
  5. Pendahuluan
  6. Metode
  7. Hasil
  8. Pembahasan
  9. Kesimpulan dan saran
  10. Daftar rujukan
2. Mempresentasikan Hasil Penelitian
Sebuah penelitian belum berarti jika tidak dipresentasikan.
Oleh karena itu,ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan presentasi di kelas,yaitu sebagai berikut.
  1. Persiapan
Dalam tahap ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,yaitu:
  1. Membuat kerangka utama bahan yang akan dipresentasikan
  2. Mengetahui karakteristik dan dasar pengetahuan pendengar
  3. Mempersempit topic presentasi menjadi beberapa pemikiran utama
Ada beberapa teknik yang harus dikuasai,yaitu sebagai berikut.
  1. Membuat suasana yang santai dan rileks
  2. Menggunakan kata gati personal(misalnya kita)dalam memberikan presentasi
  3. Melakukan kontak mata denga pendengar
  4. Menggunakan suara yang ramah/akrab
  5. Member pertanyaan-pertanyaan kepada pendengar untuk melibatkan mereka
  6. Mengambil kesimpulan sesuai dengan pemikiran yang dipresentasikan
  7. Menyisakan waktu untuk beberapa pertanyaan.
·         Penggunaan Alat Audio - Visual
  1. Bila menggunaka computer periksalah apakah hardware yang digunakan cocok dengan software-nya
  2. Datang lebih awal untuk memeriksa alat bantu yang akan digunakan (audio-visual,komputer).
  3. Menggunakan huruf-huruf sederhana
  4. Melengkapi setiap pemikiran utama dengan material yang bisa ditunjukkan
  5. Jangan membagikan kertas/dokumen,termasuk kerangka utama sebelum memulai presentasi.
·         Moderator
Dalam sebuah prestasi peran moderator sangatlah penting.
  1. Memberi kesempatan kepada para peserta/pendengar untuk bertanya.
  2. Mencegah terjadinya penguasaan forum oleh orang-orang tertentu saja.
  3. Mengatur kesempatan berbicara para peserta/pendengar secar bergiliran.
  4. Mengatur jalannya presentasi agar dapat dipahami oleh semua peserta/pendengar.
DAFTAR PUSTAKA
2.      Creswell, John W, Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, Second Edition,California : Sage Publication, 2003.
3.      Leedy, Paul.D. and Jeanne.E. Ormrod. Practical Research: Planning and Design Research Edisi 8, Ohio : Pearson Merrill Prentice Hall, 2005.
4.      Sakaran, Uma, Research Methods for Business: A Skill Building Approach, second edition, New York: John Wiley& Sons, Inc, 1992.
5.      Sambodo, http://sambodo.multiply.com/journal/item/3/Apa_itu_Latar_Belakang_Masalah_ , diakses 29 september 2010 pukul 18.15
6.      Sylvie, http://sylvie.edublogs.org/2007/05/08/merumuskan-masalah-penelitian/ , diakses 29 september 2010 pukul 18.47
7.      Soekadijo, Logika Dasar, tradisional, simbolik, dan induktif, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993.
8.      Toto Syatori Nasehuddien. Metodologi Penelitian (Sebuah Pengantar). Cirebon : STAIN Cirebon, 2008.
9.      Vardiansyah, Dani, Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Jakarta : Indekls, 2008.
10.  Wahidin, Khaerul, dkk., Metode Penelitian, Cirebon : STAIN Press, 2002.

















Ø  NURUL HUSNA (0905170992)
Ø  CUT RATNA DEWI (0905170964)
Ø  NUR JADIDAH (0905170963)
Ø  MARLINA
Ø  TOMI IRAWAN (0905170966)
Ø  MIRNA MARINI (0905170996)
Ø  EDI MISWAR
Ø  MAULIYANA (0905170988)
Ø  MARZATI (0905170953)
Ø  SYARWANI (09051709  )
Ø  ZAITUN MUNAR (09051709  )
Ø  KHAIRUN NISAK (09051709  )
Ø  MAULIZA (09051709  )
Ø  RAHMI MAYASARI (09051709  )
Ø  REVI AFRIZAL (09051709  )
Ø  EDI SUHERI (09051709  )
Ø  SUFIANA SS (0905170960)
Ø  HERI SAPUTRA (09051709  )